S~2 Bab 8

10.6K 1K 29
                                    

[Typo Bertebaran.]
.
.
.
***


***

"Oma nanti siapin makanan buat Vero juga ya!"

Al meminta kepada Omanya itu. Sekarang Al sedang sarapan roti diatas meja bersama dengan keluarganya pagi ini. Ia menatap sang Oma yang berjalan menghampirinya dengan kotak bekal ditangannya.

"Iya Oma siapin dulu ya." Chris langsung kembali menuju kearah dapur untuk memenuhi permintaan cucunya itu. Lagipula ia membuat lebih tadi, dari pada tidak dimakan karena hanya Al yang ia bekali.

Aska yang mendengar penuturan keponakannya itu menatap malas kearah Al."Dia gak perlu dibekalkan makanan juga kali Al, dia kan bisa bekal sendiri!" ujarnya kepada sang keponakan.

Al menggeleng kepala mendengar penuturan Omnya itu." Gak boleh pelit loh, kan kasian Vero gak makan karena gak bekal." tutur Al kepada Omnya.

Aska menghela nafasnya." Gak mungkin dia gak dikasih uang sama ayahnya! Kenapa dia gak beli makanan?" ucapan dari Aska membuat Al jadi kepikiran.

"Bener juga, tapi Vero gak kekantin karena gue." pikir Al.

"Al!" Panggil sang Daddy yang berada disebelahnya segera mengalihkan perhatian Al. Al menatap bingung Daddynya itu.

"Hari ini kesekolah sama Papamu dulu. Daddy ada urusan dikantor Opa mu."
Al mengaguk mengerti, sampai suara sahutan dari Omnya membuat mereka semua beralih menatap Aska.

"Biar aku aja kak yang ngantar Al nya!"

"Biar aku saja!" Felix menatap Aska dengan raut datarnya.

"Al sama Om aja." Aska menatap Al penuh harap.

Felix yang kebetulan juga duduk disebelah Al menatap putranya itu dengan lembut." Al mau sama Papa kan?" tanyanya kepada Al.

Al menghela nafasnya lelah."Kalau bisa dua-duanya kenapa harus rebutan." Setelah mengatakan itu Al tak mengindahkan kedua orang yang sekarang saling bertatapan dengan dinginnya. Ia lebih memilih menikmati roti dengan selai coklat kesukaannya.

*

Al berjalan menuju mobilnya bersama Om dan Papanya. Karena mereka berdua ingin mengantarnya ia hanya bisa menerimanya.

Felix dan Al segera ingin masuk ke mobil yang sudah disiapkan. Baru saja Al ingin membuka pintu mobil dan duduk dikursi depan, tangannya langsung ditahan oleh sang Om.

"Kita duduk dibelakang aja Al." Mendengar itu Al segera mengangguk dan beralih berjalan menuju kursi belakang.

Felix yang mendengar penuturan Aska menatap tajam lelaki itu."Lo pikir gue supir!" tekan Felix penuh emosi. Al hanya mengangkat bahunya tak peduli. Sedangkan Aska menatap Felix dengan senyum mengejeknya.
"Menurut gue sih pas-pas aja Lo jadi supir." ujar si Aska.

Wajah Felix semakin dingin dibuatnya, Setelah itu senyum smirk terukir diwajahnya. Tangannya yang memegang kunci itu terangkat dan dengan cepat ia melempar kunci mobilnya kearah Aska.

Aska yang mendapatkan tindakan yang tiba-tiba seperti itu membulatkan matanya terkejut, untung saja responnya sangat cepat segera menangkap kunci mobil itu sebelum mengenai wajahnya.

Felix segera berjalan menuju sisi yang lain dari mobil." Lo yang bawa mobilnya!" Setelah mengatakan itu Felix segera masuk kedalam dan duduk disamping Al.

Aska menatap kunci ditangannya dengan mulut terbuka lebar, setelah itu wajahnya seketika berubah masam saat mengetahui ia yang sekarang disuruh seperti seorang supir.

Al membuka jendela mobilnya dan mengeluarkan kepalanya melihat Omnya yang berdiri diam tak bergerak. "Om cepetan! Nanti Al terlambat ke sekolahnya." teriak Al. Aska yang mendengar ucapan dari keponakannya itu hanya bisa pasrah, dengan terpaksa ia masuk kedalam mobil dan mengemudikannya.

ALVIN ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang