[Typo Bertebaran.]
.
.
.
***
***
Al berjalan memasuki kelasnya dengan santai. Tapi, saat matanya tertuju pada bangku yang ia tempati tidak, lebih tepatnya orang yang duduk dikursi sebelah tempatnya yang telah menjadi teman sebangku barunya semalam, Vero.Berjalan dengan santainya berbeda dengan hatinya yang penuh akan emosi yang terpendam. Dengan dengusan kecil dan tatapan matanya yang terkesan sinis saat menatap Vero. Di letaknya tas yang sedari tadi setia di punggungnya itu diatas meja dengan kasar hingga menimbulkan bunyi yang cukup keras.
Murid-murid yang ada dikelas cukup terkejut hingga menatap aneh Al yang sekarang menampilkan wajah yang sangat tidak bersahabat. Karena tak terlalu perduli mereka kembali beraktivitas seperti semula.
Vero menatap Al terkejut sekaligus bingung."Al?" Panggilnya dengan lembut tapi tak ada sahutan dari sang empu yang sekarang duduk dengan diam menatap pemandangan di luar jendela.
Hari ini Al ingin mendiami Vero seharian, ia ingin marah sama Vero karena selama ini sudah meninggalkannya tanpa kabar. Padahal saat itu Vero adalah teman satu-satunya yang ia miliki. Lagipula bukankah Vero sendiri yang berjanji akan terus menghubunginya dan berteman dengannya untuk selama-lamanya. Tapi apa? Ia menghilang dan sekarang saat ia hampir lupa akan keberadaannya dia kembali lagi.
Vero yang terasa terabaikan hanya bisa menghela nafasnya dengan berat. Ia menatap Al yang sekarang duduk menyamping tak ingin menatap dirinya.
*
Bel istirahat berbunyi, tak seperti biasanya Al dengan cepat membawa kotak bekalnya dan keluar kelas dengan cepat. Vero berniat menyusul Al tetapi kedatangan ketiga anak perempuan disana menghalangi pergerakannya.
"Vero, ayo kita kekantin bareng!" Ajak salah satu anak dengan antusiasnya.
Vero tak menghiraukan mereka, matanya hanya tertuju pada punggung Al yang sekarang sudah menghilang dibalik pintu kelasnya."Minggir!" perintah Vero yang penuh penekanan.
Mendengar hal itu ketiga anak perempuan itu menjadi terdiam membeku, saat Vero sekali lagi mengucapkan hal yang sama dengan nada yang sedikit lebih tinggi. Mereka pun segera memberi jalan untuk Vero berjalan melewati mereka.
Tatapan penuh kekecewaan hanya bisa mereka utarakan.
"Yah gagal lagi!" keluh mereka bersamaan.
Vero dengan cepat mencari keberadaan Al, saat ia melihat Al yang sudah memasuki lift ia dengan cepat menuju kesana. Tapi, ia sedikit terlambat saat pintu lift sudah tertutup. Vero pun beralih berjalan dengan cepat menuju tangga.
Beralih dengan keberadaan Al, setelah lift berhenti dan pintu terbuka, ia melangkahkan kakinya menuju ketempat biasa ia tuju. Tapi tiba-tiba Vero datang dari arah belakangnya dan menarik salah satu tangannya membawa ia pergi entah kemana.
Al mencoba memberontak melepaskan diri tapi, pegangan yang cukup kuat membuatnya sedikit kesulitan. Al hanya bisa pasrah mengikuti langkah Vero yang berjalan cukup cepat membuat ia sedikit kesulitan menyesuaikan langkahnya.
Vero segera berhenti, dengan kuat Al menyentak tangannya yang sudah dipegang Vero hingga terlepas."Kamu kenapa narik-narik aku?!" Al bertanya dengan nada tingginya, menatap Vero dengan ekspresi marahnya. Ternyata Vero membawanya kebelakang bangunan sekolah.
Vero menatap Al dengan ekspresi sedihnya." Al kenapa cuekin Vero dari tadi?" Bukannya menjawab ia balik bertanya kepada Al, karena sedari tadi ia sangat bingung dari awal Al masuk kelas, sampai pembelajaran dimulai hingga sekarang waktu istirahat Al selalu diam dengan ekspresi yang terlihat marah. Ia tak tahu apakah ia ada berbuat salah?

KAMU SEDANG MEMBACA
ALVIN ✓
Teen Fiction~ Familyship, Brothership, Bromance dan Friendship *** Kisah seorang remaja yang meninggal akibat kecelakaan dan bertransmigrasi ke tubuh seorang anak berumur empat tahun yang hidup di jalanan. Disaat meratapi nasibnya remaja itu di kejar-kejar pre...