Bab 18

19.7K 1.7K 29
                                        

[ Typo Bertebaran.]
.
.
.
***

Di sebuah kamar bernuansa biru gelap, Seorang anak kecil sedang menggeliat tak nyaman dari tidurnya, anak itu adalah Al.

Eugh!

Lenguhan terdengar dari Al yang baru saja terbangun dari tidurnya, ia memegang kepalanya yang terasa pusing.

"Ini di mana?" Tanyanya menelisik ruangan yang sama sekali asing di penglihatannya.

"Bukannya gue tadi di culik ya?"

"Jadi heran gue selama jiwa gue masuk ni tubuh bocah selalu aja gue jadi incaran penculik, gak bisa apa gue sendirian tanpa ada yang niatan mau menculik gitu." Gerutu Al kesal, Al pun melihat sekitar ruangan yang di tempati nya, tidak ada siapapun selain dirinya dikamar ini. Kakinya mencoba untuk turun dari ranjang yang sempat ia tempati. Melangkahkan kakinya ke arah pintu ingin kabur dari sini.

Tapi, belum sempat ia menyentuh ganggang pintu itu, ia sudah keduluan dengan seseorang dari balik pintu itu.

Ceklek!

Pintu segera terbuka, Al memundurkan tubuhnya untuk menghindar terkena pintu yang akan terbuka lebar itu. Di lihatnya orang yang berada di depannya dengan bingung. Sesosok pemuda yang sangat ia kenali berdiri menatap dirinya dengan ekspresi yang sulit diartikan.

"Loh, kok ada ni orang, apa dia mau nolongin gue lagi ya?" Pikir Al melihat orang di depannya itu, menurutnya pemuda yang berada di depannya ini akan menolong dirinya.

"Kau sudah bangun?" tanya pemuda itu, atau yang sekarang kita ketahui adalah Felix.

Felix menatap anak di depannya yang berdiri diam termenung.

"Hah?"

"Gue udah jelas-jelas bangun, dan dia masih nanya?" Batin Al heran.

"Abang mau nolongin Al lagi ya?" Tak mau banyak berpikir Al langsung saja bertanya kepada orang di depannya itu.

"Apakah kau berpikir aku sedang menolong mu?"

"Sepertinya kau salah besar, akulah orang yang sudah menculik dirimu!" Ucapan dari Felix membuat Al seketika terdiam, setelah itu anak itu kembali tertawa menatap orang di depannya.

"Hahaha, Abanggg__ jangan bercadanya sekarang, ayo kita pergi sebelum orang yang culik Al nya datang." Al menarik tangan pemuda di depannya itu, tapi bukannya bergerak pemuda itu hanya diam tak bergeming sedikitpun.

"Abang?"

"Kau tidak akan kemana-mana!"

"Dan mulai sekarang jangan panggil aku Abang! Panggil aku dengan sebutan Papa! Karena mulai sekarang kau akan menjadi anakku." Ujar Felix dingin, Felix pun dengan cepat mengambil anak di depannya itu kedalam gendongannya. Membawanya kembali ketempat tidurnya.

Al kembali lagi di buat terdiam, mendengar perkataan dari pemuda itu. Mencoba mencerna apa yang sudah terjadi kepada dirinya.

"Dari awal gue di angkat jadi anak sama anak SMA gue udah heran, ini di tambah lagi sama ni orang yang mau gue jadi anaknya juga, gak habis pikir gue. Ada yang salah sama otak mereka?" Al tak dapat bereaksi saat ia di dudukkan kembali di tempat tidurnya.

Tok..

Tok...

"Tuan ini makanan nya." Ucap salah satu pengawal yang mengantarkan nampan yang berisikan makanan, setelah itu pengawal itu kembali pergi meninggalkan Tuannya bersama seorang anak kecil.

"Makanlah!" Felix mengambil makanan itu, diambil makanan menggunakan sendok lalu ia pun mencoba menyuapi Al.

Al yang sedari tadi diam hanya bisa menerima makanan yang di berikan tanpa menolak sedikitpun.

ALVIN ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang