Bab 11

22.5K 2K 7
                                    

[Tandai Typo]
.
.
.
***


Bosan, sangat-sangat bosan. Itulah yang Alvin rasakan sekarang. Bagaiman pun sudah satu bulan ia menempati tubuh balita ini dan selama satu bulan juga ia hidup di keluarga yang sangat overprotektif terhadapnya.

Banyaknya larangan yang ia dapatkan, dari yang tidak boleh turun menggunakan tangga, setiap makan harus di pangkuan salah satu dari mereka, tidak boleh makan yang pedas-pedas, tidak ada eskrim, tidak ada mie. Bahkan saat ia tidurpun kamar Daddynya itu akan terkunci yang dimana membuatnya tidak bisa keluar.

Alvin berjalan tanpa arah, kekiri-kanan sambil jarinya mengetuk dagunya mencoba berpikir keras. Daddy nya tidak ada di rumah, juga semua lelaki Groston itu. Marsel sedang tidur di temani bundanya sedang kan Oma dan Gradma sedang ada di dapur. Untuk Nenek buyut dan Kakek nya mereka sedang pergi berkunjung di rumah temannya.

Tinggal dirinya sendiri di ruang tamu, ditemani banyaknya bodyguard yang menjaga Mansionnya. Bahkan semenjak kejadian ia keluar hujan-hujanan waktu itu. Sang Daddy menambahkan puluhan bodyguard untuk mengawasi dan menjaga dirinya. Ia tahu mereka khawatir tapi ia juga butuh kebebasan.

Al berhenti dari kegiatannya, matanya berbinar saat sebuah ide muncul di otak kecilnya."Hhhh__sepertinya ini akan menarik." Segera ia pergi dari ruang tamu menuju suatu tempat yang baru-baru ini ia lihat.

*
Kaki kecilnya mengendap-endap, matanya melirik kekiri-kanan untuk melihat keadaan. Sebelum kesini ia kedapur dulu melihat situasi di dapur. Ternyata Oma dan Gradma nya masih sibuk di dapur, mempermudahkan ia menjalankan aksinya.

"Ada penjaga, gimana nih?" Al mengintip di balik tembok melihat adanya beberapa pengawal yang menjaga di sekitar tempat yang ingin ia tuju.

Al sekarang ada di belakang mansion, ingin menuju pintu belakang yang langsung menembus ke jalan keluar.
Dimana ia bisa mengetahui tempat itu.
Karena ia tak sengaja melihat dari atas balkon ada beberapa pengawal yang keluar masuk dari sana.

Matanya meliar mencari sesuatu yang bisa ia gunakan untuk mengalihkan perhatian. Sampai sebuah batu kecil yang tidak jauh di tempat ia berada membuat nya langsung mengambil batu itu. Ia pun melempar batu itu di semak-semak yang cukup dekat dengan para pengawal.

Dugh!

"Apa itu?"

"Cepat periksa!" Para pengawal yang mendengar sesuatu di dekat semak-semak pun segera menuju ke sana. Melihat tidak ada satu pun penjaga di sekitar pintu Al pun segera berlari dan keluar di balik pintu yang lumayan kecil itu.

*
"Akhirnya gue bisa keluar, maaf ya Daddy Rafa, gue akan kembali setelah puas jalan-jalannya." Kakinya melangkah dan berlari cukup jauh meninggalkan Mansion yang satu bulan ini ia tempati.

Di lain tempat, kedua wanita keluar dari dapur menuju ruang tamu untuk melihat cucunya berada. Saat sudah sampai mereka tidak melihat keberadaan cucu mereka itu.

"Kak, Al nya tidak ada." Ucap Chris kepada Olivia.

"Mungkin Al sedang di kamar, ayo kita lihat dulu." Olivia dan Chris pun segera berjalan menaiki tangga menuju kamar Al.

"Kak, di kamar juga tidak ada." Chris panik saat mendapati kamar cucunya itu kosong. Tidak ada tanda-tanda nya Al di sana.

"Segera panggil bodyguard yang menjaga Al."

Beberapa bodyguard pun segera datang."Kalian cari keberadaan cucuku di Mansion ini!" Perintah Olivia dingin.

"Kak, cucuku kemana kak?" Tanya Chris khawatir.

"Sabar Chris, cucu kita pasti ada di suatu tempat, mereka akan mencari keberadaan nya." Olivia mencoba menenangkan adik iparnya, sebenarnya Olivia juga khawatir. Ia takut tidak bisa menemukan cucunya itu.

"Kak Olivia, Chris. Ada apa?" Ujar Agatha yang baru saja tiba. Saat ia menemani putranya tidur, ia mendengar sedikit keributan di luar dan ia pun langsung menuju kesini saat melihat pintu kamar cucunya terbuka lebar.

"Kak Agatha, cucuku kak. Al tidak ada." Chris tak mampu menahan air matanya, Agatha pun segera memeluk adik iparnya itu memberikan ketenangan.

Tok..

Tok..

"Nyonya, kami sudah mencari keberadaan tuan kecil dimana-mana dan kami tidak dapat menemukan tuan kecil." Mendengar perkataan dari beberapa bodyguard itu, membuat tubuh Chris bergetar hingga tangisnya semakin pecah.

"Agatha cepat telpon Rafa dan Alex. Sisanya biar aku yang menelpon." Agatha pun segera melaksanakan perintah sang kakak.

"Chris kau duduk dulu, jangan khawatir kita pasti akan menemukannya."

Dengan cepat Agatha menghubungi sang keponakan.

"Rafa, segera lah pulang."

"----"

"Al hilang, kami sudah mencarinya kemana-mana."

"----"

"Iya, cepatlah!"

Sambungan pun terputus, setelah itu Agatha pun menghubungi Alex.

"Mereka akan segera kesini kak."

"Ya, aku juga sudah menelpon Daddy dan Mommy untuk segera pulang."

.
.
.
.
.
~Next

ALVIN ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang