Situation: ketika mereka sekelas sama gebetannya
"Lo mau uang nggak?"
"Hah?"
Sangah melepaskan earphone yang terpasang di kedua telinganya. Ia melihat laki-laki di depannya. "Lo ngomong sama gue?"
"Iya."
"Tadi nanya apaan?"
"Lo mau uang nggak?"
"Nggak, anjir. Lo nyogok gue demi apa?"
Lawan bicara Sangah, Jay, menunjuk meja yang sedang ia tempati.
"Buat meja? Ini meja punya lo atau punya bapak lo?"
"Gue mau duduk di sini. Biar lo pindah, gue kasih lo uang. Lo mau nggak?"
Sangah menggeleng. "Gue udah bilang gue nggak mau uang. Apalagi demi meja ini doang. Lo duduk di sini biar kalau tidur nggak ketahuan guru kan?"
"Nggak juga."
"Pokoknya gue nggak mau pindah. Siapa cepat dia dapat. Salah lo sendiri kenapa datengnya siang," Sangah kembali memasangkan earphonenya dan menelungkupkan kepalanya. Tahu gini, dia nggak usah ngurusin Jay, nggak berfaedah.
"Ya udah."
Dapat Sangah lihat lewat ekor matanya bahwa Jay pergi dari hadapannya. Sangah tersenyum licik, mengetahui bahwa dia menang adu mulut dengan Jay, laki-laki yang terkenal sering diperdaya teman-temannya karena uangnya. Nggak salah, sih, toh, dia sendiri yang nawarin.
Greeeek!
Sangah melihat ke sampingnya. Laki-laki yang kurang dari semenit berdebat dengannya perihal meja dan uang sudah duduk di sampingnya.
"Lo kenapa duduk di sini?" Tanya Sangah, ia kira Jay bakal pindah di depan atau barisan tengah, atau minimal... jangan duduk di samping dia, lah!
"Biarin."
Tiba-tiba, terdengar suara dari depan bangku Sangah, "Gue denger, temen sebangku kita nggak bakal pindah selama satu semester."
"PINDAH LO SANAAAAA! KAGA MAU GUE SEBANGKU SAMA LO!"
"Ogah."
Jay, kalau tahu gebetannya sekelas sama dia, sebisa mungkin dia nggak akan nunjukin kalau dia suka sama cewek itu. Padahal mah, tetap ketahuan sama temen-temen sekelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Republik Cinta
FanfictionENHYPEN | GIRLS Kalau kata HIVI mah, ada yang jatuh cinta, ada yang gagal cinta, juga ada yang digantung hatinya Cerita ketujuh laki-laki mengejar cintanya masing-masing