Situation: ketika mereka sarapan bareng sama gebetannya
"Tumben makan di sini."
Jay mengangkat kepalanya setelah menyuap bubur ayam pesanannya di kantin. Dia kembali fokus pada buburnya daripada harus membalas segala percakapan perempuan di depannya.
"Biasanya bawa makanan pakai tempat bekal mawarware. Punya Emak lo, ya? Tumben nggak dibawa. Kenapa? Dihilangin sama lo?"
"Nggak."
"Apa iya?"
"Gue lagi makan, Sangah."
"Ya gue juga tahu, Jay."
Sangah berdiri dari tempat duduknya. Jay bisa bernafas lega. Tolong, lah, nanti juga ia ketemu sama perempuan itu. Sekarang? Masih jam enam lebih lima belas menit, masa iya dia harus empat puluh menit lebih awal ketemu sama Sangah? Kan belum siap.
"Gue numpang di sini, ya."
Jujur, Jay mau nemplokin mukanya ke buburnya aja. Ia kira perempuan itu hanya mengajaknya ngobrol biasa dan sebentar. Ternyata mau sarapan bersama dengannya. Tidak ada yang berbicara karena sibuk menghabiskan sarapannya.
"Ada ulangan hari ini?" Tanya Sangah.
Jay menggeleng.
"Ada tugas?"
Jay menggeleng juga.
"Oke, deh. Kalau gitu gue dulu-
"Wait!"
"Apa?"
"Duduk dulu."
Sangah menuruti apa kata Jay. Dia menunggu sepatah kata yang akan keluar dari mulut Jay tapi sayangnya laki-laki itu tidak mengeluarkan suaranya. Sangah benar-benar bingung dibuat Jay, alhasil dia memilih untuk memainkan kotak styrofoam bekas nasi kuningnya. Dibolong-bolongin gitu pakai kukunya.
"Udah, ayo," ucap Jay lalu berdiri dan meninggalkan Sangah.
Sangah berdiri sambil mencak-mencak, "Minta ditemenin habisin makan tuh bilang, kek. Gue udah kelihatan kayak orang gila nungguin dia."
Jay, kalau bisa sarapan bareng sama gebetannya, dia tetap teguh pada pendiriannya yaitu menjadi cowok cool. Gengsinya lebih besar emang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Republik Cinta
FanfictionENHYPEN | GIRLS Kalau kata HIVI mah, ada yang jatuh cinta, ada yang gagal cinta, juga ada yang digantung hatinya Cerita ketujuh laki-laki mengejar cintanya masing-masing