10.6 Confession | Jungwon Jihan

70 10 0
                                    

Situation: ketika mereka berhasil ngungkapin perasannya ke gebetannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Situation: ketika mereka berhasil ngungkapin perasannya ke gebetannya




"Won, tumben belum pulang?"

Jungwon yang sedang memainkan handphonenya langsung menyimpannya dalam kantung celana abunya. Dia berdiri dan menghampiri perempuan di depan pintu kelasnya.

"Sengaja. Gue nungguin lo piket. Gue mau ngajak lo jalan-jalan."

"Jalan-jalan? Ke mana? Gue belum izin ke Mama."

Jungwon tersenyum tipis. "Gue udah izin tadi. Diizinin, kok. Ayo."

Jihan melompat kegirangan. Jungwon hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

Mereka berdua berjalan ke parkiran untuk mengambil motor Jungwon. Jihan tinggal duduk diam saja di atas motor sementara Jungwon mengendarai motor hitamnya itu ke jalan yang ia maksud untuk berjalan-jalan.

"Jalan dikit nggak apa-apa, kan?" Tanya Jungwon sambil melepaskan kaitan helm Jihan. Jihan mengangguk.

Mereka berjalan berdampingan. Jihan melihat jalan yang berada di tepi sungai tengah kota itu. Sangat cantik karena dihiasi bunga sakura yang rindang.

"Cantiiik banget."

Jungwon membiarkan sahabat perempuan itu berjalan, berjalan cepat, atau bahkan berlari untuk melihat sepanjang jalan ini. Ia tahu kesukaan Jihan adalah bunga sakura yang sedang mekar.

"Lo keren, Won, bisa tahu jalan ini," Jihan memainkan kelopak-kelopak bunga sakura yang berjatuhan di bangku yang ia duduki sekarang.

"Gue emang keren. Makasih buat apresiasinya."

"Salah ngomong gue."

Jungwon tidak menjawab pernyataan Jihan. Ia sibuk mengeluarkan earphone dari dalam tasnya. Laki-laki itu memberikan sebelah earphonenya untuk dipakai Jihan. Di telinga keduanya terdengar alunan lagu Cherry Blossom dari musisi Dept.

"Tumben lo bawa gue ke sini, Won," ucap Jihan di tengah keheningan mereka.

Jungwon melirik Jihan singkat. "Gue tahu lo bakal suka jalan ini. Ekspektasi gue nggak kalah jauh sama realitanya."

"Nggak ada alasan lain?"

"Gue lagi...Jatuh cinta, kayaknya."

Jihan tertawa, "Orang beruntung mana yang ditaksir sama lo?"

"Kalau gue bilang lo orangnya, boleh?"

Jungwon, kalau confess, berusaha kayak ngobrol biasanya aja. Nggak ada yang namanya detak jantung berdebar. Dia ngomong sesuai faktanya aja.

Republik CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang