7.2 Time Stop | Jay Sangah

32 6 0
                                    

Situation: ketika mereka ditemenin sama gebetannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Situation: ketika mereka ditemenin sama gebetannya




"Mau ke mana?"

"Keluar sebentar." Jay mengangguk. Laki-laki itu melanjutkan hobinya untuk membuat musik atau pun ngecover lagu.

Siang menuju sore hari, entah ada angin apa Jay mengajak perempuan maung itu untuk ikut menemaninya berlama-lama di studio musik sewaannya. Sangah pun tidak tahu kerasukan apa atau siapa sampai bisa berakhir berduaan di studio ini.

Sekitar lima menit kemudian, Sangah kembali dengan satu kantung plastik putih. Dapat Jay simpulkan bahwa perempuan itu pergi ke minimarket di dekat studio ini. Sangah duduk di sofa kecil yang telah disediakan dan tangannya mengipas-ngipas wajahnya.

Jay yang memperhatikan gerakan Sangah pun memutuskan untuk mengambil remote AC dan mengubah temperature suhu AC ke suhu yang lebih dingin. Jay mendekati Sangah dan duduk di sebelah Sangah.

"Beli apa?"

Sangah tersenyum bahagia dan memperlihatkan isi kantung jajanannya. Mulai dari makanan ringan, minuman, bahkan sampai es krim pun ada di sana.

"Bagi, dong."

"Enteng banget mulut lo. Ini pakai uang gue. Lo berkontribusi nggak dalam perjajanan gue tadi? Hah?" Sangah kembali menutup kantung plastiknya dan menyembunyikannya di belakang badannya.

Jay yang melihatnya hanya tersenyum dan memutuskan untuk mengistirahatkan tubuh. Ia butuh tidur. Berjam-jam di ruangan bersuhu dingin bukannya membuatnya fokus malah jadi ngantuk.

Tiba-tiba, suhu yang lebih dingin dari AC, menempel pada kulit mulus laki-laki itu. Dia membuka matanya pelan-pelan dan melihat Sangah sedang menempelkan sebuah kaleng soda pada pipi kanannya.

"Kenapa lo? Kayak putus harapan gitu," Sangah memindahkan posisi kaleng soda itu ke pipi kiri Jay.

Dengan mulut cemberutnya, "Gue bagi satu soda aja. Ambil,"

Setelah memastikan Jay mengambil kaleng soda berwarna merahnya itu, Sangah mengobrak-abrik kantungnya, dia butuh asupan makanan sekarang.

"Makasih, ya."

Sangah melihat Jay dengan ekspresi terkejutnya. "Seorang...Jay...bisa...berterima kasih juga?!"

"Makasih udah mau nemenin gue."

Jay, kalau bisa berduaan sama gebetannya lama-lama, jadi kelihatan sisi lembutnya. Nggak lagi-lagi nunjukkin sifat kelolaannya alias bingung mau ngapain kalau sama gebetannya.

Republik CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang