4.2 Right Person Wrong Time | Jay Sangah

51 7 0
                                    

Situation: ketika mereka ketemu gebetannya di waktu yang nggak terduga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Situation: ketika mereka ketemu gebetannya di waktu yang nggak terduga

Memilih untuk menghindari macet, Sangah memilih jalan memutar alias lewat belakang sekolahnya untuk pulang. Untungnya, ia hari ini bawa motor jadi nggak perlu berlama-lama di angkutan umum.

Guk! Guk! Guk!

Sangah menghentikan motornya mendadak karena gonggongan dari anjing kecil yang sedang berdiri menghadapnya. Awalnya, ia ingin menghampirinya cuma seseorang yang menurutnya sering mengganggunya itu datang dari toko di belakangnya.

Seseorang itu, Jay, sedang memberikan anjing itu makan. Ekor anjing kecil itu bergoyang-goyang dan membuat Sangah ingin menghampirinya meski ada Jay. Dia menepikan motornya.

"Lo suka anjing?" Tanya Sangah, berdiri di depan Jay.

Jay yang sedang berjongkok, menengadahkan kepalanya untuk melihat lawan bicaranya, dan kembali fokus pada anjingnya. "Suka. Lebih suka daripada kucing."

"Oh, gitu. Baru tahu gue," ucap Sangah. Perempuan itu jadi mau ikutan jongkok karena mau ngelus bulu anjingnya.

Jay berdiri sebelum Sangah berjongkok. "Duduk di kursi aja," ujar Jay sambil mengangkat anjing itu dan menaruhnya di atas kursi.

Sangah menurutinya. Diambilnya anjing itu dan ditaruh di atas pahanya. Dielus-elus, diajak main, diajak ngobrol juga. Jay yang berdiri berasa dianggurin sama keduanya.

"Siapa namanya?"

"Leo."

"Hai, Leo!" Sangah memainkan kedua telinga berbulu lebat itu.

"Yang punya pemilik kedai ini."

Sangah mengangkat kepalanya, "Oh, ya? Gue tebak, lo pasti sering ke sini, kan? Sampai tahu pemilik anjingnya."

"Iya. Gue suka di sini. Tenang."

"Bener juga. Gue jadi mau ke sini lebih sering lagi, ah. Thanks, Jay!"

Hanya dijawab deheman oleh Jay. Laki-laki itu memutuskan untuk masuk ke kedai itu. Sangah saja sampai tidak menyadari kepergian laki-laki itu. Memang ya, pengaruh anjing itu kuat banget.

"Nih,"

"Apa?"

"Earl grey. Hampir semua teh di sini enak. Kapan-kapan, ke sini lagi."

Jay, kalau ketemu gebetannya dadakan, tetap menjadi cowok dingin dan keren sejati. Jay itu bukan tipekal yang jaga image banget, lah. Kadang-kadang aja.

Republik CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang