Dhita sudah dipindahkan ke kamar inap, berikut printilannya yang juga ikut masuk ke dalam. Sedangkan Sandra dan Andreas sudah Arka paksa pulang ke rumah untuk istirahat, membiarkan ke enam remaja itu menjaga Dhita dan bayinya untuk malam ini.
Besok mungkin mereka akan mulai ganti-gantian jaga disana karna Dhita akan dirawat selama beberapa hari.
Kini Arka dan Alvin tengah saling lirik, berusaha mencairkan suasana tapi tidak bisa. Bahkan Andi pun ikut bingung bagaimana cara menghadapi situasi saat ini.
Edgar kini tengah memeluk perut rata Keesha dengan kepala yang terbaring dipaha gadis itu. Persis seperti yang dilakukan Alvin tadi. Bedanya Edgar versi tak tahu malu.
Jelas saja hal itu membuat semua yang ada disana tidak enak hati pada Vero entah apa alasannya. Yang pasti baik Dhita maupun Andi yang bahkan belum mengetahui hubungan gelap antara Keesha dan Vero pun ikut geleng kepala melihat aksi si possessive Javier itu.
"Gua ketinggalan banyak ya bang?" bisik Alvin pada Arka membuat abangnya itu mendelik.
"Ya menurut lo aja cil." Ingin rasanya ia mencekik leher putih adiknya. "Lagian orang lagi huru-hara lo malah enak molor."
Alvin tak terima. "Mana gua tau bakal kayak gini. Kalo gua tau gua gak bakal tidur kali."
"Lo orang pertama yang tau mereka bakal kesini kalo lo lupa." Detik itu juga Alvin meringis mendengar sindiran halus abangnya. "Harusnya lo udah bisa nebak bakal kayak gimana."
Pandangan keduanya menyorot pada Vero yang sejak tadi tak hentinya memperhatikan Keesha secara terang-terangan.
Beruntung pawangnya lagi tepar. Kalo enggak udah pasti bakal ada perang dunia ketiga dirumah sakit ini.
Oh ya buat yang nanya Adrian, doi lagi ke kamar mandi dan belum balik.
"Kak, Vero mau ke basement dulu. Katanya Mama udah disana," ucap Vero tiba-tiba membuat semua menoleh.
"Tante Renata kesini?" tanya Dhita membuat Vero mengangguk. "Astaga pasti lagi sibuk banget. Padahal kesini besok-besok juga gak papa."
Vero terkekeh. "Kayak gak tau mama aja," ujarnya membuat Dhita ikut tertawa. "Yaudah Vero jemput ibu negara dulu."
Dhita pun mengangguk membuat Vero beranjak keluar setelah sebelumnya sempat melempar tatapan pada Keesha yang sialnya juga tengah melihat kearahnya.
"Perasaan gua tidur bentar doang tadi, udah makin terang-terangan aja."
"Bentar gigi lo nongkrong. Bahkan sampe tiga dokter keluar dari tiga ruang operasi aja lo masih tetep gak gerak kayak orang mati," cibir Arka.
Alvin menoleh, menatap Arka sebal. "Lo dendam apa sama gua bang?"
"Berisik." Sontak keduanya menoleh. "Cowok gue lagi tidur."
"Anjir," umpat Arka.
"Cowok yang mana?" sindir Alvin membuat Arka langsung menoleh pada adiknya itu.
Berani sekali bocah itu memancing emosi Keesha disaat genting seperti ini. Sudah dipastikan mood Keesha sedang sensitif.
Dan tatapan nyalang gadis itu adalah buktinya. "Ngomong apa lo?"
"Ngomongin fakta," sahut Alvin santai.
Keesha menoleh malas. "Lo kalo mau becanda jangan disini."
Alis Alvin terangkat. "Lah gua serius. Yang becanda siapa?"
"Lo kenapa sih?" ujar Keesha kesal. Demi apapun ia sedang malas berdebat. Rasanya hari ini sangat melelahkan membuatnya tak lagi bisa berfikir jernih.
"Lah lo yang kenapa? Gua lagi ngajak ngobrol kakak gua yang pemberani," ujar Alvin membuat Arka was-was sendiri. "Si paling berani gaet dua cowok giliran ketauan ketar ketir."
![](https://img.wattpad.com/cover/177289374-288-k76295.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet
Teen Fiction(Cover by pinterest) (Sedang tahap revisi) Saat dirasa nafas keduanya hampir habis, Edgar pun melepas tautannya. Dengan kening yang masih menempel satu sama lain, Edgar berbisik pelan. "Janji mau nurutin perintah gue?" Keesha yang tengah berusaha me...