Keesha dan Edgar baru keluar dari kamar setelah berjam-jam mereka berdua meninggalkan semua orang dengan keadaan yang tidak meyakinkan, membuat kini semua mata tertuju pada keduanya. Sedangkan Edgar yang tidak tahu malu hanya memasang wajah tanpa dosa, beriringan dengan gadis yang merunduk menahan malu saat menyadari tatapan semua teman-temannya.
"Perasaan tadi pake bikini, kok sekarang jadi muslimah gini ya," celetuk Ajun dengan satu kaki yang berada diatas pahanya yang lain. "Dingin, Sha?"
Rafa, Rio dan Adrian yang belum menyadari kehadiran kedua sahabatnya karna sedang bermain ML itu mendongak. Detik berikutnya mereka bertiga tertawa melihat penampilan Keesha yang sudah bergabung dengan kumpulan cewek-cewek yang langsung gencar menyerangnya dengan ribuan godaan.
Kalian tau kan tadi Keesha pake baju apa? Saat ini penampilannya berubah membuat semua anak-anak meledeknya karna tau apa yang sudah terjadi diantara Edgar dan Keesha. Bagaimana mungkin mereka tidak bisa membaca situasi? Saat ini Keesha sudah mengganti pakaiannya dari bikini sexy yang hanya dibalut outer tipis, menjadi hoodie hitam kebesaran yang mereka yakini itu milik Edgar, dengan lagging hitam yang terlihat pas di kaki jenjangnya.
"Yakin gua mah, pasti ada yang udah lebaran duluan di dalem tadi," kata Jordan dengan alis yang dinaik turunkan saat Keesha melemparkan pandangan padanya. Seketika Keesha memelototkan matanya melihat Levin, Jordan, Jeje dan Ajun tertawa ngakak dengan wajah yang demi tuhan sangat menyebalkan bagi Keesha.
Edgar duduk disamping Rafa yang kembali asik dengan game ML di ponselnya, bersama dengan Rio dan Adrian. "Kok rambutnya digerai, Sha?" tanya Beben yang masih sibuk dengan mie goreng ditangannya. Dimasakin Resha katanya. Makanya sekarang Reagan gak ngomong-ngomong sama Resha, sama Beben juga tapi sayangnya mereka berdua gak peka.
"Yoi cuy kupluk hoodienya juga ditutupin. Nutupin apa tuh?" goda Jono dengan tangan yang sudah jahil sedari tadi mendorong-dorong tubuh Keesha dengan telunjuknya.
"Jauhin tangan lo atau gua patahin disini." bukannya takut, semua justru bersorak heboh mendengar ancaman Edgar yang terdengar tidak main-main meskipun wajah anak itu kini masih terlihat santai.
Keesha melotot mendengar ucapan Edgar. Sama seperti yang lain, ia pun yakin bahwa ucapan kekasihnya itu bukan hanya sekedar ucapan. "Gak usah aneh-aneh deh," cebiknya tak suka.
Edgar mengangkat alisnya sebelah. "Sana jauh-jauh."
Mendengar itu Adrian yang sudah kalah game pun mengumpati drama di depannya. "Mulai njing."
Levin menyenggol bahu Adrian dengan keras. "Panas ngomong bos."
"Perasaan tadi masih berantem sampe lo-gue an. Gimana nih? Masa luluh gitu aja," cebik Iqbaal pura-pura memakan sosis ditangannya yang langsung mendapat tendangan dari Keesha.
"Si Edgar abis bikin mahakarya ya?" tebak Alena tanpa filter membuat Keesha refleks menjambak rambutnya dengan keras. Edgar yang melihat itu tertawa renyah.
Lihatlah, betapa menggemaskannya gadis yang sudah ia klaim sebagai miliknya itu. Sekarang, besok dan selamanya.
Diam-diam Keesha melirik Nichole yang ikut tertawa melihat candaan teman-temannya. Ia melemparkan senyum tanda terimakasih karna jika bukan karna Nichole, semua ini tidak akan berjalan lancar. Bahkan rencana ini mungkin tidak akan bisa terlaksana tanpa bantuan cowok itu.
Nichole yang juga menoleh kearahnya ikut tersenyum sembari mengangguk, seakan berkata 'lo seneng, gua ikut seneng' pada Keesha.
Edgar yang sedari tadi tak pernah lepas memandang wajah cantik Keesha pun mengikuti arah pandang gadisnya itu yang terlihat tengah melemparkan senyuman tipisnya. Dan saat matanya menangkap Nichole yang juga tengah tersenyum membuat moodnya kembali rusak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet
Teen Fiction(Cover by pinterest) (Sedang tahap revisi) Saat dirasa nafas keduanya hampir habis, Edgar pun melepas tautannya. Dengan kening yang masih menempel satu sama lain, Edgar berbisik pelan. "Janji mau nurutin perintah gue?" Keesha yang tengah berusaha me...