Keesha Lagi Sensi

720 55 3
                                    

Hari ini adalah hari pertama ujian akhir taun di SMA Galaxy. Semua siswa sudah mempersiapkan diri dengan waktu yang tidak banyak sejak kepulangan mereka dari studytour kemarin karna memang mereka hanya punya waktu untuk mempersiapkan semuanya selama 3 hari. Sekolah tidak berjalan efektif bagi kelas 10, 11 dan 12 karna guru-guru mulai mengadakan banyak rapat untuk membahas kelulusan kelas 12. Tentu saja hal itu sangat menguntungkan bagi semua adik kelas. Terlebih sejak kakak kelas mereka pergi studytour itu guru banyak yang tidak masuk saat KBM karna tidak sedikit dari jajaran staff dan guru ikut menjadi panitia pelaksana, apalagi yang ikut kesana.

''Kenapa gak sarapan dirumah?" tanya Keesha sembari menyuapi Edgar nasi goreng. "Kalian nongkrong semalem? Gadang?"

Edgar berdeham membuat gadisnya mendengus kasar. "Tapi kamu udah belajar, kan?" Keesha kembali menyendok nasi.

Bukannya menjawab, Edgar justru kembali mengangguk tanpa menjawab apalagi menoleh. Fokusnya hanya pada game online yang sedang ia mainkan membuat Keesha refleks menghempaskan sendoknya ke piring membuat semua menoleh kaget.

"Buset. Lo berdua ngapa dah?" tanya Levin yang kemudian bergidik ngeri melihat wajah Keesha yang sedang tidak bersahabat.

"Suapin temen lo. Gue males ngurus cowok gagu kayak dia." Setelah itu Keesha pergi menuju kelasnya. Meninggalkan semua teman-temannya yang termangu tidak percaya pada apa yang dirinya katakan barusan.

Mereka memang sedang sarapan bersama dikantin karna kebetulan beberapa dari mereka bangun kesiangan dan tidak sempat sarapan dirumah.

"Lo apain dia dah, Gar? Serem gitu mukanya," gidik Rio sembari memperhatikan punggung pacar temannya yang semakin menjauh.

Alena tertawa renyah. "PMS kali dia jadi sensi."

"Lo denger gak? Cewek lo bilang lo gagu." Sontak Edgar melayangkan tatapan tajamnya membuat semua tertawa keras mengingat betapa renyahnya Keesha mengeluarkan kalimat sarkas pada kekasihnya sendiri.

"Si Keesha doang emang," geleng Jordan tak habis fikir pada sahabatnya itu.

Tanpa mengucapkan apapun Edgar bangkit sambil memasukan ponselnya ke saku setelah sebelumnya ia menyendokan nasi miliknya lalu menyeruput teh manis dengan tergesa. "Gua cabut." Lalu ia pergi dengan langkah lebarnya menuju ruangan Keesha.

Semua menatap punggung tegap itu sampai tak terlihat lagi. "Emang paling bener mereka berantem aja kemarin. Hari-hari gua dirusak mulu sama keuwuan tuh anak dua." Rafa mendumel sembari terus memakan makanannya.

"Makanya cari cewek," ledek Ana.

"Lo aja, An. Mau gak?"

"Najis."

"Lo mah so so najis gitu padahal pengen."

"Kalo duit lo banyak gue mau."

"Lo ngeraguin duit gue?"

"Yaudah ayo."

"Nah gitu dong."

Semua yang ada disana melongo mendengar candaan Ana dan Rafa yang terdengar asing ditelinga karna sebelumnya mereka tidak pernah bercanda seperti sekarang ini.

"Gak lucu anjing," ucap Levin tiba-tiba.

Bukannya takut, Rafa justru tertawa. "Napa, Vin? Gerah ya?" Ledek Jordan. Sedangkan Ana malah lempeng-lempeng aja kayak gak terjadi apa-apa.

"Apa nih? Maksudnya gimana?" tanya Shalsa dengan wajah tidak mengerti.

"Apa sih yang lo ngerti, Sa?" celetuk Adrian membuat Shalsa mengumpatinya.

Kali ini bahkan Nichole yang sedari tadi diam pun ikut tertawa.

Sedangkan itu, dilorong kelas lantai 2 Edgar berjalan cepat ingin menghampiri gadisnya. Beruntung semalam ia sempat bertanya dimana ruangan Keesha membuatnya tidak perlu lagi bertanya-tanya dimana atau bahkan harus melihat daftar listnya di mading. Dari kejauhan bisa Edgar lihat Keesha ada di depan pintu kelas, tapi dia tidak sendiri. Tentu saja hal itu membbuat Edgar semakin mempercepat langkahnya.

BackstreetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang