Lapangan futsal menjadi tempat yang mereka datangi. Entah apa maksud Edgar membawanya kesini. Yang jelas saat ini Keesha tengah menekuk wajahnya.
"Lo gak suka?" tanya Edgar polos.
Ya mikir aja anjing. Gue udah janjian sama Adrian mau nonton, makan makan, beli novel dan segala macem. Eh gagal gara gara lo.
"B aja." hanya itu saja yang keluar dari bibir indahnya.
"Terus itu muka kenapa kusut gitu?"
Keesha menghela nafasnya. Ia menoleh, menatap Edgar dengan tatapan yang sudah diambang kesabaran.
"Ngapain lo bawa gue kesini?"
"Bawa kabur lo. Biar gak jalan sama cowok lain." jawabnya santai.
"Lo gila ya apa? Si Adrian marah sama gue gara gara lo. Semua rencana gue gagal gara gara lo."
"Lo kenapa sih mikirin cowok itu mulu? Suka lo sama Adrian?" tanya Edgar sinis.
Keesha melebarkan matanya. "Sakit jiwa lo. Mana mungkin gue suka sama sahabat gue sendiri."
"Jangan suka bahas cowok lain depan pacar sendiri. Gak baik."
Keesha melotot kearah Edgar. "Apa lo bilang? Pacar?"
"Iya." jawabnya enteng.
"Ndasmu."
"Mau jadi pacar dengan nurutin gue, apa jadi istri nurutin nyokap lo?"
Terbangsat.
"Lo gila."
"Gue serius. Lo gak usah deket deket sama Adrian." suara Edgar tiba tiba berubah.
Keesha menoleh. Ia mengerutkan keningnya tanda tak paham. "Jangan so ngatur deh lo."
"Semenjak kejadian dikamar lo, gue anggap lo pacar gue." baru saja Keesha ingin protes, Edgar lebih dulu melanjutkan ucapannya. "Gue gak minta pendapat lo. Semuanya terserah gue."
"Ini hidup gue. Lo gak berhak ngatur ngatur."
"Dan mulai sekarang semuanya terserah gue."
Egois.
"Sinting beneran lo."
"Gue ajak lo kesini buat tebus waktu lo yang ilang sama temen lo itu." ujar Edgar.
"Lo pikir dengan kita duduk manis ditengah lapangan futsal sambil meratapi nasib bisa balikin quality time gue yang ilang?" sinis Keesha.
Edgar tersenyum miring. "Selama ada gue, semuanya bakal aman."
***
"Tuh cewek beneran gila. Gak tau apa nunggu dari pagi sampe sore gini tuh lama." gerutu Adrian yang telah siap dengan jeans hitam dan kaos putih. Jaketnya ia sampirkan disandaran kursi lantaran merasa gerah.
"Ini lagi kenapa gak dibuka buka sih chat dari gue."
Adrian mencoba menelpon Keesha kembali, meski hasilnya tetap sama. Tidak dijawab.
"Apa jangan jangan Keesha udah deket sama Edgar?"
"Gue gak boleh biarin mereka terlalu deket."
"Dipikir nunggu bertaun taun tuh enak apa?"
"Anjing lah." Adrian mengacak rambutnya frustasi.
"Kenapa lo?" tanya Jordan yang sedari tadi diam dirumah Adrian.
Bukan ngabisin makanan.
![](https://img.wattpad.com/cover/177289374-288-k76295.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet
Teen Fiction(Cover by pinterest) (Sedang tahap revisi) Saat dirasa nafas keduanya hampir habis, Edgar pun melepas tautannya. Dengan kening yang masih menempel satu sama lain, Edgar berbisik pelan. "Janji mau nurutin perintah gue?" Keesha yang tengah berusaha me...