Drama di Pasar

878 52 13
                                    

Kak Vero
Kita jalan yu?

Keesha tersedak saat membaca chat dari Vero. Ia mengangkat pandangannya, melihat Edgar yang tengah melahap makanannya tanpa menyadari perubahan rautnya yang kini sudah gelisah tak karuan.

Keesha berusaha biasa saja. Ia menyuapkan katsu ke mulutnya, kemudian mengetikan balasan sambil mengunyah.

Malem gak papa?

Edgar mengambil gelas jusnya. Pergerakannya yang tiba tiba itu sontak membuat Keesha tersentak. "Ih ngagetin aja."

Edgar hanya menoleh sekilas lalu menyeruput minuman dingin yang membuat telapak tangannya ikut basah akibat es yang mengembun keluar permukaan gelas.

Merasa diabaikan, Keesha pun kembali merunduk saat ada pop up masuk. Ia melahap sepotong makanan sambil mengklik roomchat.

Kak Vero
Nanti kakak jemput ke rumah

Untuk kali kedua Keesha kembali tersedak. Kali ini lebih parah. Ia sampai terbatuk batuk saking kagetnya. Dengan cepat ia menyambar minuman yang ternyata milik Edgar tapi ia belum sadar. Keesha berusaha menelan makanannya dengan susah payah.

"Makanya kalo lagi makan berdua gak usah sibuk maen hp. Gak sopan," cebik Edgar dengan nada datar tanpa mengalihkan pandangannya dari piring makanan miliknya sendiri.

Keesha yang sudah tenang pun merenggut. "Pacar kesedak tuh bantuin, bukan di sindir."

"Siapa suruh maen hp?"

Keesha terbata. "Yaaa kan cuma scroll scroll doang."

"Jadi ngapain buka hp kalo cuma gabut doang?" Skak Edgar membuat Keesha tak mampu berkelit.

Dengan keras Keesha menarik rambut Edgar. "Susah ya debat sama anak yang gak pernah mau ngalah mah."

"Gak usah ngajak debat."

"Iya sayang iyaaa enggak nih aku taro," sahut Keesha gemas.

Ternyata sedari tadi Edgar cemburu karna Keesha asik sendiri, tapi tak langsung mengungkapkannya. Meski ia tahu Keesha berbohong karna sejak tadi dia memperhatikan Keesha yang terlihat tengah mengetik sesuatu. Jelas Edgar tau gadisnya itu tengah bertukar pesan dengan seseorang. Hanya saja Edgar tidak mau merusak suasana setelah kejadian panas di lapang tadi. Ada sedikit kemajuan dari sikapnya. Ia jadi lebih bijak saat merasa cemburu. Setidaknya ia tidak merebut paksa ponselnya seperti di novel novel yang sering Keesha baca.

Keesha kembali menusuk sepotong katsu. "Mau coba gak?" Tanyanya sambil menyodorkan garpu ke mulut Edgar.

Dengan senang hati pria jangkung itu menerimanya. Ia melahapnya sambil memegang tangan Keesha membuat Keesha mencibir. "Dih modus."

Edgar mengunyah. "Biarin lah orang sama cewek sendiri."

"Ti ati modusin cewek orang," ucap Keesha menggoda.

Edgar menaruh dagunya diatas punggung tangan. Memfokuskan matanya pada Keesha. "Takut karma. Nanti kamu juga di godain cowok lain."

Keesha mengerutkan keningnya. "Jadi kalo gak takut karma bakal godain cewek gitu?"

"Iya," sahutnya Edgar santuy.

Sontak saja Keesha memukulkan garpunya pada tangan Edgar. "Ihhhh nyebelin."

Bukannya menghindar, Edgar justru malah tertawa. "Apa hah mau apa?"

Keesha bersidekap. Ia memanyunkan bibirnya. "Oke. Aku juga bisa godain cowok. Emang kamu doang yang punya skill?"

"Emang berani?" Tanya Edgar semakin gencar.

"Berani lah," sahut Keesha tak mau kalah.

Edgar manggut manggut. "Coba aja. Paling besoknya cowok itu gak sekolah lagi." Nadanya sih biasa saja. Tapi Keesha yakin ucapan Edgar tak main main.

"Sebenernya aku emang lebih suka om om yang udah gak sekolah," lanjut Keesha sambil memelintir spaghetti dari piring Edgar. "Kok kamu gak peka banget sih."

Edgar yang tak mengerti pun menghela nafas. "Apalagi?"

"Aku kan ngasih kamu katsu biar kamu balik ngasih makanan kamu ish cowok apaan gak peka gini. Cemburu aja di gedein," gerutu Keesha sambil melahap segulung spaghetti hasil curiannya.

Edgar yang gemas pun menarik hidung kekasihnya. "Cewek siapa sih ini hm?"

Keesha tidak menggubris. Ia tengah sibuk mencomot stroberry yang sengaja dijadikan hiasan dipinggiran gelas minuman milik Edgar. "Ih enak."

"Mau beli?" Tanya Edgar.

"Dimana?" Jawab Keesha balik bertanya.

"Nyari dijalan biasanya banyak yang jual. Atau enggak di supermarket."

Tiba tiba Keesha berjengit. "Kita ke pasar aja yuk?"

***

Sepulang dari cafe tadi akhirnya Keesha dan Edgar pergi ke pasar untuk mencari buah merah merona yang tadi di dambakan oleh Keesha. Sekalian beli bahan masakan juga katanya.

"Di supermarket ada, ngapain kamu nyari disini sih, Sha? Gak cape apa keliling keliling gini," ujar Edgar. Genggaman tangannya tak pernah dilepas dari tangan Keesha. "Lagian juga ini pasar apaan penjualnya pada muda semua gini."

Keesha mendengus. "Berisik banget sih. Udah jalan aja gak usah banyak ngedumel. Niat nyariin strawberry gak?"

"Sengaja kan ajak aku nyari ke pasar sini? Sekalian caper sama abang abang yang jualannya pasti," celetuk Edgar.

"Berenti ngomong atau aku lepasin tangan kamu?" Ancam Keesha.

Bukannya nurut Edgar justru malah mengganti genggamannya menjadi rangkulan dipundak Keesha. "Kamu yang cantik aku yang pusing, Sha."

"Pasar loh ini, bukan club malem."

Seketika Edgar langsung menyentil mulut Keesha yang menyebutkan nama tempat paling dibenci Edgar jika harus membayangkan gadisnya itu datang kesana apalagi tanpanya. "Jaga omongannya. Awas aja kalo sampe berani pergi ke tempat kayak gitu apalagi gak sama aku. Kamu tau kan aku gak bakal suka?"

Jengah dengan semua pesan pesan yang Edgar sampaikan, Keesha pun berjalan ke depan meninggalkan Edgar dengan segala sumpah serapahnya.

"Kamu dengerin aku gak?" Tanya Edgar sedikit berteriak.

"PULANG SANA!"






BackstreetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang