Adrian dan Jordan menoleh ke arah pintu saat seseorang membukanya dari luar tanpa permisi.
Vero masuk tanpa kata, menghampiri kedua adiknya.
Adrian buang muka. Ia kembali memakan kacang tanpa mengeluarkan suara.
Jordan yang paham situasi pun mencoba untuk menghandle. "Apa kabar bang?" Sapanya basa-basi sembari melakukan salam ala laki-laki.
Vero mengangguk. "Gini-gini aja."
Jordan terkekeh. "Galau lo? Tumbenan nyamperin si Iyan."
Vero diam sembari mengalihkan tatapannya pada Adrian terlihat enggan menyapanya. Bahkan sekedar menatapnya pun tidak. "Lo abis ketemu sama Keesha?" Adrian menoleh "Lo ngomong apa sama Keesha?" Lanjut Vero tanpa menjawab ucapan Jordan.
Sontak Adrian mengangkat sebelah alisnya tanda tidak paham kemana arah pembicaraan kakaknya.
"Selama beberapa hari ini Keesha gak ada kabar. Gue tau lo udah pengaruhin dia kan?" Tuding Vero dengan nada yang masih terdengar biasa.
"Pengaruhin?" Ulang Adrian. Ia terkekeh, terdengar seperti tengah meledek. "Lo anak bergelar. Tau kan arti kata pengaruhin?" Tanya Adrian dengan nada yang terdengar tak bersahabat. "Ngerubah seseorang dari bener jadi salah. Sedangkan hubungan lo berdua tanpa campur tangan gue pun emang udah salah."
Jordan menegakkan tubuhnya, menyaksikan penuh minat sembari asik memakan snack keripik. Sedikit berwaspada takut-takut percekcokan abang-adik ini berlanjut pada main tangan.
"Selama gue gak maksa Keesha buat ngelakuin semua ini gue rasa hubungan ini gak salah." Emosi Adrian sedikit terpancing mendengar ucapan abangnya yang terdengar tanpa beban.
"Sejak kapan lo jadi egois gini?" Tanya Adrian dengan nada pelan. "Gue jelas tau Keesha gimana. Dia gak mungkin ngelakuin hal bodoh kalo bukan karna desakan."
Vero diam sembari menahan emosinya agar tak terpancing.
"Sekarang mending lo ngaku, omongan apa yang udah lo cekokin sampe Keesha berani jalin hubungan lain dibelakang Edgar?"
Alis Vero terangkat. "Lo bisa kenal cewek abang lo sendiri dengan baik tapi lo gak bisa kenalin gue sebagai abang lo? Lo jelas tau sesayang apa gue sama Keesha."
Adrian mengeluarkan smirknya. "Gue kenal abang gue dengan baik. Sayangnya orang yang ada di depan gue sekarang bukan abang gue. Gue gak kenal siapa lo semenjak lo balik dari Singapore."
Vero langsung membatu. Sekilas bayangan yang telah ia lewati selama di Singapore langsung terlintas di pikirannya membuat hatinya sedikit berdenyut sakit kala memorinya memutarkan kembali bagaimana kerasnya ia berjuang untuk kembali.
"Lo tau? Sedetik setelah gue tau hubungan lo sama Keesha adalah usaha lo buat rebut Keesha dari Edgar, sejak itu juga gue lupa kalo lo itu abang gue."
Sontak Jordan langsung menoleh kaget. "Yan," tegurnya mengingatkan karna ucapan sahabatnya kali ini terasa begitu kasar.
"Kenapa? Ada yang salah sama omongan gue?" Jordan dan Vero hanya bisa diam tak berani menjawab. Keduanya jelas tau jika saat ini Adrian tengah mengeluarkan unek-uneknya. "Selama ini gue berjuang mati-matian nahan perasaan gue buat Keesha bahkan setelah lo hilang kabar selama 3 taun pun gue tetep nahan semuanya. Karna apa? Itu semua gue lakuin karna gue gak mau bikin Keesha ngerasa tertekan sama keadaan. Gue sayang sama Keesha. Tapi gue tau kalo hati dia masih buat lo. Gak gampang buat dia nerima gue apalagi gue tau keadaan lo udah mulai pulih dan potensi lo buat dapetin balik perhatian Keesha itu masih ada. Gak mudah buat Keesha milih antara gue atau lo. Dan gue gak mau Keesha ada di posisi itu. Posisi dimana dia masih cinta sama lo tapi dia udah terlanjur nerima gue karna kasian."
Vero memalingkan pandangannya ke arah lain. Ia tak sanggup melihat mata adiknya sendiri yang terlihat memerah seperti tengah menahan sesuatu yang selama ini ia tahan.
"Dan kehadiran Edgar, gue tau mereka di jodohin. Tapi cinta mereka gak dipaksa. Mereka saling sayang satu sama lain karna proses. Gue sakit hati tapi gue gak pernah ada niatan buat ganggu apalagi ngerusak hubungan mereka karna gue tau gimana kerasnya Keesha ngelewatin semuanya sejak kejadian 3 taun lalu. Gue justru berharap Edgar yang terakhir buat Keesha. Gue berharap dia bisa jaga cewek yang gue sayang, gantiin posisi kita bertiga yang udah berjuang buat lindungin Keesha selama ini."
Tangan Vero mengepal diatas pahanya kala mendengar ucapan Adrian yang mengatakan harapannya untuk hubungan Edgar dan Keesha.
Jordan sudah tak berminat melanjutkan acara makan-makannya. Ia terlanjur larut dalam ungkapan Adrian yang terdengar sangat tulus mengenai hubungan gadis yang ia sayang. Diam-diam ia melakukan sesuatu di balik saku celananya sejak tadi. Jordan berdoa dalam hati semoga ini bisa menjadi penolong siapapun di kemudian hari.
"Dan lo, setelah lama hilang tiba-tiba lo dateng dan rusak semuanya. Selain hubungan Keesha sama Edgar, lo juga udah berhasil ngerusak hubungan lo sama adik lo sendiri. Tanpa pikir dua kali lo malah ngeracunin otak Keesha buat bisa nerima lo lagi setelah semuanya udah mulai berjalan lancar sebagaimana mestinya. Dan dengan gak tau malunya lo malah nuduh gue pengaruhin Keesha buat jauhin lo?" Sarkas Adrian sudah tak lagi menyimpan rasa sopannya pada Vero. "Lo gak malu merjuangin hubungan yang jelas-jelas salah bang?"
Waduuuh makin panas aja kakak beradik ini.
Gimana gimana? Seru gak part ini? Ikutan kesel gak sama Vero? Atau malah sebel sama Adrian yang lebih dukung Edgar?
Kalian ada di tim mana nih?
Keesha - Edgar
Keesha - Vero
Keesha - Adrian
Atau
Keesha sama yang lain?
Yuk komen di bawah. Ramein kolomnya yaa biar author makin semangat lanjutin ceritanyaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet
Teen Fiction(Cover by pinterest) (Sedang tahap revisi) Saat dirasa nafas keduanya hampir habis, Edgar pun melepas tautannya. Dengan kening yang masih menempel satu sama lain, Edgar berbisik pelan. "Janji mau nurutin perintah gue?" Keesha yang tengah berusaha me...