Kedatangan Vero (revisi)

836 37 0
                                    

Sudah dua hari berlalu. Dan hari ini adalah hari dimana tim basket Edgar akan menjadi perwakilan dari SMA Galaxy untuk mengikuti ajang basket tingkat nasional.

Keesha yang memang sudah berjanji pada Edgar untuk datang tepat waktu kini sudah siap dengan rok kotak kotak berwarna hitam putih merah diatas lutut, tantop putih yang dibalut cardigan crop oversize bahan rajut dengan warna putih gading serta sepatu converse putih itu membuatnya terlihat begitu fashionable untuk ukuran dirinya anak sekolah.

Ia mengambil tas selempang berwarna hitam dari gantungan khusus koleksi tasnya lalu mencabut chargeran dari hpnya. "Dah siap. Markigo, mari kita let's go," teriaknya pada diri sendiri.

Ia keluar dari kamar dengan wajah segar. Rambutnya yang dicurly gantung itu terlihat ikut menari mengikuti langkah kakinya.

"Pagi, Ma. Pagi Pah." ia diam sejenak. "Pagi prasasti idup."

Alvin menoleh malas sambil lanjut mengambil nasi ke piringnya.

Andreas menaruh gelas tehnya. "Pagi anak Papa yang cantik."

Sandra yang tengah menaruh sayur di meja makan mendongak. "Pagi sayang." ia tersenyum melihat wajah cerah anak gadisnya. "Ada apa nih. Semangat banget kayanya," tanyanya menggoda.

Keesha duduk sambil menaruh tas dan ponselnya. "Mau nyemangatin Edgar dong jadi Keesha juga harus semangat 45," sahutnya pongah.

Tiba tiba Arka datang dari belakang dan menarik rambut Keesha jauh dari kata pelan. "Kecil kecil udah cinta cintaan aja lo," rutuknya sambil duduk disamping Keesha.

Sandra dan Andreas hanya bisa geleng geleng kepala melihat tingkah kedua kakak beradik itu. Ia yakin pertengkaran mereka akan panjang sampai acara sarapan hari ini selesai.

Keesha meringis nyaring. "Diem lo jomblo. Makanya jadi cowok tuh modal dikit biar cewek pada mau sama lo," cibirnya.

"Apa lo hah? Tau apa lo soal cara nyepik cewek. Jadi cewek manja gak usah so keras," cibirnya dengan tangan fokus pada sayur bayam.

Keesha melotot tajam. "Ngomong apa lo hah? Cewek manja? Lo bilang gue cewek manja?" tanyanya dengan nyalang. "Heh manja manja gini yang rebutin gue banyak ya. Daripada lo udah jelek buluk jones lagi."

Alvin melahap makanannya. "Makan tuh jones."

Arka menoleh. "Diem lo bocah bau kencur, gak usah ikut ikutan."

Keesha memotong daging di piringnya. "Bau kencur juga gebetannya banyak. Gak kayak lo," ucapnya dengan wajah lempeng.

Sandra tertawa mendengarnya.

Arka menoleh tak terima. "Dendam apa sih lo sama gue, Sha?"

"Dendam kusumat," sahutnya santai sambil mengunyah dangingnya santuy. Tangan yang tengah memegang garpu itu ia acungkan dengan pongah.

"Itungannya udah sampe mati itu mah beda," ledek Alvin dengan wajah lurus.

"Emang ya lo semua tuh adek gak ada adab. Cuma kak Dhita doang yang sayang gue." Arka melahap nasinya dengan melankonis.

Andreas tertawa. "Yakin? Bukannya mereka ngomplot bertiga ngelawan kamu bang?"

Seketika Arka merenggut. "Ini semua pada ngubu ya. Arga pergi ke Lampung juga kayaknya gak bakal ada yang sedih."

"Alhamdulillah," celetuk Alvin membuat Arka menoleh, menatap nyalang. "Makanan gue abis jadi alhamdulillah," elaknya polos.

Sandra tertawa renyah. "Udah udah. Berantemnya udahan dulu. Di depan makanan itu gak boleh ribut. Pamali," ucapnya mulai memisahkan.

BackstreetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang