Ada yang kaget gak sama judulnya? Kalo kalian kaget, author tebak kalian bakal lebih kaget pas baca chapter selanjutnya karna ada banyak rahasia yang bakal dibongkar di chapter setelah ini loh sobat dumbo.
Kalo kalian pengen author double up, jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknyaa yaa!!!
Happy reading<3
Keesha berjalan dengan tangan menggendong Alif yang baru saja ia bawa dari rumah sakit.
Tadi pagi dirinya menjenguk Alif sembari membawa masakan buatan dirinya sendiri karna ia pernah berjanji akan memasakan makanan kesukaan anak itu. Saat sedang disuapi, ternyata Alif malah meminta Keesha agar membawanya ke rumah. Katanya pengen liat adek bayi.
Karna kebetulan Ares juga katanya ada keperluan dan ayahnya sedang dikantor seperti biasa, akhirnya Keesha meminta izin pada pihak rumah sakit setelah lebih dulu mendapat izin dari keluarga Alif sendiri.
"Ini lumah akak cancik?" tanya Alif saat Keesha tengah menutup pintu menggunakan 1 tangannya yang bebas.
Keesha mengangguk sembari tersenyum. "Adek bayinya ada di dalem." Mata Alif yang bulat sempurna dengan bola mata hitam pekat dan bulu mata yang lebat itu semakin berbinar saat mendengar kata adek bayi.
Keesha pun berjalan kearah kamar Dhita yang selalu saja ramai pengunjung. Dirinya menunduk saat merasa dadanya hangat. Ternyata Alif menelungkupkan wajahnya disana.
Melihat itu Keesha pun tertawa gemas. "Alif kenapa?"
Anak itu menggeleng pelan. "Aif takut."
"Loh takut kenapa? Disini gak ada serigala."
Wajah Alif terangkat. "Dicana ada om om yang kemalin ya?" tanyanya polos membuat Keesha hampir terbahak mengingat orang yang dimaksud Alif adalah Arka dan Alvin.
Pertemuan pertama mereka memang kurang mengenakan karna saat itu posisinya mereka semua sedang panik tiba-tiba dihadang anak kecil, jadinya Arka dan Alvin saat itu sedikit mengeluarkan nada tinggi.
Mungkin Alvin takut karna hal itu.
Keesha mengusap rambut Alif dengan lembut. "Mereka itu saudaranya kakak. Jangan takut, mereka baik kok."
Alif hanya diam.
Keesha pun mendudukan anak itu dikursi ruang tamu. Ia berjongkok dibawah membuat Alif memandangnya. "Maafin om om itu ya? Kemarin mereka lagi panik karna kan adek bayi mau keluar dari perut mamanya, bukan maksud mau kasar sama Alif. Mereka juga nanyain Alif loh tadi pas kakak mau berangkat ke rumah sakit."
Wajah Alif langsung berubah mendengar ucapan Keesha. "Om omnya macih inet cama Aif?"
Keesha mengangguk semangat. "Inget dong kan tiap kakak main ke kamar Alif juga kakak suka ceritain lagi gimana serunya kita kalo main sama om om kemarin."
Detik itu juga Alif menegakan tubuhnya. "Om omnya baik ya?"
Sekali lagi Keesha mengangguk. "Iya mereka baik." Bibirnya tak bisa berhenti tersenyum melihat betapa gemasnya anak di depannya saat ini. "Jadi sekarang udah gak takut lagi kan sama om?"
Kepala Alif menggeleng cepat. Sederet gigi yang belum lengkap itu terlihat mengintip dibalik senyumnya yang lebar.
Tanpa basa-basi Keesha berdiri dengan excited. Ia mengulurkan tangannya yang langsung disambut oleh Alif. "Ayo kita ketemu adek bayi!"
"Ayo!" sahut Alif keras sembari mengacungkan kepalan tangannya yang kecil.
Keesha pun berjalan menuju kamar Dhita. Langkahnya sangat ringan dengan suara sepatu yang mengiringi derap kakinya membuat orang-orang yang berada dikamar Dhita menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet
Teen Fiction(Cover by pinterest) (Sedang tahap revisi) Saat dirasa nafas keduanya hampir habis, Edgar pun melepas tautannya. Dengan kening yang masih menempel satu sama lain, Edgar berbisik pelan. "Janji mau nurutin perintah gue?" Keesha yang tengah berusaha me...