Edgar menjalankan motornya dengan sangat cepat. Pria jangkung itu terlihat begitu leluasa melihat jalanan cukup lenggang karna hari memang sudah sangat malam. Sekitar pukul 23.27 an lah.
Keesha mengerutkan keningnya. Ia menaruh dagu dipundak kanan Edgar membuat Edgar semakin menaikkan kecepatannya. "Jangan ngebut. Dingin tau," ucap Keesha sambil memeluk Edgar erat.
Tidak ingin membuat gadisnya masuk angin, akhirnya Edgar memelankan laju motornya membuat Keesha dengan nyaman membenamkan wajahnya dipundak Edgar.
Tidak ada pembicaraan. Perjalanan mereka di selimuti kedinginan. Beberapa saat kemudian keduanya sampai ditempat PUJASERA.
Keesha turun sambil memasukan tangannya ke dalam saku jaket. Ia diam menunggu Edgar yang tengah melepas helm hitamnya. Setelah selesai, keduanya mulai masuk ke kawasan yang dikelilingi oleh berbagai pedagang jajanan yang sangat cocok untuk mengisi perut siapapun di malam hari yang dingin seperti saat ini.
"Kamu mau makan apa?" Tanya Keesha. Ia harus mendongak agar bisa melihat wajah tampan milik kekasihnya itu. Tanpa sadar bibirnya menyunggingkan seulas senyuman saat melihat begitu beruntungnya ia memiliki Edgar saat ini.
"Aku gak laper," sahut Edgar tanpa menoleh.
Seketika Keesha mengerutkan keningnya. "Kamu kenapa?" Tanyanya saat menyadari nada suara Edgar yang terdengar berbeda.
Tanpa menjawab, Edgar berjalan ke arah stan pedagang sate mengingat tadi calon mertuanya ingin sate. Ada beberapa orang yang sedang menunggu pesanannya disana. Edgar pun duduk di bangku yang di sediakan tanpa menunggu Keesha yang menaikkan alisnya tak mengerti.
Tak ingin mencari tau, Keesha pun berjalan ke lawan arah. Ia mencari pedagang bakso lava pesanan kakaknya. Langkahnya membawanya ke stan bakso yang sangat ramai pembeli. Kebanyakan dari mereka adalah anak muda.
"Bang bakso lava nya 3 porsi, bakso biasanya 3 porsi, mie ayamnya 2 dibungkus ya," pesan Keesha.
Abang-abang tukang bakso itu mengangguk ramah. "Siap neng. Ditunggu ya."
Keesha pun mengangguk dengan senyum manis di bibirnya. Ia mulai mencari tempat kosong untuk duduk. Matanya jatuh pada meja yang letaknya agak di dalam. Disana ada 2 kursi yang terlihat kosong. Keesha pun berjalan ke arah sana karna tidak mungkin ia bisa berdiri selama itu melihat begitu banyaknya pembeli yang masih mengantri.
Sambil menunggu, Keesha membuka ponselnya sambil sesekali memikirkan sikap Edgar barusan. Semakin di pikirkan justru membuatnya semakin tak mengerti. Akhirnya Keesha menyerah. Ia pun membuka instagram miliknya. Melihat beberapa snapgram followingnya yang rata-rata sedang malam mingguan juga.
Matanya melihat ke arah depan saat melihat ada seseorang yang berjalan ke arahnya. "Boleh gue duduk disini?"
Keesha sedikit kaget. "Eh? Ah iya boleh," sahutnya refleks.
Cowok itu pun duduk di kursi yang tersisa. Sedangkan Keesha kembali fokus pada ponselnya. Saat jarinya tengah mereply snapgram Shalsa yang tengah memposting video galau, cowok dengan kemeja kotak-kotak itu kembali bersuara.
"Lo anak Galaxy kan?" Tanyanya sambil menatap.
Keesha mendongak. Keningnya sedikit berkerut meski tak urung ia mengangguk. "Tau darimana?"
Cowok itu terkekeh. "Nama lo udah nyebar di sekolahan gue." Bukannya mengerti, justru kening Keesha semakin mengerut. "Lo ngapain malem-malem disini?"
Keesha berusaha melupakan ucapan cowok itu yang mengatakan tentang namanya. Mungkin cowok di depannya itu hanya kebetulan kenal dengannya dari sosmed. "Jalan aja. Nyari makanan," sahut Keesha sekenanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet
Teen Fiction(Cover by pinterest) (Sedang tahap revisi) Saat dirasa nafas keduanya hampir habis, Edgar pun melepas tautannya. Dengan kening yang masih menempel satu sama lain, Edgar berbisik pelan. "Janji mau nurutin perintah gue?" Keesha yang tengah berusaha me...