Disepanjang perjalanan, baik Keesha maupun Adrian tidak ada yang bersuara. Keduanya masih sibuk dengan pemikiran masing masing.
Keesha dengan rasa kecewanya pada Adrian karna telah menyembunyikan fakta sebesar ini dari dirinya, dan Adrian sendiri dengan rasa cemasnya karna takut baik Keesha maupun abangnya akan sama sama kecewa saat mengetahui fakta bahwa kini keadaannya tak lagi sama.
Tadi, tanpa kata Keesha langsung melesat kearah parkiran dengan tangan menarik lengan Adrian membuat Edgar diam bergeming tanpa berniat memanggil atau mengejar langkah keduanya.
Dan kini, tanpa sadar motor besar Adrian telah sampai di pekarangan rumah Keesha membuat sang empu tersentak kaget. Keesha belum siap melihat kebenarannya saat ini. Ia takut hatinya lemah.
Nyata kah semua ini? Apa benar seseorang yang sudah lama ia tunggu itu kini ada di dalam kediamannya?
Jika semua ini terjadi sedikit lebih cepat, ia yakin kini ia akan bahagia bersama cinta pertamanya.
Namun sekarang semuanya telah berubah. Keadaannya sudah berbeda. Ada Edgar, hati yang harus ia jaga dan ia bahagiakan untuk saat ini. Keesha benar benar bingung, apakah hatinya akan kuat saat sampai di dalam nanti?
Adrian memegang tangan Keesha dengan lembut. "Maafin gue Sha. Gue gak maksud buat bohongin lo. Ini semua permintaan bang Vero, dia yang minta gue buat nyembunyiin semua ini untuk sementara waktu," ujar Adrian sambil menatap Keesha dengan sendu.
Keesha diam. Ia mengangkat wajahnya, menatap Adrian dengan tatapan kosong. Tatapan itu justru membuat Adrian gusar.
"Sha, gue mohon..." pinta Adrian dengan sangat.
"Gue harus apa Yan?" jawab Keesha pelan. "Kasih tau gue sekarang, gue harus gimana?"
Adrian diam. Ia tahu ia salah. Tapi demi tuhan ia tidak bermaksud ingin membuat Keesha terpuruk selama bertahun tahun. Selama ini ia terikat janji pada kakaknya untuk tidak memberi informasi apapun kepada siapapun sampai abangnya akan turun tangan sendiri.
Dan ini saatnya.
"Gue yang lo anggap sahabat ternyata lo biarin gue hidup dengan rasa bersalah gue ke abang lo. Gue yang mati matian nahan rasa sakit gue saat lo ngasih kabar kalo kak Vero koma dan sampe hari kemarin gue gak tau dia masih hidup atau udah gak ada. Gue yang selalu lo bimbing buat berusaha lupain kak Vero, nyuruh gue buat buka hati gue sampai akhirnya gue bisa nerima orang baru di kehidupan gue itu semua karna lo. Dan sekarang apa?" Keesha diam guna melihat reaksi Adrian. "Gue yang selama ini mati matian keluar dari zona gue yang selalu buat gue sakit dengan keadaan gue dan sekarang lo mau gue nyakitin orang lain dengan nyembunyiin fakta kalo kak Vero itu masih hidup? Iya?"
"Sha gue mohon..." tanpa sadar wajah Adrian telah memerah menahan air matanya.
Keesha menggelengkan wajahnya tidak menyangka. "Lo jahat Yan. Lo orang terjahat yang pernah gue temuin." lalu ia berlari masuk ke dalam gerbang tanpa mengucapkan satu patah kata pun.
Langkah Keesha memelan saat ia telah sampai di depan pintu masuk. Bisa ia lihat, disana ada Alvin, mamanya dan Vero.
Cintanya.
Air mata Keesha menetes melihat pemandangan yang menyambut kedatangannya itu. Melihat kedatangan Keesha membuat ketiganya menoleh lalu berdiri dengan wajah yang berbeda.
Bisa Keesha lihat, wajah cintanya itu kini telah mengalami banyak perubahan. Mulai dari rambut, warna kulit, sampai gaya berpakaiannya sedikit berubah.
"Keesha," sapa Vero dengan lembut membuatnya tanpa sadar berlari lalu mendekap tubuh mantan kekasihnya itu.
Keesha terdiam. Ia masih bingung, rasa sakitnya terlalu besar bahkan hanya untuk sekedar membalas pelukan Vero.
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet
Teen Fiction(Cover by pinterest) (Sedang tahap revisi) Saat dirasa nafas keduanya hampir habis, Edgar pun melepas tautannya. Dengan kening yang masih menempel satu sama lain, Edgar berbisik pelan. "Janji mau nurutin perintah gue?" Keesha yang tengah berusaha me...