"Pertigaan depan belok kiri," beritahu Keesha pada Jo yang duduk disamping dirinya. Dikursi kemudi.
Jo hanya mengangguk sambil mengikuti arahan yang Keesha berikan. "Lo balik sekolah ngapain ke apart kalo punya rumah?" tanyanya iseng.
Keesha diam sejenak. Ia jadi teringat pada Vero yang sejak tadi mungkin sudah menunggunya di apart. "Gue mau nemuin temen tapi malah kejebak lift."
Sontak Jo tertawa renyah mendengarnya. "Gue yakin besok dikantor bakal rame desas desus gue punya sugar baby."
Keesha menoleh kaget. "Maksud lo?"
Jo mengangkat kedua pundaknya acuh. "Bos yang gak pernah keliatan bawa cewek ini tiba tiba kejebak lift sama bocah SMA. Terutama pas gue gendong lo yang pingsan. Gue yakin bakal rame di gedung," sahutnya santai.
Mendengar itu Keesha termenung sesaat. "Pokoknya gue gak mau ke seret seret ya. Awas aja," ancamnya.
Bukannya takut Jo justru malah tertawa. "Kenapa? Takut ketauan cowok lo?" ledeknya.
Keesha melotot tak terima. "Diem lo."
Tawa Jo mereda diiringi dengan gelengan kepala tak habis pikir. "Rumah lo yang mana?" tanyanya mengalihkan.
Keesha pun menoleh ke depan. "Yang putih sebelah kiri."
Jo pun memelankan laju mobil saat rumah yang ia tuju sudah di depan mata.
Berbeda dengan Keesha. Pacu jantungnya justru berkali kali lipat lebih cepat saat melihat betapa ramainya di depan pintu rumah saat ini. Tatapan mereka sama sama mengarah kearah mobil kuning milik Jo yang tengah ia tumpangi saat ini.
"Mati aja lo Sha," rutuknya pelan membuat Jo menoleh.
"Kenapa?" tanyanya belum sadar.
Keesha menoleh. "Enggak, gak papa," jawabnya cepat. "Jo, lo langsung pulang aja ya. Gak usah turun gak papa."
Jo yang sedang melepas seatbeltnya menoleh kaget. "Kenapa? Gue mau jelasin kenapa lo bisa pulang semalem ini."
Keesha menggeleng cepat. "Gak usah gak papa. Biar gue aja yang jelasin. Mereka pasti ngerti kok," ujarnya sambil refleks melirik ke arah depan rumahnya saat berkata 'mereka' membuat Jo ikut menoleh ke arah sana.
"Itu mereka abang abang lo semua?" tanyanya polos.
Keesha hampir terbahak mendengarnya.
Abang dia bilang? Padahal disana jelas terlihat Edgar dan Adrian memakai seragam yang sama dengan yang ia kenakan.
"Itu gak penting. Mending sekarang lo langsung pulang aja ya," pinta Keesha. "Gue mohon."
Melihat wajah memohon milik Keesha, akhirnya Jo menghela nafasnya. "Yaudah kalo gitu gue balik."
Mendengar itu sontak Keesha tersenyum sumringah. "Thanks banget lo udah banyak bantuin gue hari ini. Sorry banget ya gak bisa ajak lo masuk dulu."
Jo mengangguk mengerti. "Santai. Lagian ini udah malem. Gak enak juga kalo harus sampe masuk segala."
Diam diam Keesha tersenyum mendengar dewasanya cowok dihadapan dia saat ini.
"Tapi beneran lo gak bakal dimarahin mereka? Sama nyokap lo gitu?" tanya Jo memastikan.
Keesha menggeleng. "Lo gak perlu cemas. Mereka pasti ngerti," sahutnya cepat. "Gue turun sekarang ya. Bye."
Jo hanya melambaikan tangannya sambil menatap pergerakan Keesha yang tengah membuka sealtbelt lalu membuka pintu mobil. Senyumnya mengembang saat Keesha melempar senyum tulusnya dari luar.
***
Adrian baru sampai dirumah Keesha. Kehadirannya sontak membuat Edgar diam diam mengepalkan tangannya kuat kuat.
Untuk apa Sandra sampe manggil Vero sama Adrian ke rumahnya buat nyari Keesha? Lalu apa guna dirinya disana?
Namun Edgar berusaha menekan egonya dengan bersikap biasa saja meskipun ia tidak bisa melakukannya.
Saat Adrian tengah mencium punggung tangan Sandra, tiba tiba mobil kuning berhenti di depan rumah membuat mereka semua menoleh. Sandra, Edgar, Arka, Vero, Adrian dan Alvin terus memandang mobil tersebut dengan mimik harap harap cemas, berharap yang turun adalah Keesha.
Namun jika diteliti, mobil kuning itu kaca depannya tembus pandang sehingga siapapun yang duduk di depan akan terlihat jelas.
Termasuk Keesha dan Jo.
Lima detik setelah ia memperhatikan dengan lekat, tangannya mengepal keras melihat kekasihnya duduk bersampingan dengan pria yang entah siapa ia tidak kenal.
Semua menoleh kaget saat Edgar tiba tiba berjalan menghampiri mobil tersebut dengan wajah tegang luar biasa. Melihat itu Sandra ikut menghampiri Keesha yang baru saja turun dari mobil. Berakhir dengan semua ikut berjalan menghampiri Keesha.
"Astaga Keesha kamu kemana aja jam segini baru pulang? Kamu gak mikirin orang rumah sampe matiin hp segala?" cerocos Sandra menyerobot lebih dulu.
Keesha meringis melihat wajah cemas semua orang. Terutama wajah dingin milik Edgar dan Vero.
Arka menyelinap ke depan. "Abis darimana lo? Kayak cabe aja masih seragaman gini pulangnya malem," sindirnya pedas.
Alvin menepak lengan abangnya. "Gak usah marahin dia kasian. Adek lo bakal diserang abis abisan sama bang Edgar. Liat aja mukanya udah merah gitu," bisiknya pelan.
Arka menoleh sekilas, setelah itu ia menghembuskan nafasnya pelan. "Udah mah kita masuk aja. Nanti aja marahinnya besok. Udah malem," ajaknya pada Sandra.
Edgar menoleh. "Edgar boleh bicara sama Keesha sebentar, tan?"
Sandra menoleh. "Iya gak papa. Marahin aja sekalian biar dia kapok."
Mendengar itu sontak Keesha melotot tak terima. "Mama apaan sih bukannya belain Keesha," renggutnya tak terima.
"Ya abisnya kamu nakal. Pulang sekolah bukannya ke rumah malah keluyuran sampe malem. Dianterin cowok lagi," ketus Sandra.
Edgar yang sudah tidak bisa lagi menahan amarahnya langsung menarik Keesha ke arah motornya. Meninggalkan banyak pasang mata yang diam diam ikut merutuki kebodohan Keesha.
"Udah tau punya cowok cemburuan, masih aja berulah," celetuk Arka membuat Vero menoleh.
Adrian yang tahu bagaimana perasaan Vero saat ini pun mengambil alih situasi. "Kalo gitu Iyan sama bang Vero pamit ya tan. Keesha juga udah pulang."
Sandra tersenyum ragu. "Oh iya kalo gitu. Makasih ya Iyan, Vero. Kalian udah bela belain kesini demi Keesha," ujarnya tak enak.
Vero berusaha tersenyum. "Gak papa, tan. Vero gak keberatan selama itu menyangkut Keesha."
Adrian meringis mendengar ucapan abangnya yang ambigu.
Tatapan mereka kembali memperhatikan Edgar yang tengah mengikatkan jaketnya pada pinggang Keesha.
Adrian menepuk pundak Vero. "Gak usah panas. Sekarang dia lebih berhak atas Keesha daripada kita, bang."
![](https://img.wattpad.com/cover/177289374-288-k76295.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet
Fiksi Remaja(Cover by pinterest) (Sedang tahap revisi) Saat dirasa nafas keduanya hampir habis, Edgar pun melepas tautannya. Dengan kening yang masih menempel satu sama lain, Edgar berbisik pelan. "Janji mau nurutin perintah gue?" Keesha yang tengah berusaha me...