"Jadi gini, mama ajak kamu kesini itu pengen bicara sesuatu sama kamu. Sama Keesha juga." ucap Wilda mulai berbicara serius.
Edgar dan Keesha yang merasa terpanggil, hanya bisa menatap sang empu sambil diam. Menunggu kata kata selanjutnya dengan tenang. Berharap bukan hal yang aneh aneh.
"Kita sempat membicarakan hal ini kemarin kemarin. rencananya kita ingin merubah tali pertemanan kita menjadi tali kekeluargaan." tambahnya sambil tersenyum.
Keesha lebih dulu menguasai dirinya. Ia sadar. Sangat sadar kemana arah pembicaraan ibu ibu didepannya ini.
Sedangkan Edgar, ia nampaknya tengah berfikir keras untuk bisa memahami pembahasan yang tengah dibahas saat ini. Terlihat dari raut wajahnya yang sedikit berkerut.
Dengan keras, Keesha menyenggol paha Edgar dari bawah meja. Kebetulan mereka duduk berdampingan. Sedangkan ibu ibu mereka berada tepat didepan mereka. Dan kebetulan juga, ayah mereka tidak ikut serta dalam acara ini karna pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan.
Edgar. Dengan segala rupa sumpah serapahnya menengok kearah Keesha dengan raut wajah sebal.
Keesha mendekatkan wajahnya sedikit. Lalu berbisik. "Gue mencium bau bau hal aneh disini."
"Maksud lo?" tanya Edgar ikut berbisik.
"Lo gak denger? Mengubah pertemanan jadi kekeluargaan. Apalagi kalo bukan perjodohan?" ucapan Keesha sontak membuat kedua mata Edgar membelalak lebar.
"Maksud lo kita?"
"Lo kira nyokap gue rela jodohin suaminya buat adek lo yang kecil itu?"
"Anjir lo." umpat Edgar mendengar kata adek lo yang kecil itu. Ia jelas paham kecil apa yang dimaksud Keesha.
Belum sempat mereka berdua meresapi kata demi kata yang ada didalam otak masing masing, ucapan Sandra sukses membuat mereka terkejut bukan main.
"Kita putuskan bahwa bulan depan kalian berdua akan melangsungkan pertunangan."
Kedua orang yang dimaksud sontak membulatkan mata. Jantung mereka terasa berhenti bekerja mendengar berita mengejutkan itu.
Apa maksudnya? Tunangan? Sama orang yang baru mereka kenal? Disaat mereka masih sekolah? Bahkan disaat sebelah pihak masih berduka atas cintanya yang hilang di masa lalu.
Berganti, kini Edgar yang lebih dulu sadar. Ia pun angkat bicara. "Tunangan Ma? Maksud Mama kita berdua?"
Keduanya mengangguk. "Iya. Bulan depan. Pokoknya harus."
Edgar dan Keesha saling pandang. Tidak ada lagi tatapan datar, tajam, dingin ataupun tatapan permusuhan disana. Yang ada hanyalah tatapan penuh resah, bingung seakan ingin menerobos keluar dari tempatnya untuk meminta pertolongan kepada siapapun yang bisa menolong mereka.
Keesha berdeham. "Ma, gini ya. Kita kan masih sekolah, kita masih muda juga. Tapi kita juga udah dewasa. Kita bisa cari pasangan masing masing. Itu juga hak kita kan? Belum saatnya kita menginjak ke jenjang itu, Ma. Belum waktunya." ucap Keesha mencoba menjelaskan sesopan mungkin.
Wilda pun angkat bicara. "Sayang. Kamu tenang aja. Tante gak akan paksa kamu buat cepet cepet menjadi mantu tante. Kita bisa nunggu sampai kamu siap. Kita hanya ingin meresmikan kalian berdua. Dengan tunangan, kalian pasti bisa lebih cepat menyesuaikan hubungan kalian."
Keesha memijat pangkal hidungnya. Kepalanya tiba tiba berdenyut. Entah apa yang ada dipikiran mereka berdua.
"Ma udah lah gak usah kayak gini. Lagi pula kan bisa aja Keesha udah punya calon sendiri. Atau bisa juga kan Edgar suka sama orang lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet
Teen Fiction(Cover by pinterest) (Sedang tahap revisi) Saat dirasa nafas keduanya hampir habis, Edgar pun melepas tautannya. Dengan kening yang masih menempel satu sama lain, Edgar berbisik pelan. "Janji mau nurutin perintah gue?" Keesha yang tengah berusaha me...