Misi berhasil (revisi)

2.6K 123 5
                                    

Pulang dari restoran Keesha langsung melempar tasnya lalu berhambur memeluk Sandra yang tengah menonton tv membuat Arka yang duduk tepat disebelah Sandra berjengit kaget.

"Aaaaa Mama makasih yaa udah siapin makan malem aku sama Edgar. Makasih pokoknya Keesha sayang Mama, I love you." lalu Keesha mencium kedua pipi Sandra membuat Sandra terkekeh geli.

"Hey kamu kenapa kok tumben manis gini, lagi seneng ya?" tanyanya sambil memegang kedua pipi anak gadisnya itu. "Ayo cerita sama Mama ada kejadian apa disana."

Arka mendengus. "Cih kecil kecil udah cinta cintaan."

Keesha menoleh sengit. "Diem lo jomblo." lalu ia duduk disebelah kanan Sandra.

Arka memukul pelan kepala Keesha lewat belakang Sandra menggunakan remot tv. "Langkahin gue awas aja lo, gue sumpahin jadi janda anak dua," ancamnya mengutip dari perkataan dia disekolah tadi.

Sontak Sandra menggeplak mulut Arka. "Enak aja kamu nyumpahin adek kamu sendiri jadi janda."

Arka melotot. "Mama gak tau aja kelakuan dia disekolah tadi," cibirnya tak terima sambil mengganti channel tv.

Keesha merenggut. "Itu kan gue sengaja biar cabe cabe tadi pergi dari lo ih gimana sih orang gue mau bantuin juga masih aja dendam."

"Emang ada kejadian apa tadi?" tanya Sandra bingung.

Arka mendengus melihat senyum sok polos milik adiknya. "Tanya aja sama anak Mama yang manis dan suci itu."

"Ih Mama tuh liat kan yang rese tuh bukan Keesha tau tapi bang Arka, ngeselin dasar lo venom!" umpatnya sambil menjambak rambut Arka yang duduk disebelah kiri Sandra.

Arka sontak melotot mendengarnya. "Mana ada venom bule kayak gue gini dih kobam lo,"

Sandra merentangkan tangannya menengahi. "Kalo deket ribut, kalo jauh pada galau kangen pengen ketemu. Lama lama Mama kirim salah satu diantara kalian ke Oma aja ya," candanya dengan nada serius.

Keesha menunjuk Arka dengan telunjuk kirinya. "Tuh dia aja Ma kirim ke jepang sana jauh jauh lo pergi ke Oma gih sana,"

"Enak aja yang ada tuh elo yang ke jepang karna lo masih kecil cocok tuh buat nemenin Oma yang suka banget masak masakan."

Mendengar itu sontak Keesha terbahak keras. "Heh gila lo itu masak beneran anjir Oma kan suka masak kue," sahut Keesha sambil memegang perutnya yang keram karna tertawa keras.

Arka pun ikut tertawa keras. "Itu masak masakan bukan masak beneran orang ovennya aja kecil gitu." lalu Arka tertawa semakin keras melihat Keesha semakin terbahak mendengar ucapannya.

Sandra yang berada diantara keduanya pun ikut tertawa mengingat Ibunya itu memang memiliki oven khusus yang tidak ribet jika dibawa kemana mana karna ukurannya yang kecil. Dan dasar si nakal Arka dan Keesha yang suka menggoda sang Oma dengan kata kata,

"Yahh Oma masa oven kecil gini dikira mau masak masakan kali," ujar Arka sambil membuka oven dan meneliti bagian dalamnya.

Keesha memukul punggung Arka yang sedikit membungkuk karna ovennya ditaruh diatas meja yang tingginya hanya seperut saja. "Jangan salah itu kalo kepala lo dipotong terus dimasukin ke dalem  juga gue yakin bakal muat tuh."

"Weh sorry aja kepala gue ini gede, maklum anak pinter jadi ukuran otaknya agak beda dari punya lo, otak kepala gue isinya rumus semua."

"Cih nilai rata-rata 7 aja bangga," ledek Keesha.

"Sembarangan lo kalo ngomong. Mau taruhan?"

"Gak ah makasih gak ada waktu maklum anak rajin jadi banyak waktu tersita buat belajar, bye."

Oma dan Sandra yang melihat dari kejauhan terkekeh melihat pertengakaran kakak beradik itu.

***

Rio dan Wilda tak henti hentinya mengulum senyum melihat anak semata wayangnya pulang dalam keadaan sumringah. Tanpa diberi tahu pun mereka sudah bisa menebak apa yang terjadi disana. Diam diam Rio mengacungi kedua jempol tangan dan kakinya untuk Wilda dan Sandra atas rencana yang telah mereka siapkan begitu matang tanpa sepengetahuan dirinya selaku ayah dari anak yang sedang mereka siasati. Bahkan bisa Rio tebak Andreas pun tidak akan tau tentang hal ini.

Kedua ibu ibu itu memang ajaib kelakuannya.

"Makasih ya Ma, Pa. Berkat kalian malem ini salah satu keinginan Edgar terwujud. Edgar gak tau lagi harus ngomong apa," celoteh Edgar sambil tersenyum tanpa henti membayangkan saat saat dimana gadis yang sangat ia cintai dalam kurun waktu yang singkat itu menyatakan isi hatinya, menutup matanya kala ia merenggut sesuatu yang dirinya pun bingung apakah hal itu pantas ia lakukan pada Keesha yang notabenenya baru menjadi kekasih atau itu sudah menjadi sesuatu yang awam diera seperti sekarang ini.

"Mau balas budi gak?" tanya Wilda membuat Rio menoleh mengerutkan kening.

Mendengar itu Edgar sontak menegakan tubuhnya yang semula bersandar pada kursi ruang tengah. "Apapun pasti Edgar turutin," sahutnya yakin.

Wilda tersenyum begitu manis namun justru terlihat mengerikan dimata suami dan anaknya. "Mama mau bikin adek buat kamu ya."

Sontak saja Rio tersedak ludahnya sendiri sambil berlari kearah dapur dengan wajah merah padam menahan sakit ditenggorokan.

Bukan, yang diucapkan Wilda itu bukan permintaan tapi penegasan.

Dengan mata terbelalak lebar Edgar menoleh kesal, siap melancarkan protesannya. "Enggak yang itu ya Ma. Aku gak mau punya adik lagi. Punya Anin aja kalo lagi rese suka bikin pusing apalagi nambah." Edgar membuang pandangannya ke layar tv yang begonya justru membuat Edgar ingin tertawa saat melihatnya.

Kenapa harus film Kun Anta coba?

Edgar melirik Rio sesaat yang baru saja kembali dengan gelas putih berisi air ditangan kanannya.

"Loh kan kamu bilang apapun, gak ada pengecualian dong." Wilda tetap tidak mau mengalah.

Edgar menghela nafas kasar. "Yaampun Ma, Mama kan tau Edgar gak bisa ngasuh anak kecil. Lagian Mama sama Papah itu udah ubanan ngapain masih gatel pengen bikin anak sih?" sontak saja Rio dan Wilda menatap Edgar horror mendengar perkataan itu meluncur dari mulut anaknya.

"Kamu pikir bikin anak cuma buat orang yang masih muda?" tanya Rio mengintimidasi.

Detik itu juga Edgar kikuk. "Iya kali," sahutnya pelan sambil menggaruk tengkuknya.

"Awas aja kamu kalo nanti nikah sama Keesha terus udah seumuran sama Papah masih minta jatah, Papah doain Keesha nyari cowok lain diluar."

Tatapan Edgar berubah nyalang. "Papah apa apaan sih. Amit amit jangan sampe Keesha lirik sana sini. Ucapan adalah do'a Pah, Papah mau liat Edgar jadi duda? "

Gila. Ngebayangin Keesha lirik cowok lain sekarang aja Edgar udah panas dingin, apalagi nanti udah nikah. Hidup mati Keesha adalah miliknya. Waktu dan tubuh gadis itu merupakan haknya. Ia tidak bisa membayangkan jika Keesha berpaling darinya.

Wilda berdecih. "Belum apa apa udah posesif."

Edgar menoleh kesal. "Mama gak tau aja kelakuan Papah sama sekretarisnya yang cantik sexy itu di kantor," celetuknya membuat Wilda melotot kaget.

Dengan cepat Rio berjalan ke belakang kursi lalu menjambak rambut Edgar keras. "Dasar anak durhaka."

Hi sobat Rambo wkwk udah lama gak bikin cuap cuap.
Btw ini salah satu part favorit author loh huhu seru banget punya keluarga yang kompak gini tuh.

Jangan lupa vote, comment and share ke semua sosial media kalian ya guys.

Tbc



BackstreetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang