Sumpah Keesha

515 41 8
                                    

Maaf yaa baru update lagi. Author lagi hectic parah jadi rada susah nyari waktu luang.

Author usahain double up yaa? Tapi comment nyaa ramein lagi dong masa sekarang kolom komentarnyaa sepi terus.

Happy reading guys.

***

Keesha menoleh saat mendengar suara langkah kaki. Alisnya mengerut bingung melihat wajah kekasihnya yang terlihat tidak bersahabat. Ia juga masih bingung kenapa Edgar menutup pintu kamar mandi begitu saja saat mengambil baju tadi?

Sandra dan Andreas yang sudah kembali dari mushola pun ikut menoleh.

"Kalian udah bersih-bersih?" tanya Sandra pada Edgar dan anak bungsunya.

Secepat kilat Edgar merubah raut wajahnya. "Udah, Ma." Sedangkan Alvin hanya ikut berdeham mengiyakan.

Arka dan Andreas berulang kali melihat dari celah pintu, menunggu proses persalinan Dhita selesai.

"Kenapa lama banget ya. Padahal kan kalian bilang tadi air ketubannya udah pecah sejak dari rumah," tanya Sandra yang sejak tadi merasa cemas akan keselamatan anak dan cucu pertamanya.

Keesha mengusap bahu Sandra, berusaha menenangkan Mamanya. "Berdo'a aja semoga kak Dhita sama bayinya baik-baik aja."

Semua yang ada disana refleks mengucap aamiin dalam hati.

Andreas menoleh pada istrinya. "Mama belum sempet makan tadi. Kita makan dulu ya? Sambil nunggu Dhita juga," ajaknya pada Sandra.

Sandra menggeleng. "Mama mau nunggu disini aja. Papa kalo mau ke kantin sendiri dulu."

"Mama mending makan dulu. Kalo Mama sakit gimana? Nanti siapa yang bantuin kak Dhita ngasuh bayinya? Sewa babysitter kan mahal," celetuk Arka berusaha mencairkan suasana.

Tanpa kasihan Sandra menggeplak lengan anaknya. "Kurang ajar kamu nyamain Mama sama pengasuh," ucapnya tak terima.

Bukannya takut, Arka justru malah terkekeh. "Makanya makan dulu. Mama harus seger kalo mau nemuin cucu pertama Mama."

Sandra menatap Keesha dan Andreas. Keduanya mengangguk setuju pada ucapan Arka. "Yaudah. Tapi kalo lahirannya udah beres langsung kabarin Mama ya."

Semua mengangkat jempolnya. "Iyaa, Ma."

Andreas dan Sandra pun berlalu ke arah lift menuju lantai 1. Semua mata tertuju pada keduanya hingga punggungnya menghilang ditelan lift.

Tiba-tiba Alvin menyenggol lengan Keesha membuat sang empu menoleh. "Lagi pada otw kesini katanya," gumamnya pelan sembari memperlihatkan ponselnya yang menyala.

Keesha yang tidak mengerti pun melihat apa yang adiknya tunjukan, dan detik selanjutnya ia melotot tajam. "Lo gila?" marahnya ikut berbisik.

Meski itu percuma karna Edgar sejak tadi memperhatikan keduanya.

Alvin yang tahu reaksi kakaknya akan seperti ini pun meringis. "Ya gue bingung. Mereka kayaknya tadi ke rumah."

Keesha hanya bisa membuang nafasnya kasar. Ia tidak bisa menyalahkan Alvin karna walau bagaimanapun mereka tetap memiliki hubungan yang tidak bisa disepelekan, terlepas dari semua masalah yang mereka alami belakangan terakhir.

Arka yang menangkap wajah gelisah adik-adiknya pun mendekat. "Kenapa?"

Semua mata langsung tertuju pada mereka berdua membuat Keesha langsung menundukkan wajahnya malas.

Akhirnya Alvin yang bergerak. Seperti pada Keesha tadi, ia menunjukkan ponselnya pada Arka membuat laki-laki dengan kaos maroon itu membacanya perlahan. "Dua-duanya?" tanyanya kalem.

BackstreetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang