Rencana 2

819 70 31
                                    

Rombongan murid SMA Galaxy baru saja tiba di hotel tempat mereka menginap untuk 2 malam ke depan. Karna nomor kamar dan teman kamar masing-masing murid sudah ditentukan bersamaan dengan tempat duduk bus dan pesawat, jadi begitu rombongan tiba mereka langsung berhambur masuk ke dalam kamar masing-masing.

Seperti bisa. Keesha, Ana, Alena dan Shalsa tidak bisa dipisahkan. Mereka masuk ke dalam kamar yang letaknya paling ujung. Kamar mereka letaknya dekat dengan pembatas antara jejeran kamar dan ruangan semacam tempat untuk meeting para tamu.

"Gimana kelanjutannya lo sama Edgar?" tanya Shalsa sembari membenahi barang bawaannya.

Bukannya bebenah, Alena malah merebahkan dirinya dikasur dengan AirPods ditangannya. "Pake nanya lagi lo. Udah jelas mereka udah balik nempel lagi kayak perangko," timpalnya sambil senyum ditahan.

Keesha mendelik tak terima. "Nempel apaan. Dia masih cuek. Cuma posesifnya yang tetep ada."

Ana menoyor Keesha pelan. "Itu tuh namanya kemajuan. Sekarang lo bisa tau kalo dia masih tetep gak mau  kehilangan lo. Tinggal rayu dikit juga dia bakal maafin lo."

Shalsa mengangguk setuju. "Mana betah tuh bayi jauh lama-lama dari lo."

Alena tertawa. "Dia diemin Keesha hampir dua minggu kalo lo pada lupa."

"Tapi keren sih aktingnya si Nichole. Totalitas banget anjir. Improvnya natural," celetuk Shalsa.

Mendengar itu sontak Ana yang hendak ke kamar mandi langsung meloncat ke atas kasur. "Nah yang gua bingung itu kan adegan yang si Nichole mau duduk dikursi lo gak ada di brief. Tapi kok bisa dia kepikiran kayak gitu?"

Keesha mencebik. Ia merebahkan kepalanya dipaha Alena. Disusul Shalsa yang berbaring di kakinya. "Itu kerjaan si Iyan bego." sontak Alena menjitak kencang dahi Keesha.

"Mantan gue anjir."

Shalsa terbahak mendengarnya. "Si paling gagal move on," ledeknya sembari menarik rambut Alena.

Alena tak terima. "Apaan sih. Gue udah move on ya!"

Keesha mengulum senyumnya. "Yakin gak kepincut lagi? Bukannya tadi ada yang duduk sebelahan sama mantan ya?"

"Aduh iya siapa sih itu. Mesra banget sampe cowoknya tidur juga dijaketin," sahut Ana ikut-ikutan.

Tanpa diminta kejadian di bus tadi kembali terlintas di otak Alena.

"Gak usah diumbar." Tiba-tiba Adrian menutupi paha Alena yang terekspose menggunakan jaketnya.

Melihat itu sontak Alena panas dingin tak karuan. Sudah lama ia tidak mendapat perlakuan hangat dari mantannya itu. Tapi ia harus tetap jaga image. "Apaan? Suka-suka gue lah," tepisnya berusaha jutek.

"Gue gak suka. Gak usah ngelawan kalo dibilangin. Pake," titah Adrian dengan suara dinginnya.

Seketika Alena membeku. Apa maksudnya ini? Kenapa Adrian tiba-tiba bersikap seakan dirinya mempunyai hak atas Alena. Dan lebih begonya lagi Alena malah baper diginiin mantan.

Sial!

Dan untuk adegan dirinya yang memberikan jaket saat Adrian tidur itu karna hidung lelaki itu terlihat merah seperti kedinginan. Karna tidak tega akhirnya diam-diam Alena mengembalikan jaket itu ke tubuh Adrian langsung. 

Dan kalian tau apa yang terjadi saat keduanya turun dari pesawat? Adrian kembali menarik tangannya dan tanpa basa-basi mengikatkan jaketnya itu di pinggang Alena membuat gadis itu mematung.

"Apaan sih, Yan."

"Gak usah bandel bisa? Disini banyak orang," ucapnya datar lalu melenggang pergi begitu saja.

BackstreetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang