Pertandingan belum dimulai. Para anggota masih melakukan pemanasan ditengah lapang. Sekitar 10 menit lagi mungkin babak antara SMA Galaxy dan SMA Rajawali akan segera dimulai.
Keesha duduk di apit oleh Edgar yang berada di sebelah kanannya serta Ana, dan Levin yang memegang drumb besar berjejer disebelah kirinya. Sedangkan di bangku lain yang hanya berjarak beberapa senti saja ada Shasa, Alena, Jojo dan Jordan.
Sengaja mereka tidak memasukkan Edgar, Junaid, Adrian dan Jordan di babak yang sama. Tentu saja mereka harus berantisipasi mengingat ke empatnya sama sama memiliki peranan penting dalam basket. Tim cheers yang di pimpin oleh Vanessa pun sudah ambil posisi dipinggir lapangan.
Edgar membuka hoodie hitam yang ia kenakan. Menyisakan jersey merah yang juga dikenakan oleh anak anak yang lain. Ia memberikan hoodie nya pada Keesha membuat gadisnya itu merentangkannya diatas pahanya sendiri.
Melihat itu Edgar terkekeh pelan. "Udah mulai peka ya sekarang."
Keesha mencebik. "Padahal aku udah pake celana, gak pake rok lagi kaya kemarin." Tangannya mengeluarkan kotak bekal yang berisi roti yang ia siapkan dari rumah tadi.
"Ini namanya antisipasi. Lagian celana kamu gak ada longgar longgarnya," ujar Edgar sambil menyugar rambutnya membuat Keesha ikut merapikan rambut kekasihnya yang hitam legam itu.
"Yaudah besok besok pake rok lagi aja biar longgar."
"Seneng banget bikin pacar marah," dengus Edgar. "Rok sekolah kamu juga harus diganti. Itu udah gak keliatan kayak rok SMA, tapi rok TK."
Seketika Keesha melotot tak terima. "Ngaco kamu. Rok aku gak secabe itu ya."
"Udah pendek, ketat lagi. Biar apa coba? Biar banyak yang salfok?" Rutuk Edgar semakin menjadi.
Keesha membuka kotak bekalnya. "Apa sih, Gar. Kamu kalo ngomong suka kemana mana." Ia mengambil satu potong roti dan menyuapkannya pada Edgar. "Makan dulu. Biar energi dari calon mertua-nya nyampe," sindirnya sambil menekankan kata 'calon mertua'.
"Anjir gerah padahal belum mulai," rutuk Levin sambil mengibaskan bajunya.
Sontak saja Ana yang duduk disebelah Keesha berniat menjahili Levin dengan mengambil roti dari kotak Keesha, menyuapi Levin dengan ekspresi menggelikan. "Nih gue suapin biar energi dari calon mertua-nya nyampe," sindirnya sambil terkakak membuat barisan Shasa dan Alena menoleh.
Baru saja Levin tersenyum, berniat menerimanya dengan senang hati tapi si kingkong posesif langsung merebutnya dengan kilat. "Nyari mati lo kalo sampe remahan rotinya masuk ke mulut lo."
Seketika tawa Jordan dan Jojo yang ikut memperhatikan mereka meledak membuat beberapa penonton menoleh sekilas.
Dengan cepat Keesha menarik rotinya. "Gak usah mulai ih." Lalu ia menjejali mulut kekasihnya itu dengan setengah potong roti sisa gigitan pertama Edgar.
Edgar menoleh tak terima. Lebih dulu ia mengunyah dan menelan roti yang membuat mulutnya penuh. "Kebiasaan. Sukanya belain yang gak perlu dibela," decaknya malas.
"Astaga perkara roti doang padahal."
"Ini bukan sembarang roti. Tante Sandra sengaja bikinin ini khusus buat calon menantunya," ujar Edgar. "Buat gue, Edgar. Bukan Levin," lanjutnya penuh penekanan sambil memandang Levin.
Seketika Alena melepas sepatunya. Juga membuka kaos kaki dan menggulungnya. Melemparkannya ke arah Edgar dengan penuh emosi. "Makan tuh calon mantu."
Melihat itu sontak Jojo dan Jordan melakukan hal yang sama membuat Edgar yang tak terima pun ikut membuka kaos kakinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet
Dla nastolatków(Cover by pinterest) (Sedang tahap revisi) Saat dirasa nafas keduanya hampir habis, Edgar pun melepas tautannya. Dengan kening yang masih menempel satu sama lain, Edgar berbisik pelan. "Janji mau nurutin perintah gue?" Keesha yang tengah berusaha me...