Terjebak Dalam Lift (revisi)

1.6K 75 20
                                    

Komentar di part sebelumnya belum mencapai target tapi author tetep nekat up dengan penuh lapang dada. Kasih apresiasi terbaik kalian ya, author mohon pengertiannya.


Oke. Happy reading❤

"Sha," panggil Edgar.

Keesha yang sedang membenahi buku milik Shalsa yang kini masih tertidur padahal sekolah sudah bubar menoleh singkat.

Edgar berjalan sambil menyampirkan tasnya dipundak. "Aku mau latihan basket dulu bentar. Kamu tunggu ditribun ya?"

Mendengar itu sontak Keesha menoleh sepenuhnya. Ia merasa memiliki lampu hijau untuk menemui Vero pulang nanti.

Bukan maksud ia ingin bermain dibelakang Edgar. Hanya sekedar meluruskan hal yang entah kapan bisa lurus seperti dulu.

Keesha menutup retsleting tas Shalsa sebelum menghadapkan tubuhnya menghadap Edgar. "Kamu mau basket dulu?" tanyanya memastikan. "Kalo gitu aku pulang duluan aja ya?"

Edgar mengerutkan keningnya protes. "Loh kok pulang? Kamu pulang bareng aku," ujarnya tegas. "Tunggu bentar doang, Sha. Gak akan lama. Cuma latihan doang."

Keesha menggeleng lucu. "Kamu latihan aja. Aku pulang duluan. Gak gak papa kok."

Edgar menatap Keesha curiga. "Mau kemana kamu abis ini?" tanyanya datar.

Seketika Keesha gelapan ditanya telak seperti itu.

Boong depan Edgar aja lo gak becus, Keesha!!!

"Kemana apanya sih? Aku cuma mau pulang duluan aja gak mau ganggu kamu latihan sama yang lain," alibinya mencoba membujuk Edgar.

Edgar menatap mata Keesha dengan tatapan dalam. "Kamu mau kemana?" ulangnya dengan nada lebih tajam.

Keesha menghela nafasnya, berusaha tenang dan sabar dalam menghadapi sikap Edgar yang memang mudah curiga terhadap apapun. "Aku cuma pengen marathon drakor dirumah, Gar. Daripada boring nunggu kamu disini kan mening aku nonton dikamar."

"Jadi kamu lebih milih drakor daripada aku?"

Hampir saja Keesha terbahak mendengarnya. "Jangan bilang kamu cemburu sama drakor?"

Tanpa di duga Edgar malah ikut tertawa. "Bukan cemburu, cuma sirik aja karna selalu dapet perhatian lebih dari kamu," ujarnya santai.

"Kok ngomongnya gitu sih?"

"Kan emang iya, Sha," sahut Edgar sambil tertawa.

Keesha melotot tajam. "Oh jadi aku gak boleh lanjutin hobi hobi aku gitu?"

Seketika Edgar menegakan tubuhnya. "Bukan gitu, Sha. Kok kamu malah baper sih? Aku kan cuma becanda," ujarnya sambil memegang pundak Keesha.

Keesha yang malas mendengarkan Edgar pun membangunkan Shalsa dengan tepukan keras, membuat Shalsa terjengit kaget dengan mata mengernyit silau.

"Pulang lo. Ini kelas bukan hotel."

Edgar melongo mendengar ucapan Keesha. "Astaga, Sha. Kamu kenapa marah marah?" ia berusaha menghadapkan tubuh Keesha tapi malah ditepis keras. "Tatap aku kalo aku lagi ngomong."

Keesha menghentakan tangan Edgar hingga membuat tas Shalsa terjatuh tanpa sengaja. "Males." lalu ia berlalu keluar kelas meninggalkan Edgar yang berdecak dan Shalsa yang menatap keduanya bingung.

"Dia kenapa?" celetuk Shalsa dengan suara serak dan mata yang belum terbuka sepenuhnya.

Edgar menoleh pasrah. "Tau tuh. Sensi mulu daritadi." ia memungut tas Shalsa lalu menaruhnya di meja. "Lo udah seger kan?"

BackstreetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang