Seperti biasa, pagi ini Keesha dijemput oleh Edgar. Keesha sendiri sudah siap dengan outfit santainya. Mengingat hari ini masih ada pertandingan basket mengharuskan ia ikut menyemangati kekasihnya, Edgar.
Keesha keluar dengan sweater berbahan kaos berwarna mint, dipadu jeans yang membungkus pas kaki jenjangnya, serta sepatu sneakers putih membuatnya begitu cantik dengan rambut yang diikat ala Ariana Grande.
Saat ia menuruni tangga, terlihat Edgar sedang berbincang ringan dengan ayahnya yang kebetulan sedang libur ke kantor.
"Mama kadang suka ngedumel kalo kerjaan Papa gak beres beres, om." Edgar tertawa saat mengatakannya.
"Dari dulu Rio emang gitu. Gak bisa beresin satu kerjaan sampe tuntas," sahut Andreas sambil tertawa mengingat pertemanannya dengan ayah Edgar.
Keesha yang baru datang bersamaan dengan Sandra yang membawa nampan pun bergabung. "Bahas apaan nih? Seru banget kayaknya."
"Suaranya sampe kedengeran ke dapur," tambah Sandra sambil menaruh piring berisi beberapa potong roti dan segelas susu.
"Makasih, Tan. Edgar jadi ngerepotin," ucap Edgar.
"Gak papa. Ini stock stamina dari calon mertua biar semangat tandingnya," kekeh Sandra sambil berkedip. Ia duduk disamping Edgar karna suaminya duduk di kursi single seat.
Edgar salting mendengar candaan Sandra.
"Apaan sih Mama. Gombal banget," ledek Keesha. Ia mengambil sepotong roti dan melahapnya, lalu menyodorkannya kepada Edgar yang ikut menggigit tepat di bekas Keesha tadi. "Udah sarapan belum?"
Edgar bergeleng sambil mengunyah. "Belum dua kali."
Keesha mencebik. "Mau makan disini atau dibungkusin aja buat disana?" Tanyanya sambil kembali menyuapi Edgar.
"Terserah kamu aja," sahut Edgar seadanya.
Toh pertandingan mulainya masih 30 menitan lagi. Lokasi juga gak terlalu jauh dari sini.
Keesha mengangguk. Ia melahap potongan roti terakhirnya. "Yaudah bungkus aja. Aku ambil kotaknya dulu." Lalu ia pergi ke dapur.
"Pantes nempel terus. Kalian udah berani makan bekasan masing masing," celetuk Andreas.
Mendengar itu sontak Edgar tersenyum kikuk. "Namanya juga udah sayang, Om. Mau makanan bekas atau minuman bekas juga udah gak jijik lagi."
Sandra tertawa. "Dulu juga Papanya Keesha gitu. Dia sengaja kalo nyuapin tante itu suka bekasan dia. Tante yang masih polos ya nurut nurut aja dilahap. Eh ternyata biar makin lengket."
Sandra dan Edgar tertawa meledek. Sedangkan Andreas menoleh tak terima. "Gak gitu ya. Yang ada tuh mertua kamu nih kalo ngasih om snack tuh suka di jilatin dulu biar om gak berpaling katanya."
Diam diam Edgar mengumpat dalam hati.
Kenapa becandanya kudu bawa bawa mertua si. Kan gua salting ajig.
"Emang kalo makan bekasan gitu ngaruh ya, tan sama hubungan kita?" Tanya Edgar mencoba mengalihkan topik.
Sandra menoleh saat Keesha datang dengan kotak roti ditangannya. Lalu kembali fokus pada Edgar. "Katanya sih gitu. Itu teori karna anak kita juga suka makan bekasan Mamanya jadi anaknya nurut manut sama Mamanya. Gak tau deh kalo Keesha makan bekas kamu dia jadi nurut atau enggak," godanya sambil melirik Keesha yang tengah memasukan potongan roti.
Keesha mengerutkan keningnya. "Bahas apa? Kenapa bawa bawa makanan bekas segala?"
Andreas menepuk pundak Edgar yang duduk ditengah antara dirinya dan Sandra. "Bahas kamu sama calon mantu kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet
Teen Fiction(Cover by pinterest) (Sedang tahap revisi) Saat dirasa nafas keduanya hampir habis, Edgar pun melepas tautannya. Dengan kening yang masih menempel satu sama lain, Edgar berbisik pelan. "Janji mau nurutin perintah gue?" Keesha yang tengah berusaha me...