Edgar baru saja melesat pergi dengan motor hitam milik Junaid. Sejak tadi Keesha sudah merasa gusar kala melihat jam di dinding sudah menunjuk angka 7 malam tapi kekasihnya itu belum juga beranjak dari rumahnya.
Salahkan ibu dan ayahnya yang terlalu memanjakan Edgar sehingga membuat Edgar betah berlama lama disana.
"Mau kemana lo?" Tanya Arka saat melihat Keesha mambawa tas selempang.
Keesha memasukan ponselnya. "Ke apart kak Vero," sahutnya singkat.
Seketika Arka terjengit. "Mau nyabe lo? Baru juga cowok lo balik."
Ingin sekali Keesha mencekik leher abangnya. "Bentar doang. Kak Vero juga mukanya luka gara gara tadi siang."
Baru saja Arka ingin menyahuti ucapan adiknya, namun Keesha lebih dulu melanjutkan ucapannya. "Bilangin ke Mama. Gue pergi dulu." Lalu ia pergi.
Alvin yang baru datang dengan ice cream ditangannya berlenggok santai tak paham situasi.
"Kakak lo tuh."
Alvin menoleh. Mengangkat sebelah alisnya. "Gue tau."
Arka berdecak. "Dia mau ke apart Vero," beritahunya sambil memulai game diponselnya.
Alvin yang masih kepo dengan kejadian tadi siang pun menoleh penuh minat. "Ngapain?"
Abangnya itu hanya mengedikkan bahunya. "Mau ngobatin si Vero katanya."
Alvin melahap ice creamnya perlahan. Ia masih bingung pada satu hal. "Mereka berantem karna bang Edgar tau semuanya?"
Alvin tadi keluar mengerjakan tugas kelompok dirumah temannya. Jadi dia belum mendengar berita terbaru tentang perkelahian yang membuat wajah tampan abang iparnya babak belur seperti tadi.
"Vero nyamperin Keesha di cafe. Di depan temen temen Keesha sama Edgar," sahut Arka seadanya.
Alvin melotot. "Senekat itu?"
Bahu Arka mengedik. "Ngakunya sih mau nyamperin si Iyan. Tapi liat Keesha ditarik pulang sama Edgar tuh bocah malah nahan tangan kakak lo. Jadi Edgar emosi dan ya lo tau lanjutannya gimana."
Alvin diam. Seakan baru menyadari satu hal yang hampir luput dari perkiraannya. "Kak Keesha ngapain ke apart bang Vero malem malem gini cuma karna luka?"
"Maksud lo?"
"Tadi bukannya mereka berdua pergi mau bahas sesuatu? Jangan jangan ada sesuatu tadi pagi," tebak Alvin begitu saja membuat Arka terdiam dibuatnya.
***
"Kamu kenapa malem malem kesini, Sha?" Tanya Vero kaget saat melihat Keesha datang menghampirinya.
Keesha tak mengindahkan pertanyaan Vero. Tangannya terangkat guna melihat luka diwajah lelaki tampan dihadapannya. "Kenapa belum di obatin?"
Vero tersenyum. "Buat apa di obatin?" Tanyanya dengan senyum getir. "Luka ini gak sesakit pas kakak liat kamu sama Edgar."
Tatapan Keesha terangkat. "Kak..."
"It's oke, Sha. Kakak ngerti ini konsekuensi kakak karna terlalu maksa ke kamu." Vero mengusap pipi Keesha penuh sayang. "Kakak cuma belum terbiasa liat kamu sama cowok lain. Dan mungkin sampai kapan pun kakak gak akan pernah baik baik aja dengan situasi ini."
Hati Keesha mencelos. Mengapa ia bisa seceroboh ini? Mempermainkan dua hati yang pemiliknya sama sama protectif terhadap dirinya jelas bukan pilihan terbaik.
"Maafin Keesha, Kak. Keesha gak bisa ngebela kakak apalagi nemenin kakak setelah kejadian tadi," ucap Keesha penuh sesal.
Bukannya marah, Vero justru tersenyum manis kearah gadisnya. "Lakuin apa yang seharusnya kamu lakuin tadi siang," ucapnya lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet
Teen Fiction(Cover by pinterest) (Sedang tahap revisi) Saat dirasa nafas keduanya hampir habis, Edgar pun melepas tautannya. Dengan kening yang masih menempel satu sama lain, Edgar berbisik pelan. "Janji mau nurutin perintah gue?" Keesha yang tengah berusaha me...