Haiiii
Maaf bgt yaaa author gak nepatin janji. Kemarin author udah janji mau up malem kemarin tapi authornya kelupaan huhu :(Sebagai gantinya besok author bakal up lagi yaa jadi author bakal double up nih karna kemarin ada yang minta double up
Spam komen yaa biar author makin semangat up nyaa nih biar gak lama lanjutin ceritanyaa
Yuk gasss langsung ajaa dibacaaa
"EDGAR STOP!"
Semua langsung menoleh saat mendengar teriakan itu. Disana Keesha tengah melayangkan tatapan tajamnya pada Edgar membuat Edgar berusaha meredam emosinya yang terpancing.
Keesha yang tengah bersama dengan Ana mendekat kearah mereka. Masih dengan pandangan tajam yang tak teralihkan sama sekali membuat semua yang ada disana ikut tegang padahal mereka tau ini hanya sandiwara.
"Maksudnya apa kayak gini? Ngerasa keren berantem gini?" Tanya Keesha membuat Edgar tertegun mendengar nada suara gadisnya.
Tak ingin meluapkan emosinya pada Keesha, Edgar berusaha menahan nafasnya yang gusar. Setelah sedikit lebih bisa mengontrol, akhirnya ia menoleh.
"Kalo kamu tau masalahnya kamu gak mungkin berani nanya kayak gitu."
"Apa? Masalah apa yang bikin kamu ngelakuin hal yang paling aku benci?" Keesha melayangkan tatapan beraninya. "Asal kamu tau, Gar. Aku paling gak suka sama orang yang lebih ngutamain otot daripada otak."
Seketika amarah kembali menyelimuti Edgar. "Dia mau rebut kamu dari aku, Keesha! Apa aku gak berhak marah?"
"Dia siapa yang kamu maksud? Nichole?" Sahut Keesha yang juga ikut tersulut.
"Gak usah sebut nama dia!"
Semua hanya bisa diam. Keadaan berubah tegang. Bahkan terasa sangat mencekam. Rio dan Rafa bahkan beringsut melihat tatapan Edgar pada Keesha. Adrian dan Nichole saling melempar pandangan, merasa cemas karna ide memanas-manasi Edgar ini dari Adrian dan strategi ini muncul dari otak Nichole sendiri.
Ana hanya bisa diam, ikut harap-harap cemas disamping Levin dan Jordan yang sesekali menoleh ke kanan dan kiri. Untungnya saat ini keadaan diluar tidak terlalu ramai. Hanya ada mamang parkir dan karyawan minimarket di dalam yang sebelumnya sudah mereka beritahu tentang drama ini.
"Kamu tuh childish ya, Gar. Nichole ngomong gitu mungkin cuma becanda. Mana mungkin dia suka sama aku yang baru dia kenal tadi pagi?" Tanya Keesha tak habis pikir.
Mendengar itu refleks Edgar tertawa yang terkesan dibuat-buat. "Becanda kamu bilang?" Semua diam. "Kalo dia cuma becanda, kenapa dia malah ngelawan pukulan aku sama Levin? Harusnya dia minta maaf kalo emang cuma becanda."
"Ya karna dia gak terima kalian serang dia gitu aja cuma karna candaan dia-"
"Dan aku lebih gak terima kalo dia rebut kamu dari aku Keana Keesha Allavy!!!"
"Anjir ini kenapa jadi gini," bisik Ana.
Levin mengangkat bahunya sembari bergidik. "Gua kira si Edgar cuma bakal marah yang menye-menye doang."
"Cewek yang dia posesifin setengah mati mau direbut cowok lain ya siapa yang gak emosi anjing. Kalo gua jadi Edgar juga bakal marah," sahut Jordan.
Semua saling berbisik panik. Sedangkan Keesha tetap terlihat tenang dengan smirk di bibirnya.
"Jadi kamu masih anggap aku pacar kamu?" Tanyanya tenang.
Tatapan Edgar berubah tajam. "Harusnya pas malem kejadian itu aku yang tanya kamu. Kamu masih anggep aku pacar kamu atau cuma pelampiasan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet
Dla nastolatków(Cover by pinterest) (Sedang tahap revisi) Saat dirasa nafas keduanya hampir habis, Edgar pun melepas tautannya. Dengan kening yang masih menempel satu sama lain, Edgar berbisik pelan. "Janji mau nurutin perintah gue?" Keesha yang tengah berusaha me...