Pintu rumah Keesha terbuka, membuat pandangan dua remaja yang baru pulang itu langsung bertabrakan dengan mata beberapa orang yang tengah bercengkrama.
Keesha melotot kaget saat melihat orang yang ia sebut-sebut sebagai tamu sejak tadi. Tanpa basa-basi ia langsung berlari meninggalkan Edgar yang belum paham situasi yang sedang terjadi.
"Kak Dhitaaaa astagaa kenapaa gak bilang-bilang mau pulang?!" Jerit Keesha histeris sambil berhambur ke pelukan kakak sulungnya.
Masih ingat dengan Dhita? Kakaknya Arka, Keesha dan Alvin. Di bab 'Arka dan Alvin' author udah kasih tau kalo Keesha punya 2 kakak. Yang pertama Dhita dan yang kedua Arka. Tapi author belum kasih tau kalo Dhita itu udah nikah dan diboyong suaminya ke Jogja karena Dhita memang kuliah di Universitas Gadjah Mada. Tapi karna dia lagi hamil jadi dia ngambil libur dulu buat nyamperin keluarganya di Jakarta.
Melihat hebohnya Keesha yang tengah bersusah payah agar bisa memeluknya yang tengah berbadan dua pun Dhita tertawa. "Kalo bilang-bilang namanya bukan surprise lah."
Bibir Keesha mengerucut sebal. "Lupa jalan ke rumah orang tua sendiri atau gimana? Jarang banget ngunjungin," decaknya sambil beringsut menyalami Andi, kakak iparnya. "Betah banget ya bang di Jogja?" Sindirnya membuat Andi terkekeh.
"Kakak kamu kalo diajak kesini suka nolak. Katanya di Jakarta biaya hidupnya mahal, mending di Jogja." Sontak Sandra yang duduk disamping Dhita tertawa.
"Udah tau disini mahal bukannya pindahan ajak Mama kesana. Pusing banget ngurusin ini anak tiga."
Arka mendelik tak terima. "Arka gak termasuk ya. Arka mah baik hati, gak kayak anak-anak Mama yang lain."
Tak mendengarkan ocehan kakak-kakanya, Keesha mengelus perut Dhita yang sudah sangat besar. "Kyaaaa Keesha bakal jadi aunty!!!!" Teriaknya membuat Arka melemparkan bantal dengan keras.
"Itu cowok lo suruh duduk dulu bukan malah teriak-teriak kayak orang utan," suruhnya membuat semua mata tertuju pada Edgar yang masih berdiri di dekat kursi.
Seketika Edgar langsung kikuk. Ia berjalan mendekat sambil meringis. Keesha yang baru ingat kalo dia membawa Edgar ke rumahnya pun langsung menepuk jidatnya. "Astaga lupa aku bawa oleh-oleh dari luar." Ia pun menarik Edgar agar kekasihnya itu duduk di karpet bulu karna semua memang duduk dibawah. "Kak kenalin dong cowok aku. Ganteng kan?"
Anjirrrrr jangan tanya gimana rasanya jadi Edgar. Dipuji sama pacar sendiri di depan semua anggota keluarga itu sensasinya luar biasa.
Dhita menatap Edgar sambil mesem-mesem. "Oh ini pacarnya si anak manja," sahutnya sambil menerima uluran tangan Edgar.
"Edgar, kak." Lalu uluran tangan Edgar beralih pada Andi.
"Ganteng sih. Tapi masih gantengan mas Andi," celetuk Dhita sambil tertawa mengelus perut buncitnya.
Sandra dan Andreas tertawa. "Mama kalian juga pernah bilang gitu ke Papa. Katanya Edgar ganteng tapi masih kalah jauh kalo dibandingin sama Papa," serobot Andreas membuat Alvin menoleh.
"Siapa, Pah?"
"Apanya?" Tanya balik Andreas.
Alvin tersenyum manis. "Yang nanya."
Arka terbahak sambil menepuk bahu adik bungsunya itu. "Ini baru adek gue."
Edgar duduk di sebelah Keesha, berhadapan dengan Dhita dan bersebelahan dengan Arka. Ah melihat hangatnya keluarga Keesha membuatnya ingin cepat-cepat menikahi Keesha sekarang juga.
Dhita mengendus aroma yang sangat menggugah selera makannya. Pandangannya pun langsung jatuh pada kresek putih yang sedari tadi Edgar jinjing. "Wah kayaknya ada yang bawa martabak telor nih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet
Teen Fiction(Cover by pinterest) (Sedang tahap revisi) Saat dirasa nafas keduanya hampir habis, Edgar pun melepas tautannya. Dengan kening yang masih menempel satu sama lain, Edgar berbisik pelan. "Janji mau nurutin perintah gue?" Keesha yang tengah berusaha me...