"Adek lupa, hari ini harus bawa bekal 4 sehat 5 sempurna."
Seungcheol menatap jam dinding kamarnya, pukul 5 pagi. Berarti semalaman ia terjaga masih dengan kepala yang berisik dan mata yang sulit terpejam.
Dia lagi.
Selalu laki-laki itu yang membuat Seungcheol sulit terlelap akhir-akhir ini.
Kantong matanya menghitam karena jam tidurnya kacau, namun pagi harinya ia tetap harus beraktivitas seperti biasa, membuat sarapan, bersiap ke kantor, kemudian mengantarkan anak ke sekolah, sebelum berkutat lagi dengan segala meeting dan sesekali melakukan cek lapangan.
"Ayah.." Seungcheol menoleh, pintu kamarnya terbuka sedikit dan seorang anak lelaki menuju remaja tanggung menghampirinya setengah mengantuk.
"Adek lupa, hari ini harus bawa bekal 4 sehat 5 sempurna. Kata Miss biar optimal persiapan ujiannya." Itu Rayya, putranya yang sekarang berusia 12 tahun. Kepala Seungcheol langsung dalam mode aktif. Salahnya kemarin tidak membaca grup chat anaknya, sekarang adrenaline-nya terpacu, seolah mendapat misi kilat membuat makanan 4 sehat 5 sempurna di pukul 5 pagi, anaknya masuk pukul 7 hari ini karena ada ujian praktek olahraga. Rayya sudah di tingkat akhir sekolah dasar, sibuk dengan berbagai ujian kelulusan.
"Ayo ke dapur, harusnya Bik Nah udah belanja kemarin."
Buru-buru dua laki-laki tersebut berjalan ke dapur. Seungcheol membuka kulkas, melihat tempat telur penuh terisi, susu kotak kemasan tanggung berbagai rasa juga ada, brokoli stock wajib untuk Rayya, sekotak strawberry gemuk tertangkap matanya, tinggal menanak nasi kemudian semua beres.
"Hari ini omellete sama tumis brokoli pakai bawang putih aja ya Dek? Adek tolong cuciin strawberrynya terus lap pake tissue kering ya. Adek boleh pilih kotak makannya, Ayah mau masak nasi."
"Oke!" Rayya menggeser sedikit tangga selutut orang dewasa yang ada di dapur, dulunya dipakai saat ia mulai belajar cuci tangan di wastafel.
"Ini Yah.." Seungcheol tanggap mengelap sedikit kotak makan biru-kuning itu setelah selesai meng-klik 'cook' di rice cooker. Mulai menuang minyak di teflon, memasukkan bawang putih cincang (kemasan), memasukkan brokoli yang sudah dipotong (kemasan lagi), lihai mengambil sejumput garam dan merica, tambahkan saus tiram dan larutan maizena. Aduk sedikit, kemudian jadi.
"Adek mandi dulu aja, hari ini langsung pakai baju olahraga kan?"
"He'um, udah disetrika kemarin. Bi Nah tetep dateng jam 8 ya Yah?"
"Iya, tapi nanti pulang lebih awal, kita malemnya makan di luar aja ya, nanti pulang kantor langsung Ayah jemput."
"Oke." Anaknya langsung lari ke kamar mandi.
Makan malam di luar, di hari kerja adalah neraka. Seungcheol harus menghadapi 30 menit kemacetan, menjemput anaknya di rumah, terjebak kemacetan lagi, hanya untuk sepiring makan malam. Drive-thru fast food sepertinya jadi pilihan lagi. Sempat sedikit menyesap kopi setelah berhasil menjalankan misi kilat menu 4 sehat 5 sempurna, Seungcheol masuk ke kamar mandi dan bersiap ke kantor.
---*---
"Yanda, Rayya berangkat dulu ya!" Bocah itu menempelkan dua jarinya ke pigura yang ada di meja belajarnya, setelah sebelumnya 2 jari itu ia kecup.
Potret itu, Yanda. Ayahnya satu lagi. Alasan utama kenapa dua laki-laki di rumah itu selalu mengawali hari dengan rusuh.
'Kalau ada Yanda, Ayah pasti bisa bangun jam setengah 7 terus kita gak usah makan malam di luar.'
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Life
FanfictionPositive. 'Seungcheol akan senang kan?' 'Seungcheol mau ini juga kan?' 'Is it really okay?' Jeongcheol ⚠️ mpreg, angst, major character death