Chapter 10

1.6K 107 17
                                    

Warning!

major character death


---*---


"Mau ke mana?" Seungcheol terbangun saat dirasa ranjangnya bergerak. Itu Jeonghan yang berusaha duduk kemudian sibuk mencari sesuatu di laci meja nakasnya.

Jeonghan diam. Memilih untuk tak menjawab pertanyaan Seungcheol kemudian segera berdiri dan keluar dari kamar. Seungcheol buru-buru ikut berdiri.

"Jeonghan, saya nanya." tangannya cepat mencegah Jeonghan yang nyaris menggapai handle pintu keluar. Masih tak ada jawaban.

"Kalau mau keluar, saya anter. Udah mau tengah malem, kamu mau ke mana sendirian?"

Pukul 11 malam memang jam rawan untuk berkeliaran sendiri. Merasa menunggu Jeonghan buka mulut adalah hal sia-sia, Seungcheol buru-buru meraih jaket yang ia gantung dekat pintu keluar, menggiring Jeonghan menuju mobilnya, suaminya hanya menurut tanpa perlawanan.

"Kamu mau makan sesuatu? Mau apa?" Seungcheol masih berusaha menanyai Jeonghan yang sedari tadi hanya menatap ke luar jendela mobil, menatap deretan ruko yang tutup meski sekarang weekend, tak banyak jam operasional ruko yang jadi lebih panjang.

"Stop!" Jeonghan berucap mendadak. Membuat Seungcheol kaget dan otomatis menginjak rem, beruntung ia melajukan mobil dengan kecepatan rendah.

Jeonghan melepas seatbelt dan buru-buru keluar. Itu Mill's Meal, restaurant asia tempat ia makan Pho' waktu itu yang kebetulan masih buka. Matanya berbinar melihat Mingyu yang ada di balik meja kasir.

"Igyu!!" Jeonghan berucap ceria. Mingyu menolehkan kepalanya ke arah pintu masuk. Kakak cantik itu lagi!

"Haiii Mas Jeonghan, mau pesen apa? Kita udah mau tutup sih, jadi menunya gak banyak."

"Aku mau Pho' lagi, masih ada gak? satu mangkok ajaaaaa pleaseee..." Mingyu membalasnya dengan senyum.

'Duh lucunyaaa~'

"Han, kamu mau Pho'?" Seungcheol berdiri di belakangnya.

"Kalau satu mangkuk kayaknya ada, kuahnya gak banyak tapi ya, beneran tetes terakhir kayaknya Mas." Mingyu berjalan ke arah dapur, melongokkan kepalanya, mengecek panci besar berisi kuah.

"Ada Mas, satu aja. Terus ini Mas satunya mau pesen apa?"

"Saya minum aja. Apa aja yang ada."

"Tumben Mas Han berdua, saya lega Mas Han gak keliling jam segini sendiri." Mingyu berucap sembari menuliskan pesanan Jeonghan di mesin kasir yang tentu hanya dibalas Jeonghan dengan senyum kecil. Bingung menjawabnya.

"Ini Mas.." Seungcheol merangsek ke depan, menyerahkan kartunya.

"Oke, silakan ditunggu ya pesanannya."

Jeonghan dan Seungcheol duduk di meja dekat jendela. Jeonghan terduduk sembari mengutuk dirinya sendiri yang kalah cepat membayar pesanan. Ingatannya melayang, ini pertama kalinya setelah sekian lama ia menikmati uang suaminya. Saat Jeonghan memutuskan pergi waktu itu, ia benar-benar hanya membawa barang pribadinya, meninggalkan segala hal yang Seungcheol berikan, uang, kartu kredit, bahkan pakaian, semuanya. Ia memastikan tak satu sen pun membawa pemberian laki-laki itu.

Setelah cuti kuliah dan akhirnya memutuskan resign juga dari pekerjaannya, Jeonghan hanya mengambil freelance sebagai konsultan keuangan dan baru berhasil mengerjakan 2 project, cukup untuk hidup sendiri dan tentu mengandalkan dana daruratnya, setidaknya ia bisa hidup sedikit tenang hingga bayinya berusia satu tahun dan ia bisa mulai bekerja kantoran lagi.

Second LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang