"Yah, Ayah suka ninggal-ninggalin Yanda gitu ya?"
---*---
Rayya membolak-balikkan album foto pernikahan Ayah- Yanda nya. Ia harus membawa beberapa foto untuk ditempel sebagai tugas sekolahnya. Miss Anne memberi tugas untuk membuat family tree dan mendeskripsikan pekerjaan orang tua.
Yang Rayya tau, Yanda bekerja di kantor dan mengurus proyek, menghitung uang, dan melakukan presentasi. Setidaknya itu yang ia tangkap dari beberapa foto Yandanya yang sempat ditunjukkan Mommy (Tiffany) setiap weekend dalam acara, 'Yanda 101 with Mommy and OmNyong!'.
Sementara Ayahnya, bekerja di kantor, membuat gedung, meeting dan berkeliling mencoba mobil dan bis listrik sehabis car freeday. Rayya pernah diajak. Di sana ramai, ia bahkan foto bersama Bapak Presiden. Eh iya ya? Wajahnya familiar, mirip seperti gambar yang digantung di dinding kelasnya.
Karena Rayya hanya bertiga (Ayah- Yanda- Rayya), Miss Anne bilang, ia boleh menambahkan deskripsi pekerjaan Kakek dan Nenek. Hmmmmm Nenek kerjanya membuat roti enak, Nenek juga bisa masak sop buntut, dan bikin roast chicken! Kalau Kakek, Kakek kerjanya bareng sama Bapak-Bapak yang gambarnya ada di kelas Rayya itu. Kakek sering pergi-pergi, lebih sering ketimbang Ayah. Jarang ada di Jakarta, hari ini bisa makan siang di Surabaya, sorenya Kakek pakai helm proyek di Makassar, besoknya sudah di Bali pakai baju batik yang Rayya beli sama Nenek di mall waktu itu. Jadi apa ya pekerjaan Kakek?
Puas menjelajahi album foto, matanya tertarik pada sebuah box kayu besar, setinggi lututnya.
'YJH'
'Yanda?' Ada inisial Yandanya di sana. Tapi kotaknya digembok.
Bocah itu meraba permukaan box, hingga ke samping kiri dan kanan karena ada banyak ukiran halus di sana. Tangannya berhenti saat di sisi belakang, ada pengait dan ada kuncinya!
Buru-buru ia membuka kotak tersebut dan langsung disambut dengan berbagai buku tebal, satu kotak sepatu bayi warna biru muda, dan satu buku yang terbuka sedikit karena penuh dengan isi dan beberapa lembar foto.
'Ini apa ya?'
Matanya menatap bingung gambar hitam-putih yang tertulis nama Yanda dan '4 weeks' di sana.
'Kayak kacang!' batinnya saat melihat titik hitam kecil di tengah.
Lalu ia terduduk di bawah rak buku besar di perpustakaan rumahnya. Tenggelam dengan tulisan yang menurutnya menarik dari buku yang tak tertutup rapat itu.
'My baby is 4 weeks old! Kecil banget. Sehat-sehat ya Nak, Yanda sama Ayah sayang sekali. Yanda gak papa mual-mual terus, yang penting kamu sehat. Meski kata Miss Rachel kita harusnya pisah karena Yanda suka sakit, tapi Yanda gak akan mau pisah sama bayi. Yanda gak papa sakit, gak papa makannya dari infus, dikasih obat, yang penting Adek tetep di sini ya Nak. Yanda cinta sekali sama Adek.'
'Adek, ini foto sepatu pertama yang Yanda beli buat Adek. Yanda gak tau Adek laki-laki atau perempuan, tapi sepatu birunya lucu banget. Yanda sedih hari ini belanjanya sendiri. Tadinya mau beli stroller juga tapi gak jadi soalnya stroller yang Yanda pengen gak ada. Yanda sedih. Bukan karena strollernya gak ada tapi Yanda sedih karena kenapa ya apa yang Yanda mau, Yanda gak bisa dapet? Yanda takut Adek bakal begitu juga. Tapi Yanda akan selalu berusaha biar Adek dapet cinta banyak-banyak. Kalau kita gak dapet barang yang kita mau atau orang yang kita sayang, Adek harus inget kalo kita punya satu sama lain buat saling berbagi cinta. Adek, jangan pernah mikir kalau Adek gak disayang ya, karena Yanda sayang sekali sama Adek. Kita akan selalu bareng selama-lamanya. Adek, Yanda sayang sama Adek.'
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Life
FanficPositive. 'Seungcheol akan senang kan?' 'Seungcheol mau ini juga kan?' 'Is it really okay?' Jeongcheol ⚠️ mpreg, angst, major character death