IF I (Keeping Up With Rayya!) Chapter 3

1.4K 74 5
                                    


"Thank you for always being my best friend ya Yanda. Best friend kan sayang satu sama lain, selalu temenin terus, you are the best Yanda. Rayya sayang sekali. I love you."

---*---

"Rayya mau pakai eggs nya satu atau dua?" Jeonghan bertanya sembari sibuk mencari fry pan untuk kegiatan 'masak-memasak'nya hari ini. Rayya masih di depan kulkas yang terbuka, berpikir berapa telur ya yang mau ia masak hari ini?

"Two! Karena Rayya suka."

"Okay, tolong diambil telurnya dong Mas."

Rayya kemudian merogoh rak telur di pintu kulkas, mengambil dua telur dan membawanya pada Jeonghan dengan kedua tangan.

"Hmmm kok pakai fry pan yang ini? I think the square one is better Yanda." Rayya protes saat Jeonghan menaruh fry pan bulat di atas meja dapur. Agaknya anak ini ingin sesuatu yang lain.

"Ohh..square biar kayak bikin tamago yang Rayya beli di Jepang itu ya? Kalo gitu digulung dong telurnya?"

"Ya enggak, dibalik aja gitu, gak tebel kayak yang di Jepang Yanda. Cuma mau pake yang square aja. It's boring kalo pake yang bulat."

Jeonghan tersenyum kecil, yaaa terserahlah..

"Kalo gitu coba cari fry pan yang square ada di mana?"

Rayya langsung membuka kitchen set bagian bawah, tempat banyak panci dan wajan koleksi Jeonghan dan langsung menemukan fry pan yang ia maksud.

"Ini loh Yanda.." Rayya kemudian menaruh fry pan itu ke atas meja dapur dan mengembalikan fry pan yang sebelumnya Jeonghan keluarkan.

"Oke, parutannya udah di sini. Wortelnya udah Yanda kupas, Mas Rayya yang serut ya." Jeonghan mendekatkan piring plastik berisi satu buah wortel yang sebelumnya sudah ia kupas ke hadapan Rayya yang sibuk menggeser kursi kecil agar bisa melihat kompor dan meja dapur dengan leluasa.

"Owkay.." tangan kecil Rayya kemudian memegang parutan di sebelah kiri dan tangan kanan menggenggam wortel. Raut wajahnya serius, ini adalah acara masak memasak dengan Yanda yang sudah ia tunggu-tunggu dan menu telur dadar adalah menu favoritnya, all time favorite! Maka ia harus melakukan yang terbaik hari ini.

Rumah terasa sangat sepi meski jam sudah menunjukkan pukul 11 lebih sedikit, agak aneh mengingat ini hari Sabtu.

Setelah sesi quality time bersama Ayah minggu kemarin, Jeonghan bertekad untuk melakukan hal yang sama dengan si sulung. Namun, keterbatasannya untuk pergi keluar rumah, menghalanginya untuk membuat sesi 'atraksi' hmmm atau rekreasi yang menarik dengan Rayya. Jeonghan tak kehabisan akal.

Si sulung senang sekali menemani Jeonghan di dapur. Setiap Jeonghan memasak, ia akan rewel dan menjerit meminta alat masak yang sedang dipakai Jeonghan, usianya 8 bulanan saat itu. Maka setiap Jeonghan memasak, Rayya akan menunggunya, duduk di lantai dapur, agak jauh dari kompor yang Jeonghan pakai kemudian memainkan segala wajan, panci, dan spatula yang Jeonghan gelar di hadapannya.

Ternyata kebiasaan itu tak pernah membuat si sulung bosan. Ia makin senang berlama-lama di dapur, apalagi jika itu bersama Yanda nya. Ia akan anteng berdiri melihat Jeonghan memasak dan kali ini memberanikan diri untuk beraksi sendiri, tentu dengan supervisi Jeonghan.

"Udah, ini Rayya juga yang potong brokolinya boleh?" Rayya menunjuk brokoli yang sudah dipotong kecil, nantinya akan dimasukkan ke dalam telur dadar kesukaannya. Ia hanya perlu memotongnya lebih kecil lagi sebelum mencampurkannya ke dalam telur yang sudah dikocok.

"Boleh, ini pisaunya. Pelan ya. Watch your finger!" Jeonghan memberikan pisau khusus anak-anak pada Rayya, tak terlalu tajam tapi cukup untuk sekadar memotong sayuran.

Second LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang