First Born. [Second Life- another flashback]

1.4K 45 1
                                    

Nama: Rajata Arrayya 

Umur: 7 tahun 

Pengalaman: 5 tahun 

Kelebihan: Dapat bekerja di bawah tekanan. 

Sebuah resume seksi, incaran para HRD! 

.......

Bocah dua tahun tujuh bulan itu mengerjapkan matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bocah dua tahun tujuh bulan itu mengerjapkan matanya. Telunjuk kanannya menyentuh pelan lengan kecil yang sedikit keriput itu perlahan. Hmmm ini... apa?

"Adiknya Mas Rayya lagi minum susu, Mas Rayya tunggu ya?" Ayahnya berikan senyum sembari menatap lembut putra sulungnya. Dalam gendongan hangat itu ada Aluna, si cantik yang baru saja berhasil menuntaskan perjuangannya bertahan dalam inkubator 40 hari lamanya. Sekarang, berat badannya meningkat pesat, terima kasih susu formula!

"Mas sama Yanda sini sayang..." Jeonghan datang dengan segelas susu hangat di tangan. Menggandeng pelan Rayya untuk naik ke atas ranjang kemudian mengelus kepala itu sayang, sesekali kepalanya mengintip ke arah bassinet di mana anak ketiganya, Ara, tertidur di sana.

"Ayah?" Rayya menatap ke arah Yandannya. Sudah naik ke atas ranjang dengan segelas susu di tangan tapi kenapa ya Ayah tidak tidur di sebelah Rayya? Harusnya Ayah bacakan cerita Pinokio Si Hidung Panjang sekarang. Kok Ayah masih saja duduk di sofa? Kok tidak sama Rayya?

"Ayah lagi sama adik Aluna dulu, Mas Rayya sama Yanda gantian. Bobo yuk?" Jeonghan mengelap pelan bibir Rayya dari sisa-sisa susu di sana, tangannya menggiring anak itu untuk berbaring kemudian menarik selimut dan mulai menggumamkan nyanyian.

"Pinokio? Mana?" si kecil mendongak menatap Yandanya. Rayya mau dibacakan cerita, bukan mendengarkan Ambilkan Bulan dari Yanda.

"Hmmm? Mas Rayya mau dibacain cerita?" tangan Jeonghan mengelus kepala si sulung dengan sayang. Kepalanya kemudian mencari-cari buku Pinokio yang Rayya inginkan. Duh di mana ya?

"Bukunya di kamar Rayya, sebentar Ayah ambilkan ya?" tangan Seungcheol sesekali menepuk paha kecil itu pelan. Sudah pukul 10 malam tapi badannya dipaksa terus menerus bekerja untuk melayani anak-anaknya. Ada dua bayi dan satu balita di dalam rumah, jangan bayangkan betapa sibuknya Seungcheol dan Jeonghan sebagai orang tua.

"Aya mau Pinokio ya Ayah," ada antusiasme dalam binar matanya. YES! Ayah mau ambilkan buku Pinokio yang membuat Rayya begitu penasaran. Sebentar lagi kan?

"Mas Rayya tunggu ya? Sabar ya..." Jeonghan tersenyum lembut sesekali mencium kening dan pipi itu bergantian. Sebenarnya bisa saja ia mengambilkan buku yang diinginkan Rayya, tapi sungguh ia lelah luar biasa dan hanya ingin tiduran. Kegiatan memompa ASI untuk dua bayi dan mengatur penyimpanannya di freezer ternyata menyita waktu dan tenaganya hingga tetes terakhir. Jeonghan tak sanggup bahkan untuk sekadar bangun dan mengambilkan apa yang si sulung inginkan.

Second LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang