IF I (Keeping Up With Rayya!) Chapter 2

1.5K 79 9
                                    


"I have to be brave all the time kan Ayah. Kan Rayya itu Mas, harus berani. Gak boleh takut." 

---*---


Seungcheol mengusap pelan tangan Rayya yang terkulai di sebelahnya. Pulas sekali anak itu tidur di carseat. Seungcheol bersyukur jalanan tidak terlalu macet, mungkin karena hari kerja. Sedikit tersenyum mengingat Rayya sangat antusias bahkan berkata dengan mantab, 'Rayya gak mau bobok! Mau liat pemandangan.' Tapi lihatlah sekarang? Setelah memakan roti coklat favoritnya, anak itu langsung tertidur pulas.

Seungcheol melirik ke beberapa tas yang ada di dekat kakinya. Ada beberapa snack sehat dari merk organik yang ternyata banyak distock Jeonghan di rumah. Belum lagi lunch box di sampingnya, isinya ada salad sayur yang masih dingin, roti tawar dengan selai coklat, ada bitterballen yang Jeonghan buat, juga nasi timbel berbungkus daun pisang serta ayam goreng yang ditaruh di sana. Takut Rayya dan Seungcheol kelaparan di jalan tapi terjebak macet. Seungcheol sudah memakan bagiannya tadi.

Jeonghan ternyata benar-benar serius saat mengatakan bahwa ia ingin punya anak. Jeonghan melakukan apapun untuk anak-anak mereka, even doing extra miles. Ia melihat sendiri, Jeonghan nyaris tak berhenti memasak, menemani anak-anak belajar, memperhatikan segala tontonan anak-anak (Seungcheol sedikit mengernyit karena anak-anaknya hanya punya jatah screentime 30 menit satu hari yang bahkan jarang terpakai), Jeonghan juga banyak menempelkan notes di dapur, kamar mereka, dan tentu kamar anak-anak terkait menu makanan, resep masakan, atau jadwal anak-anak.

Rayya ternyata masih berlatih tenis secara intens setiap hari Kamis, Aluna mengambil kelas ballet Selasa dan Kamis, dan Ara sudah terdaftar mengikuti softball setiap hari Rabu. Hari ini jadwal Ara untuk softball dan besok Rayya juga Aluna ada kegiatan di luar. Semua anaknya juga rutin berenang 3 kali seminggu di rumah. Belum lagi Jeonghan bilang Rayya mengikuti taekwondo di sekolah bersama adik-adiknya dan weekend adalah hari bebas, mereka bisa main basket, main bola, atau berkuda. Tergantung saat itu Seungcheol sedang mood menemani anak-anak olahraga apa.

Seungcheol? Hmm sedikit kaget ternyata weekend ia yang bertugas mengisi kegiatan anak-anak sejak pagi hingga mereka tidur lagi. Benar sih, ia bisa melakukan semua olahraga yang anak-anaknya mainkan sekarang. Ia hanya bingung kenapa semua berhubungan dengan olah tubuh?

Ternyata, anak-anak bermain musik dan melakukan aktivitas kreatif hanya di rumah dengan Jeonghan. Mereka semua bermain piano, Aluna mulai berlatih biola, Rayya mulai tertarik pada gitar, dan Ara ternyata iseng ingin bermain bass karena Seungcheol bilang bass itu keren. Ia kaget di rumah ternyata ada sebuah studio mini yang cukup lengkap. Rayya masih melukis dan tentu bersama Jeonghan. Memikirkan segala kegiatan yang dirancang Jeonghan saja Seungcheol sudah lelah.

Dulu, di rumah mereka hanya ada grand piano dan gitar. Rayya mengikuti les piano secara privat, guru pianonya yang datang ke rumah. Mengikuti tenis dengan coach terbaik yang Seungcheol pilihkan, sesekali golf bersamanya. Weekend akan mereka habiskan berpergian, biasanya ke mall karena Seungcheol kehabisan rekomendasi tempat atau Rayya akan ia ajak menunggui ia meeting entah di kantor, resto, bahkan luar negeri. Sesekali mereka pergi menonton pertandingan olahraga atau Seungcheol mengajarinya berkuda. Selebihnya? Rayya hanya akan di rumah menunggu Seungcheol pulang kerja atau pergi ke rumah Kakek Neneknya. Jangankan berkegiatan, makan sehari-hari saja mereka sering sekali beli di luar. Mungkin ini kenapa Rayya mudah sekali sakit.

Melihat tiga anaknya memiliki fisik yang kuat (Ia bahkan melihat Aluna bolak-balik bergelantung di ruang bermain yang sengaja didesign seperti area panjat tebing, memanjat pipa, dan perosotan) saat Seungcheol menemani putrinya yang saat itu tak bisa tidur padahal jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Belum lagi mereka yang betah berada di kolam dan lincah berenang dari satu sisi ke sisi yang lain. Seungcheol pernah hanya diam di ruang tengah sehabis makan malam dan semua anak-anaknya berteriak dan berlarian entah meributkan apa. Rayya dulu tidak begitu.

Second LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang