Shadow [Second Life- another flashback]

1K 43 15
                                    

WARNING!
Frightening & Intense Scenes

|Stay with me, no matter in what moment Let's become the same light, the same shadow In whatever place, I'll hold you|

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

|Stay with me, no matter in what moment Let's become the same light, the same shadow In whatever place, I'll hold you|

. .

"Adek, liat ini Ayah udah beliin apa sayang." Seungcheol menyalakan flash di ponselnya, menunjukkan beberapa mainan dengan warna menarik yang baru saja dibelinya saat istirahat makan siang, untuk si bungsu yang mulai tertarik dengan warna.

"Adek, liat sayang, Ayah beliin apa itu." Jeonghan di seberang sana, menutup kancing kemejanya sembari mendudukkan si bungsu Ruga yang baru berusia 8 bulan agar tertarik melihat ke arah layar di mana Ayahnya sibuk menunjukkan isi bagasi mobilnya.

"Ayah...Ayah...halooo Ayah..." Ara menyusul dan keningnya terlihat memenuhi layar ponsel yang Jeonghan taruh di atas meja dengan mobil-mobilan Rayya sebagai tatakannya.

"Ara, Ayah belikan krayon buat Ara. Ini sayang yang isinya banyak! Nanti kita menggambar sama-sama ya!" Seungcheol berikan senyum lebar terbaiknya, merasa geli melihat Ara yang begitu susah payah menarik perhatiannya.

"Ayah cepet pulang!!" Aluna ikut duduk di lantai dengan tangan yang mendorong Ara ke samping agar Ayahnya bisa jelas melihat rupanya.

Sudah pukul 9 malam dan anak-anak Seungcheol masih segar. Antusias menunggu Ayah pulang katanya.

"Adek, handphone Yanda jangan dimakan!!" Rayya terdengar panik melihat Ruga yang sudah memajukan badannya dan tangan yang bersiap mengambil alih handphone untuk dimasukkan ke mulutnya.

"Ayah cepet pulang ya Ayah!!" berhasil menyelamatkan ponsel Yandanya, wajah Rayya gantian yang menghiasi layar. Mulutnya ia dekatkan ke arah speaker ponsel Jeonghan dan kembali mengultimatum Ayahnya untuk segera pulang.

"Ayah jangan ngelembur lagi Yah, gitu Mas." Jeonghan terkikik geli dan membiarkan anak-anaknya menguasai ponselnya, masih terduduk di atas sofa kamar utama dengan 4 anak yang bergabung di sana. Hari Jumat, waktunya anak-anak tidur dengan Ayah dan Yandanya, alasan utama kenapa semuanya berkumpul di sana.

"Iya Mas, Ayah langsung pulang ini. Gak lembur lagi Ayah. Ayah belikan lagi raketnya yang baru, lebih bagus. Mas suka pasti warnanya kuning gini. Liat Mas." lagi-lagi Seungcheol menunjukkan hadiah untuk putranya, kali ini si sulung yang kebagian.

"Buat Kakak ada dress ini Kak, cantik sekali nanti dipakai Kakak." puas menunjukkan segala barang buruannya yang tadi siang ia beli karena teringat anak-anak, Seungcheol menutup pintu bagasi kemudian masuk ke bagian kemudi. Menaruh ponselnya di phone holder dashboard kemudian perlahan menstater mobilnya. Bersiap untuk pulang.

Wajahnya sumringah melihat anak-anaknya masih berebut untuk mengobrol dengannya. Sesekali hanya terlihat rambut Aluna, kepala Rayya, bibir Ruga, atau separuh mata Ara yang berebut memegang ponsel Jeonghan, tentu dihiasi tawa Jeonghannya sebagai background musiknya. Semangat sekali Seungcheol untuk pulang ke rumah setelah seharian berkutat dengan pekerjaan bahkan harus lembur segala.

Second LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang