Apa alasan untuk semua ini? Untuk apa Seungcheol hidup seperti ini?
---*---
"Mau sampe kapan Mas ngintilin aku terus gini?" Jeonghan sedikit melempar piring kecil yang baru saja ia gunakan untuk makan puding. Seungcheol terkesiap kaget, sedikit. Badannya tak sengaja menubruk kecil tubuh Jeonghan yang cepat sekali berbalik.
"Ya bener sih kamu kerja di rumah, tapi laptop kamu di mana, badan kamu di mana?" Jeonghan melirik laptop Seungcheol yang teronggok begitu saja di meja ruang tengah. Ia mulai jengah karena beberapa minggu ini Seungcheol makin aneh. Saat Jeonghan berkata bahwa Seungcheol mengikutinya terus menerus, ia bener-benar bermaksud begitu.
Kegiatan tentu di awali di pagi hari, dengan Jeonghan yang terbangun dan Seungcheol memeluknya erat-erat dari belakang. Jeonghan sempat berteriak kesal karena saat malam, ia merasa kegerahan padahal pendingin sudah diturunkan suhunya tapi Jeonghan malah mandi keringat. Salahkan Seungcheol yang memeluknya erat-erat bahkan kadang ia sulit bernapas karena begah. Kemudian tentu Jeonghan akan ke kamar mandi, mengurus kegiatan mual-muntahnya yang belum juga hilang meski tak setiap hari terjadi.
Seungcheol akan terbangun dengan kaget, berlari secepat kilat menyusul Jeonghan yang entah sedang di kamar mandi atau sudah di dapur. Derapan kakinya sungguh nyaring dan Seungcheol akan berteriak ribut, 'Sayang? Sayang? Jeonghan di mana?'
Membuat sarapan, biasanya hanya french toast, pancake, atau apapun bahan yang ada di depan mata Jeonghan. Masih dengan Seungcheol yang seperti security memerhatikannya dari meja makan, sesekali memijat keningnya sendiri. Jeonghan hapal sekali karena pasti Seungcheol terbangun dengan sakit kepala, efek kurang tidur dan terbangun dengan kaget. Setiap hari.
Setelah sarapan, Jeonghan akan mandi. Masih dengan Seungcheol yang juga ikut mandi bersamanya! Gila.
Alasannya karena kandungan Jeonghan makin besar, Seungcheol takut Jeonghan tergelincir atau apalah banyak sekali alasannya. Padahal, kamar mandi Jeonghan bahkan sudah disability friendly. Ada pegangan di dekat kloset, di dekat bathtub, seluruh lantai sudah dilapisi lapisan anti slip, bahkan sampai ke dalam shower box dan bagian dasar bathtub karena Jeonghan memang senang sekali berendam apalagi kehamilannya makin berat. Berendam membuatnya lebih rileks dan tidur lelap.
Mandi yang biasanya hanya 15 menit bisa menjadi satu jam karena Seungcheol benar-benar menungguinya di dalam. Masih dengan sesekali membantunya keramas dan sekarang malah membantu menggosok tubuhnya terutama di bagian kaki, padahal di dalam kamar mandi ada kursi kecil untuknya duduk yang nanti akan memudahkannya meraih kakinya. Saat hari libur, mereka akan berendam berdua, kadang sembari membaca buku atau Seungcheol memeluknya dari belakang dan mereka akan mengobrol intim kemudian durasi mandi akan jadi 3 jam karena kegiatan di bathtub tentu akan lebih beragam dan menguras tenaga, if you know, you know...
Kemudian, Jeonghan akan duduk di depan meja riasnya dengan Seungcheol yang sudah seperti asisten salon, mengeringkan rambutnya sesekali menstylingnya yang entahlah Jeonghan membiarkan saja suaminya berkreasi. Seungcheol baru akan memulai pekerjaannya saat Jeonghan sudah duduk dengan secangkir teh dengan daun raspberry, duduk di sofa di depan jendela dengan mentari pagi yang cukup hangat untuk sedikit berjemur dan membaca buku. Saat bosan, Jeonghan akan merajut atau menggelar yoga mat nya, sesekali memanggil instruktur pilates untuk latihan di rumah. Sementara Seungcheol yang ternyata sangat serius ucapannya untuk bekerja di rumah, ia men-set ulang meja kerjanya di ruang tengah, tempat Jeonghan biasa beraktivitas.
Jeonghan nyaris menjerit kesal karena suaminya benar-benar berlebihan. Ia pikir, Seungcheol akan mengunci diri di dalam ruang kerjanya dengan layout perpustakaan Hogwarts karena dikelilingi rak-rak buku yang terpasang hingga menempel ke langit-langit. Tentu dengan segala perangkat canggih, pendukung untuk melakukan con-call, dan kursi kerja luar biasa nyaman. Terbukti, saat Seungcheol sempat terkena tifus sehabis mereka bulan madu, Seungcheol betah duduk di kursi ruang kerja (sama seperti miliknya di Jakarta dan Singapura) sampai Jeonghan beberapa jam sekali harus mengeceknya karena takut ia pingsan atau bagaimana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Life
FanfictionPositive. 'Seungcheol akan senang kan?' 'Seungcheol mau ini juga kan?' 'Is it really okay?' Jeongcheol ⚠️ mpreg, angst, major character death