|Time condenses and falls, drop by drop I'm pushed away deeper, falling and falling
Even if I'm locked away You're the one that can open me up and free me|. . . .
"Testpack. Positive."
"Ini bener?" Seungcheol mengacungkan testpack itu ke arah Jeonghan. Bingung sekaligus tak percaya.
"Aku punya 4 lagi kalau kamu mau liat."
Isn't it too early?
"How could...you?" Seungcheol berbisik masih dengan takjub menatap tetspack di tangannya.
"The heck are you talking about? Ya bisa lah!" Jeonghan mencetus kesal. Ini apa-apaan deh suaminya?
"Enggak..enggak, maksudnya bukan itu. Han, ini kok bisa? Hah?"
Seungcheol terus memperhatikan tulisan pregnant yang tertera begitu jelas di testpack yang baru saja Jeonghan berikan. Pikirannya berkecamuk dan hatinya mendadak tak tenang. Seungcheol jadi Bapak setelah ini?
"Cheol?"
" Ah...Sorry but I bit...overwhelmed."
Jantungnya berpacu kencang sekali. Terakhir ia begini saat test kesehatan lari di atas treadmill tahun lalu.
Ditariknya Jeonghan ke pelukannya. Bisa ia rasakan Jeonghan pun sama. It's thrilling guys!
"Congrats Han!!!"
Seungcheol tau, Jeonghan selalu memimpikan seorang anak. Bayi di tengah-tengah keluarga mereka yang baru resmi dibangun beberapa bulan ke belakang. Ada gelenyar aneh di hatinya. Entahlah...Seungcheol pun tak begitu paham. Tapi yang pasti...ia senang?
Seungcheol berhasil.
Seungcheol bisa hasilkan bayi.
Dan itu anaknya dengan Jeonghan.
Jeonghan yang ia nikahi dan otomatis membuat Seungcheol menggenggam dunia dalam sekejap. Seperti apa ya rupa anaknya nanti? Ah...pasti akan lucu sekali karena Jeonghan pun cantik.
"Hannie seneng?" Seungcheol berbaring miring dengan Jeonghan yang ikut berbaring di sebelahnya dan memainkan kancing piyama suaminya. Harusnya Seungcheol pergi ke kantor tapi melihat Jeonghan makin repot bolak-balik kamar mandi karena mual dan muntahnya parah sekali, ia jadi harus ijin.
"Cheol seneng?" Jeonghan menatap wajah tegas suaminya. Laki-laki yang berhasil membuahi dirinya tanpa harus Jeonghan menunggu lama. Sebentar lagi Jeonghan akan miliki keluarga kecilnya sendiri dan ia tak akan kesepian. Memulai hidup baru seperti Ayah dan Bunda dengan Jeonghan di tengah-tengah mereka. Jeonghan juga sebentar lagi akan mewujudkan hal yang sama.
"Seneng, saya seneng banget. Terima kasih Jeonghan." Seungcheol mengecup kening itu sekilas. Tangan kirinya mengelus pelan pipi Jeonghan yang menirus akibat beberapa hari ke belakang nafsu makannya tak bagus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Life
FanfictionPositive. 'Seungcheol akan senang kan?' 'Seungcheol mau ini juga kan?' 'Is it really okay?' Jeongcheol ⚠️ mpreg, angst, major character death