"Cium lagi dong. Panjang ini hari Ayah kayaknya nemenin keliling. Cium yang banyak biar ada tenaga dong sayang!"
---*---
"Aku ngerasa bersalah..."
Seungcheol mengernyitkan dahinya, menatap heran Jeonghan yang duduk di sebelahnya, hanya terhalang dengan dua bocah yang tertidur di tengah mereka.
Jeonghan memaikan selimut dengan tangannya, kepalanya menunduk layu, sesekali menghela napas.
"Aku gak suka banget ngerasa kayak gini. Capek."
Seungcheol makin melebarkan matanya saat Jeonghan malah mulai menangis. 'Ini kenapa?'
"Kenapa sayang?" Seungcheol meraih tangan Jeonghan yang ada di pangkuan, sedikit sulit karena Aluna lelap di sebelahnya dan Ara pulas di sebelah Jeonghan.
"Aku gak pernah bener jadi Yanda buat Rayya. I hate feeling this way but it traped me like crazy. Masa cuma nganterin dia ke Taman Safari aja aku gak bisa? Dia tuh minta udah dari berbulan-bulan lalu. Harusnya kita ke sana 2 bulan lalu pas dia libur sekolah. Tapi aku payah banget karena ternyata hamil ketiga juga aku masih muntah-muntah aja gitu kayak jaman Rayya. Terus Aluna sakit, abis itu gantian Ara sakit sampe harus masuk rumah sakit. Rayya tuh diem aja bahkan setelah kita nunda terus. Tapi aku sedih, aku gak becus banget sampe biarin dia lagi-lagi ngalah." Jeonghan menggigit bibirnya kuat-kuat, mencegah isakannya membangunkan si kembar.
Seungcheol makin mengeratkan tautan tangan mereka, mencoba menguatkan. Seperti ia sendiri sudah pernah mengalami apa yang dirasakan Jeonghan. Seungcheol tak mengira, kehadiran orang tua yang lengkap pun tetap membuat Rayya harus berkonflik dengan keadaan.
"Bukan salah kamu.."
"Tapi Mas, dia udah ngalah gak ke DisneySea karena adik-adiknya mau ke Disneyland pas kita ke Jepang. Dan waktu itu aku mulai gak fit, ternyata hamil Adek. Batal kita ke sana. Malah langsung pulang. Kita juga yang janjiin ke dia buat ke Taman Safari tapi lagi-lagi diundur terus. Akan makin sulit nanti kalo yang kecil udah lahir. Aku gak tau harus gimana lagi. I feel sorry for him. Dia tuh dari kecil udah dipaksa ngalah terus. Gak kayak gini harusnya..." pecah sudah isakan Jeonghan, meski kecil tapi cukup untuk mengiris hati Seungcheol.
Seungcheol anak tunggal, pun dengan Jeonghan. Tak pernah seumur hidup ia merasakan harus berbagi atau mengalah sejauh itu. Usianya jauh dengan Soonyoung dan Tiffany apalagi Ichan. Ia sudah sangat mengerti saat harus dituntut untuk mengalah atau berbagi. Tak pernah ia bayangkan Rayya yang sekecil itu harus mengalah tanpa perlawanan untuk adik-adiknya.
Jeonghan masih ingat bagaimana ia dan Rayya berhadapan dan sama-sama menangis, masih di apartment mereka di London saat Jeonghan berusaha menyusui Rayya tapi payudaranya terasa luar biasa sakit dan sensitif, usia kandungannya masih sangat muda waktu itu. Rayya masih sekitar 19 bulan. Tengah malam dan mereka malah saling beradu air mata. Jeonghan merasa gagal dan Seungcheol di sana, merengkuh Jeonghan berusaha menenangkan kemudian menggendong Rayya ke dapur untuk ikut menghangatkan ASIP yang sebenarnya jumlahnya pun tak seberapa.
Mereka bertiga berakhir tak tidur sampai pagi. Rayya makin menangis saat Jeonghan berusaha meraihnya dan untuk kali pertama Jeonghan merasa patah hati sesakit ini. Bahkan sebelum si kembar lahir, Jeonghan sudah merasa nervous dan anxious luar biasa. Ia cukup kaget dengan keadaan. Seungcheol untungnya masih di sana, berusaha membantu apapun yang bisa ia lakukan. Menjauhkan Rayya dari Yanda nya sementara, karena Rayya pun terlihat bingung, merasa ditolak oleh Jeonghan. Ia juga di sana, memeluk Jeonghan karena suaminya hanya butuh itu. Menelfon Jisoo dan Seokmin untuk menemani Jeonghan sesekali. Tiffany dan Hao pun sering datang, sedikit membantu untuk mengalihkan pikirannya yang kacau. Ia juga di sana saat Jeonghan memutuskan untuk ke psikolog dan tentu mengantar Rayya ke dokter tumbuh kembang, Jeonghan ketakutan Rayya akan mengalami gangguan pertumbuhan atau apapun itu karena masalah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Life
FanfictionPositive. 'Seungcheol akan senang kan?' 'Seungcheol mau ini juga kan?' 'Is it really okay?' Jeongcheol ⚠️ mpreg, angst, major character death