WARNING!
21+
baby blues
"Aduh aduh aduhhh Rayya cucu Nenek paling ganteng. Anak sehat, anak pinter ya sayang ya. Lucunya..."
Jeonghan menaruh hairdryer ke atas vanity table kemudian bergabung bersama Mami di sofa master bedroomnya.
"Hannie udah pinter mandiinnya, tali pusatnya juga udah puput. Gampang ini nanti ngurusinnya. Ya sayang ya? Rayya sama Yanda abis ini hmmm? Besok yang mandiin gak Nenek lagi ya."
Jeonghan menaruh dagunya ke pundak ibu mertuanya, ikut menatap Rayya yang menguap kecil dan menutup mata kirinya dengan tangan mungilnya.
"Hannie maunya sama Mami terus." suaranya tercekat. Tak bisa Jeonghan bayangkan ia harus mengurus Rayya berdua saja dengan Seungcheol di rumah.
"Kalo gak bisa gimana. Miii mau sama Mami terus." matanya berkaca-kaca. Sudah tiga minggu Mami menemani Jeonghan mengurus Rayya. Semuanya Mami yang bantu kerjakan. Meninggalkan Papi yang setiap hari mengomel sembari mengeluh karena lamanya ia ditinggal sendirian di rumah.
"Kan udah sama Cheol, Nak. Hannie bisa. Cheol juga luwes banget. Kalah Papi mah gak ada apa-apanya! Bisa sayang." Mami meletakkan Rayya di tangan kirinya sementara tangan kanannya ia buka untuk merangkul menantu tersayangnya.
"Kalo gak bisa gimana. Nanti Rayya nangis terus gimana Mi? Hannie gak bisa." menetes lagi air mata Jeonghan yang selama ini ia tahan. Mengiba agar ibu mertuanya mau tinggal lebih lama.
Semua orang pasti heran melihat adegan Jeonghan yang merengek hingga menangis, mengais belas kasih pada mertuanya. Jeonghan si paling mandiri dan sangat paham soal mengurus anak. Ia yang paling banyak membaca jurnal, mengikuti milis parenting, webinar, seminar, apalahhh apalahh semuanya. Jeonghan yang paling paham.
Tapi mengingat lagi bahwa malam ini adalah malam terakhir ibu mertuanya ada di Inggris dan besok pagi Seungcheol harus mengantarkan ibunya ke bandara, praktis membuat Jeonghan senewen juga. Apa kabar nasibnya dan bayinya?
"Mi, Hannie gak bisa. Gak bisa Hannie ditinggal..." makin kencang rengekan Jeonghan. Aaaa bagaimanaaaa...
"Kan ada aku, sayang." Seungcheol yang baru saja mematikan saluran televisi di ruang tengah, bergabung masuk ke kamar utama kemudian duduk di ranjang.
"Ada aku. Tenang aja, gak papa. Kita kan sama-sama." Seungcheol sangat paham bahwa Jeonghan begitu gelisah. Agak aneh sebenarnya. Padahal ilmu Seungcheol soal parenting jauh sekali dibanding Jeonghan, tapi ia menyikapi pulangnya sang ibu ke tanah air dengan tenang. Biasa saja.
Awalnya.
Semua berubah saat Jeonghan tidur malam dengan gelisah. Sudah tugas Seungcheol untuk begadang mengurus Rayya. Seungcheol tau benar bahwa Jeonghan butuh istirahat yang berkualitas setelah seharian Rayya hanya mau dipegang oleh Yandanya. Gantian Seungcheol sekarang. Tapi yang ia dapat malah Jeonghan yang terduduk bersandar di kepala ranjang dengan linglung dan wajah mengantuk total.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Life
FanfictionPositive. 'Seungcheol akan senang kan?' 'Seungcheol mau ini juga kan?' 'Is it really okay?' Jeongcheol ⚠️ mpreg, angst, major character death