"I'm the one who should be asking, why?"
TW!
cheating, major character death, broken home......
Seungcheol menutup kasar jurnal yang menjadi biang keladi segala ledakan yang terjadi minggu ini. Jeonghan pelakunya, sudah pasti. Tapi ya salah Seungcheol juga, kenapa ia tak pernah mengamankan kotak sialan itu hingga kemudian Rayya dengan cerdiknya bisa membukanya dan mengacaukan segalanya.
"Rayya mau sama Yanda aja..."
Seungcheol memijat keningnya, sudah 10 hari anak itu dirawat di rumah sakit dan yang keluar dari bibirnya hanya satu kalimat yang sungguh Seungcheol muak mendengarnya. Maksudnya... bagaimana bisa anak itu mau ikut Jeonghan? Bagaimana caranya?
"Rayya, I'm so sorry that this has happened to you. Harusnya Rayya bisa sama-sama orang tua yang lengkap, yang sayang sama Rayya. Bukan di sini sama aku."
Kemudian, apa lagi maksud Jeonghan?
Berkali-kali Seungcheol mencoba berbagai cara agar bisa membujuk Rayya kembali ke rumah, hingga akhirnya ia memutuskan untuk membuka jurnal sumber dari segala masalah, berharap menemukan solusinya yang ternyata hanya membuat ia sakit kepala.
"It must be so lucky to have Ayah by your side. It's all on me, Rayya. I'm sorry."
Seungcheol mungkin tidak pernah tau, Jeonghan begitu hancur kala menuliskan kertas-kertas terakhir pada jurnal itu. Runtuh sudah segala konsep jurnal cantik yang nantinya akan dibaca Rayya saat dewasa dan menjadi kenangan manis yang merekam bagaimana anak itu tumbuh dalam rahimnya. Tertempel beragam foto USG yang kemudian dituliskan notes oleh Ayah dan Yandanya, foto-foto maternity cantik yang juga akan tertempel di sana, tak lupa beberapa pesan dan harapan Jeonghan dan Seungcheol untuk Rayya. Berantakan semuanya.
Yang ada hanya bagaimana Jeonghan begitu getir menuliskan kegiatannya yang menyedihkan. Mungkin akan membuat Rayya membencinya karena yang ia tuangkan hanyalah kesedihan dan tulisan-tulisan mengais belas kasihan. Apa itu? Menceritakan bagaimana ia terluka karena jatuh di kamar mandi? Menceritakan bagaimana ia begitu kesepian melawan insomnianya dengan mengganggu Ichan bocah SMP untuk menemaninya main lego hingga pagi?
Jeonghan terlihat pengecut sekali.
Hingga saat akhir trimester keduanya, yang Jeonghan isi adalah bagaimana ia merasa begitu bersalah pada Rayya. Bayi kecil yang begitu baik hati bergelung dalam rahimnya, hanya bisa dapatkan derita. Jeonghan kalah oleh keadaan. Ia tidak becus membuat Rayya mendapatkan kasih sayang Ayahnya sendiri karena Jeonghan begitu egois dan manja dengan lari daripada bertahan di dalam rumah yang begitu ia impi-impikan sejak ia mengiyakan lamaran Seungcheol di parkiran mobil yang ternyata awal dari kehancuran hidupnya.
Jeonghan hanyalah orang tua tidak bertanggung jawab yang membuat Rayya bayi kecilnya, terpisah jauh dari Ayahnya sendiri. Jeonghan lemah karena tidak kuat berbagi suami. Egois.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Life
FanfictionPositive. 'Seungcheol akan senang kan?' 'Seungcheol mau ini juga kan?' 'Is it really okay?' Jeongcheol ⚠️ mpreg, angst, major character death