|Eureka! Satu kata dari bahasa Yunani yang sering digunakan untuk menggambarkan momen pencerahan atau penemuan penting. Enam tahun membina rumah tangga, agaknya di moment kali ini, Seungcheol dan Jeonghan bisa memahami si kata ajaib. Ya... akhirnya mereka menemukan penemuan penting!|
. .
WARNING! 21+
"Kenapa Ayah sama Yanda berdua terus sih?" si cantik Aluna, melipat tangan di dada sembari cemberut. Kesal luar biasa, setiap hari rasanya Ayah dan Yandanya selalu menempel berdua. Belakangan malah sering keluar negeri bersama, berdua saja tanpa anak-anak. Kan Aluna jadi sebal!
"Ya karena Ayah suami Yanda~"
"Hahahaha..." itu Seungcheol, tertawa sembari memasukkan baju kotor ke dalam keranjang cucian. Hari Jumat malam Sabtu, sudah jadwalnya semua orang tidur di kamar utama. Kali ini, tak bisa dibiarkan mengawali lelap dengan tenang karena ada Aluna yang bertanya-tanya. Dan beginilah nasib Seungcheol menikahi generasi milenial angkatan akhir macam Jeonghan, celetukannya agak kurang tertib terdengar. Tapi lucu juga, duh selera humor bapak-bapak.
"Tapi Kakak anak Ayah! Anak Yanda!!" bisa saja anak Jeonghan menjawab. Iya bener sih kak.
"Tapi kan suami Yanda. Kalo menikah tuh berdua. Ayah sama Yanda, ya berduaan terus lah!" Jeonghan sedang dalam mode mengerjai bocah. Hidupnya minggu ini sedikit kurang drama, jadi kita bikin-bikin saja dramanya.
"AYAAHHHH!!!" tak terima dan sudah ngantuk total, Aluna yang merasa pertanyaannya dijawab kurang memuaskan memilih mengadu pada sang Ayah. Sementara Seungcheol menghampiri si cantik setelah ia selesai cuci tangan.
"Apasih anak Ayah cantik~"
"ARA CANTIK JUGA!!" ada bunyi PLOP! keras kala si kembar, Ara melepas sedotan sippy cup dari mulutnya, anak itu sudah berbaring sembari menggaruk perut buncitnya tapi masih sempat menimpali ucapan sang Ayah.
"Ara itu boy, gak cantik!" Rayya menurunkan buku yang ia baca dari pandangannya. Nadanya datar, jengah harus bolak-balik memberitahu adiknya satu ini mengenai perbedaan laki-laki dan perempuan.
"Yanda boy cantik! Ara cantik juga!" alis tebalnya menyatu ke tengah. Tak terima. Mas Rayya ini bagaimana ya? Masa Yanda tidak diakui kecantikannya?
"Beda. Yanda beda! Yanda cantik kayak Kakak. Kamu gak cantik, Ara. Gak cantik banget!" padahal bukan begitu sih maksud Rayya. Di rumah ini yang cantik hanya Yanda dan adik perempuannya. Masa Ara yang bulat sempurna dengan rambut mangkok begitu dibilang cantik? Sakit mata apa?
"Ara cantik pokoknya kayak Kakak! Iya kan Yanda ya? Ara anak Yanda jadi cantik, Mas jelek!"
"Eittss... udah.. Udah... semua cantik! Udah, tangannya! Rayya! Ara!" Seungcheol turun ke arena perang bahkan sebelum perang itu pecah. Ara sudah ancang-ancang melempar sippy cup-nya sementara Rayya meraih remote AC. Demi Tuhan, Seungcheol baru kembali dari kantor, kenapa ada saja atraksi begini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Life
FanfictionPositive. 'Seungcheol akan senang kan?' 'Seungcheol mau ini juga kan?' 'Is it really okay?' Jeongcheol ⚠️ mpreg, angst, major character death