"Cheol waktu kecil juga seneng kalo kayak gitu..."
....
"Ini serius mau dipotong rambutnya?" entah sudah berapa kali Seungcheol menanyakan pertanyaan yang sama. Berulang-ulang sembari mengelus pelan rambut lurus Aluna dengan sayang.
Jeonghan lagi-lagi memutar bola matanya malas, "Mas, yang tiap pagi ribet nguncirin itu aku, belum lagi yang kecil maunya nnen abis bangun tidur, yang gede nanya seragam, yang tengah minta ganti kotak bekelnya, kamu minta dipakein dasinya. Gak sempet. Ribet. Udahlah..."
Hari ini Jeonghan sudah mantab untuk membawa Aluna potong rambut. Anaknya setuju, asal rambutnya masih terlihat bak Putri Salju, no problem.
"Kakak mau potongnya gitu Ayah!" Aluna pun sudah berkali-kali memperlihatkan pada Ayahnya potongan rambut bob ala-ala Snow White yang bulan ini begitu ia damba-dambakan setelah kemarin cosplay menjadi Moana. Ayah ini bagaimana? Tidak pengertian!
Raut wajah Seungcheol masih sendu, duh...dia selalu suka sekali cantik-cantiknya miliki rambut panjang yang bisa ia elus. Seungcheol pertama kali merasa patah hati saat Jeonghan memutuskan potong rambut ketika Rayya baru berusia dua minggu. Gerah katanya. Lagipula, menyulitkannya menyusui Rayya juga. Harus diikat lah, harus dijepitlah agar rambutnya tak menutupi wajah Rayya saat Jeonghan agak menunduk atau menyusui sembari berbaring di ranjang.
Lalu sekarang ini.
Aluna, si anak perempuan satu-satunya. Memutuskan dengan mantab dan lantang untuk memotong rambut sepunggungnya hingga sebahu. Ayah mana yang tak hancur?
"Lebay deh ah.."
Ya memang.
Tapi Seungcheol tak bohong kalau ia sedih benar.
"Kak, dirapiin ajalah Kak.."
"Hhmmm...maunya segitu!" Aluna tak menggubris Ayahnya, sibuk memakai gelang di tangan kanan dan jam tangan di tangan kirinya. Potong rambut di Sabtu cerah bersama Yanda dan Nenek di mall dekat rumah. Artinya ia bisa jalan-jalan, berlama-lama di salon dan minta dibuatkan nail art. Penampilannya harus cantik dan all-out bukan?
"Itu poninya udah nutupin mata, kemaren diwhatsapp sama Mrs. Wendy. Kalo belajar juga si Kakak suka ribet sama rambut padahal udah dikuncir. Udah deh, Mas..." Jeonghan memasukkan handsanitizer dan tisu basah ke dalam Birkin Togo 35- nya. Bersiap berangkat sebelum tiga bocah laki-lakinya berubah pikiran dan merengek ingin ikut juga.
Duh, Jeonghan itu agendanya mau merapikan rambut, facial, dan spa. Yaa... meni-pedi juga. Pokoknya mau rileks dan leha-leha mumpung suaminya bilang tak ada agenda outdoor activities bersama anak-anak seperti weekend yang sudah-sudah. Kesempatan untuk Jeonghan bernafas barang sejenak.
"Ayah sedih banget..."
"Ayah, tapi Kakak mau. Kakak suka. I think about it a lot because I want to feel pretty, and I love it. Kan harus love ourselves, Yah. I do love it!" Aluna sudah mau 6 tahun, anak perempuannya tumbuh begitu cantik dan agak lebih cepat dewasa dibanding tiga saudara laki-lakinya. Yang paling paham merawat diri, mencintai diri sendiri, paham apa yang diingini...
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Life
FanfictionPositive. 'Seungcheol akan senang kan?' 'Seungcheol mau ini juga kan?' 'Is it really okay?' Jeongcheol ⚠️ mpreg, angst, major character death