Seungcheol bisa kan?
---*---
"Ayo turun dulu..." Seungcheol memarkirkan mobilnya di depan sebuah kedai di ujung jalan tower apartment mereka. Jeonghan yang tadinya ingin memejamkan mata sebentar, mengernyit bingung.
"Kok berhenti di sini?" Jeonghan menatap Seungcheol yang memajukan tubuhnya, membantu membuka seatbelt Jeonghan.
"Hai Adekk!" bukannya menjawab, Seungcheol malah mencium perut Jeonghan yang menyembul lucu, menyapa bayinya dan disambut tendangan pelan.
"Di rumah gak ada makanan, kita makan di sini dulu aja. Bentar lagi makan malem, ada Pho juga di sini, cobain yuk?"
Mata Jeonghan berbinar mendengar Pho yang ia idam-idamkan beberapa hari lalu namun tak sempat ia cicipi karena harus masuk rumah sakit beberapa hari lalu. Hari ini, dia sudah diijinkan pulang dan Jeonghan bersyukur ia tak perlu bedrest seperti saat di Singapura waktu itu.
"Halo, what do you want to order?" laki-laki jangkung dengan kulit kuning langsat menyambut mereka dengan senyum cerah di belakang meja kasir.
"Sayang mau Pho sama minumnya apa?" Seungcheol menatap Jeonghan yang sibuk melihat buku menu.
"Aku thai tea aja, Mas mau makan apa?"
"Samain sama kamu aja kali ya atau menurut kamu enaknya apa? Biar kamu bisa coba juga."
"Eh maaf Mbak, Mbak orang Indonesia?"
Kepala Jeonghan bergerak cepat menatap penjaga kasir dengan mata membulat. Seungcheol mati-matian menahan tawa di sebelahnya.
"Iya, Masnya orang Indo juga?"
"Wooaaahhh seneng banget ketemu orang Indo di sini!! Jujur saya sering keliatan Mas yang ini belanja daging di sebelah, mau nyapa soalnya pernah kedengeran pas nelfon kok pake bahasa Indonesia, kayaknya tinggal deket sini. Saya sungkan mau nanya, ternyata ketemu di sini. Btw, saya Mingyu." laki-laki itu tersenyum pada Seungcheol, 'Mas' yang ia maksud. Seungcheol memang sering belanja daging di minimarket Turki di sebelah kedai ini karena varian dagingnya lengkap dan buka hingga malam hari.
"Iya, kami orang Indonesia. Masnya orang mana?" Seungcheol balik bertanya.
"Saya asli Jogja Mas, cuma tinggal di Jakarta terus lagi kursus bikin kue di sini. Saya kebetulan part time jadi chef sama kasir di Mill's Meal. Silakan Mas, tadi pesenannya jadi Pho sama Thai tea ya?"
"Hmmm Pho satu, Thai tea satu, padthai satu, sama teh botol yang no sugar ya."
"Siap Mas, silakan duduk. Bisa di mana aja karena ini last order. Jadi kedai cuma buat Mas sama Mbak aja. Monggo Mas.." Mingyu masih tersenyum secerah mentari melihat dua diaspora Indonesia yang menjadi customernya. Selama 3 bulan bekerja part time di kedai, yang berkunjung ke sini rata-rata adalah orang Thailand dan Vietnam, jarang ada orang Indonesia karena kedainya yang berada di daerah 'khusus'. Tidak banyak orang Indonesia di sekitar sini karena harga sewa hunian yang mahal dan ini bukan bulan yang tepat untuk berwisata.
"Silakan Mas, padthainya, Pho, Thai tea, sama teh botol no sugar, mau pakai es atau gimana Mas?"
"Gak, gak usah. Terima kasih ya Mingyu."
"Sama-sama Mas, mari Mbak..." Mingyu kemudian keluar, terlihat mengangkat beberapa kursi dan meja karena memang mereka harusnya tutup. Hari ini owner kedai sedang berlibur ke Irlandia dan Mingyu mendapat jatah untuk pulang lebih cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Life
FanfictionPositive. 'Seungcheol akan senang kan?' 'Seungcheol mau ini juga kan?' 'Is it really okay?' Jeongcheol ⚠️ mpreg, angst, major character death