IF I (I Can Hear Your Voice, Ara!) Chapter 2

1.2K 54 2
                                    


"Ini tidak bisa hilang ya? Yanda tidak bisa kurus ya?"


---*---


"Ayo dong Ara, nanti terlambat!" Rayya menarik pelan tangan adiknya yang masih bergelung di dalam selimut. Sudah pukul 7 pagi tapi adik kecilnya masih tak mau beranjak dari kasur. Padahal ia tau, bocah itu sudah bangun dari tadi tapi tak mau segera mandi.

"Gak sekolah tau Ara."

Nice info, gan. Abang Ichan sering bilang begini.

Rayya memutar bola matanya malas. Hari ini ia ada jadwal menempel dan menggunting (kesukaannya di TK), jadi ia mau berangkat lebih awal agar bisa menyiapkan kertas lipat berwarna yang sudah ia beli bersama Ayah kemarin lusa, tapi lihatlah adiknya! Malah malas ke sekolah.

"Males ih Ara!" Aluna datang dengan gulungan handuk di kepala, sehabis keramas bersama Mbak Mirna yang agaknya meninggalkan Ara di kasurnya dan memilih membantu si Kakak mandi duluan.

"Ayo dong Ara! Tinggal mandi aja ih! Tidak boleh membolos!" Rayya mengacungkan telunjuknya ke atas, seperti Bapak dan Ibu di billboard yang biasa ia lihat. Memperingatkan Ara.

"Sakit Ara." anak laki-laki itu memutar badannya di atas ranjang besarnya dan makin menenggelamkan badannya ke dalam selimut.

"Kok belum pada sarapan?" Seungcheol masuk. Heran melihat tiga anaknya malah masih berkumpul di dalam kamar Twiniez. Ia melirik Aluna yang rambutnya sedang dikeringkan dengan hairdryer dan Rayya dengan seragam lengkap bersiap naik ke atas kasur, kemudian si bungsu....hhhh....

"Ara, ayo bangun nak. Terlambat nanti. Kok belum mandi jam segini?" Seungcheol menarik pelan selimut bocah itu tapi gagal. Ara menggenggamnya erat-erat.

"Sakit Ara." kata itu lagi. Padahal jelas-jelas bocah ini segar sekali, bahkan ia yang membangunkan Ayah dan Yandanya tadi pagi. Tiba-tiba saja mengeluh sakit?

"Gak anget kok Ara. Ayo sayang jangan alesan. Udah ayo mandi dulu sama Mbak Mirna terus sarapan." Seungcheol naik ke ranjang, mengusap kening anaknya. Tidak panas.

"Makan dulu Ara." bocah itu terduduk kemudian turun dari ranjang. Melewati kakak-kakaknya dan Seungcheol. Perlahan turun ke lantai bawah.

"Yanda, mamam!" Ara cepat duduk di kursi meja makan menghampiri Yandanya yang sedang menyiapkan miso sup dan chicken katsu untuk sarapan.

"Lho kok belum mandi? Mbak Mirna mana?" Jeonghan bingung karena Ara masih dengan piyama lengan panjangnya malah duduk dan asik menggoyangkan kakinya yang menggantung, menunggu Jeonghan menuang sup.

"Ara mam dulu." Ara mendorong pelan mangkuk kecil di depannya, memberi kode pada Jeonghan untuk mengisi dengan miso sup kesukaannya.

"Ara kok gak mandi dulu nak? Terlambat nanti." Jeonghan mengusap rambut lembut Ara. Berusaha sabar karena masih terlalu pagi untuk meledak.

"Ara gak mau sekolah Yanda!" itu Rayya. Dengan kaos kaki bahkan sudah terpasang dan tas sekolah yang ia gendong di punggungnya. Di belakang si sulung, ada Aluna dengan jepit manis menjepit poninya dituntun Mbak Mirna melewati tangga dan Seungcheol yang pagi-pagi sudah menghela napas berat. Ia tidak boleh telat hari ini karena ada meeting penting tentang proyek jangka panjang perusahaan yang harus ia hadiri pagi-pagi sekali.

"Araaa..." Jeonghan menoleh pada si kecil yang diam-diam sudah menggigit chicken katsu yang ia ambil dari meja saji.

"Sakit Ara. Gak usah sekolah kalo sakit." Ara menatap Jeonghan serius.

Second LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang