Chapter 12

6.2K 446 17
                                    




Enjoy Readers!



Beberapa menit pun berlalu akhir Jungkook keluar dari kamar mandi mentap sekeling kamar dan yang dia dapati hanyalah ke kosongan.

Jungkook mengedikkan bahu-cuek. Apa yang diharapkan? Cemburu? Tentu saja tidak. Hubungan mereka belum sampai pada tahap dimana mereka menyukai dan patah hati jika salah satu diantara mereka memiliki hubungan dengan orang lain. Jika itu kecewa,mungkin Jungkook merasakannya. Tapi,hanya sebatas dia kecewa bahwa Taehyung tidak menepati janjinya untuk menjadi suami normal selama 3 bulan. Tapi mau bagaimana lagi? Toh jika itu Jungkook,dia juga masih dengan bayang-bayang Woong Yeo. Jadi mereka berdua sama.

Jungkook bergegas membuka lemari pakaiannya untuk mencari baju yang santai buat di pakainya.

"Luar biasa,dulu aku pikir ngga ada bedanya kaos oblong merk Celine maupun Gucci. Sama-sama baju,tapi sekarang setelah memakai,emang  gini ya rasanya nyoba barang yang ada harga ada wujud.Harganya menentukan kualitasnya." Jungkook bergumam seorang diri di depan cermin kamarnya dengan Taehyung. Kaos yang dipakainya terasa halus dan nyaman. Mengamati penampilannya yang memakai kaos bermerk Gucci berlengan panjang berwarna putih  dipadukan dengan celana pendek diatas lutut berwarna abu-abu. Jungkook seolah merasa auranya keluar dengan banyaknya duit yang bertengger di badannya. The power of money buat beli barang mewah memang nyata!

Jungkook sangat menyukai perpaduan ini. Kaos itu di masukan kedalam celana pendeknya sehingga membuat tubuhnya yang ramping terlihat baik. Awalnya dia ingin memakai kaos oversize di padukan dengan celana bahan yang kebesaran. Namun menurut nya itu kurang cocok apalagi di dalam rumah.

Selesai berpakaian Jungkook menuju dapur untuk mencari camilan buat menemaninya di depan tv.
Setelah sampai di depan kulkas Jungkook bergumam.

"Aku menyukai baju ini,nyaman sekali." Katanya sambil memilih minuman yang akan diambilnya.

"Ya, aku rasa itu memang cocok untukmu."

Jungkook hampir saja melompat saking kagetnya ketika mendengar sebuah suara yang tiba-tiba saja datang dari arah belakangnya. Saat melihat siapa pemilik suara itu, mata Jungkook langsung membulat.

"Kamu?"

"Hai! Aku rasa kita bertemu lagi," kata lelaki yang kini bersandar di samping meja dapur sambil tangannya bersedekap di dada.

"Bagaimana bisa kamu..." Jungkook membekap mulutnya. Lelaki ini tidak menguntitnya,kan?

"Jangan berburuk sangka,bahkan jika aku seorang pemain. Aku tidak akan bermain dengan kakak iparku sendiri,"kata Daeho  seolah menjawab pandangan curiga Jungkook.

"Hah?" Jungkook melongo.

"Bagaimana? Sungguh kejutan bukan?" Pemuda itu menaik turunkan alisnya-menggoda.

Di tempat lain-ruangan private VIP, Taehyung masih duduk bersama dengan Hae Jin. Setengah jam mereka didalam, Taehyung bahkan tidak ingat apa yang mereka bicarakan. Kebanyakan pertanyaan datang darinya dan Hae Jin yang meresponnya dengan singkat.

Sampai pesanan makanan mereka datang,gadis itu menggeser menu yang telah di pesankan oleh Taehyung. Membuat Taehyung angkat bicara lagi,"kamu tidak suka?"

Taehyung ingat sekali bahwa itu adalah makanan kesukaannya. Taehyung melihat Hae Jin menggelengkan kepalanya,

"Aku sedang diet, lagipula sebentar lagi aku ada pemotretan sebuah brand yang terkenal. Aku tidak mau terlihat gemuk.

"Itu hanya setengah piring daging lagi pula sambil kamu berjalan itu akan tercerna."

"Taehyung,kamu masih tidak berubah. Kamu selalu menilai sesuatu dengan perspektifmu sendiri tanpa melihat perspektif orang lain."

Gerakan tangan Taehyung yang mendorong  piring kepada Hae Jin mendadak berhenti. Dia mendongak hanya untuk mendapati wajah Hae Jin yang tersenyum tipis.

"Tapi aku suka sisimu yang selalu memperdulikanku,"kata Hae Jin. Gadis itu lantas mengambil sendok dan garpu,menusuk salah satu daging yang ada di piring dan memasukan kedalam mulutnya.

"Ini enak! Aku sudah lama tidak makan daging,"lanjutnya. Taehyung tersenyum,ada perasaan lega ketika Hae Jin memakan makanan yang telah dipesan untuknya. Ini memang seperti dulu. Kata perpisahan seolah menjadi samar hanya karna mereka kembali bertemu.

Tapi saat Taehyung hendak memakan makanannya,bayangan pemuda manis yang cerdas itu tiba-tiba terlintas dikepalanya. Seketika Taehyung terperanjat. Dia lupa pada Jungkook! Berapa waktu berlalu? Apa pemuda manis itu sedang menunggunya?

"Taehyung?"

"Ya?"

"Apa kamu memikirkan sesuatu? Aku memanggilmu daritadi tapi sepertinya kamu kurang fokus."

"Hae Jin,maaf. Aku lupa bahwa aku memiliki janji lain. Sepertinya pertemuan ini harus kita akhiri dulu. Aku akan keluar duluan agar kamu tidak terlihat wartawan. Aku akan menghubungimu lagi nanti." Taehyung segera meletakkan sendoknya dan segera berdiri.

"Apa? Tapi kita..."

"Aku pergi dulu." Potong Taehyung tanpa memberi waktu Hae Jin untuk menyela. Taehyung langsung keluar dari ruangan meninggalkan Hae Jin yang menatap lelaki itu dengan pandangan tak percaya. Hae Jin menggertakkan giginya,bayangan Taehyung yang menggandeng tangan pemuda di bandara terlintas  di ingatannya.

"Siapa pemuda itu?" Hae Jin bersumpah akan mencari identitas pemuda itu.

Disisi lain,ketika Taehyung keluar dari pintu lift dia langsung berlari menuju pintu keluar dan buru-buru masuk kedalam mobilnya. Sepanjang jalan Taehyung terus memikirkan pemuda itu,sedikit merasa bersalah karena dia tidak pamit ketika hendak menemui mantannya itu. Taehyung mendadak cemas memikirkan hal itu.

Batin Taehyung mulai berkecamuk. Dari perasaan bersalah,kini berubah menjadi amarah. Bahkan rasionalnya berkata dia tidak pantas marah. Karena dia juga melakukan hal yang sama.

"Apa yang kalian lakukan? Sehingga tidak menyadari kehadiranku disini?"





















TBC.

Happy reading💜💜
Typo manusiawi🤗🤗

Dikasi segini dulu biar turun naik😂😂😂

Perfect Husband ||Taekook||©Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang