Chapter 14

6.4K 466 13
                                    




Enjoy Readers!


"Luar biasa, aku kira kamu akan menghilang sampai malam atau tidak datang sama sekali." Daeho berujar sambil menatap kakaknya itu.

Tangannya bergerak mengulurkan tisu kearah Jungkook,namun di tahan oleh Taehyung. Sebagai gantinya, Taehyung memberikan tisu kepada Jungkook.

"Bersihkan mulutmu atau apa perlu aku yang membersihkannya,sayang. " Ujar Taehyung pada Jungkook. Baru saja Jungkook hendak mengambil tisu itu,kali ini giliran Daeho yang menepis tangan kakaknya itu.

"Hati-hati,bau parfum mahal itu kadang membuat kita tidak enak makan." Katanya.

"Yaakkk... Kim Daeho jaga sikapmu pada ipar dan kakakmu." Taehyung mendesis menahan rasa kesal pada adiknya itu.

"Kim Taehyung yang terhormat aku takut sebentar lagi kamu yang akan jadi kakak iparnya." Daeho membalas dengan wajah nakal.

Memanggil nama lengkap adalah kebiasaan mereka jika telah mencapai puncak kekesalan.

"Kim Daeho." Taehyung tidak tahan lagi. Tangannya yang semula di tahan,kini menepis dan keinginan untuk memukul adiknya mendadak muncul.

"Apakah seorang suami yang meninggalkan istrinya demi menemui wanita lain yang jelas telah meninggalkannya,apa masih bisa disebut suami?"

Taehyung yang tadinya emosi,mendadak terdiam dan merasa bersalah. Pertama dia emosi karena berpikir Jungkook tidak izin dengan dirinya ketika keluar bersama Daeho adiknya. Namun setelahnya, Taehyung lebih marah ketika tahu lelaki yang berdiri disampingnya adiknya itu adalah orang yang di suruh pak Kang untuk bertemu Jungkook.

Suasana menjadi tegang. Orang suruhan yang memang bertugas di sini di pusat Twentyseven sengaja pak Kang tugaskan untuk memberikan sampel disini biar hemat biaya dan waktu katanya,hanya  bisa terbengong-sama sekali tidak paham apa yang mereka bicarakan. Lelaki itu mendorong kotak tissue pada Jungkook.

"Ini nona,lap dulu bibirnya." Kata orang itu dengan tampang tak berdosanya. Jungkook ingin sekali mencolok matanya. Ya Tuhan...ini orang ngga liat apa kalau aku ini laki-laki masa di panggil nona sih ish kesel deh mana ngga tau situasi dan kondisi lagi.

Benar saja,baru saja orang itu berucap sepasang mata itu langsung menatap tajam dirinya.

Orang itu terdiam sebentar,sebelum dengan polosnya dia bertanya pada Jungkook,"aku salah apa?"

"Ngga salah,tuan. Makasih tisunya," jawab Jungkook cepat. Pemuda manis itu melewati tangan kokoh yang masih di hadapannya untuk meraih tissue dan mengelap bibirnya. Jujur saja,dia sangat gugup. Dari reaksi dan ucapan Taehyung, sepertinya lelaki itu cemburu. Boleh geer tidak sih.

"Oh Jungkook?" Seseorang yang baru datang ntah darimana. Sambil tersenyum memandang Jungkook.

Apalagi ini?kenapa nambah lagi,satu aja belum kelar malah datang lagi. Tahu darimana dia kalau aku disini?
Apa jangan-jangan Nuna Jinju memberitahunya? Batin Jungkook.

"Ah iya,aku lupa tujuan ku kemari karena di suruh pak Kang menjadi perwakilan dari cabang di Seoul untuk bertemu orang yang akan memberikan sampel kepadamu Jungkook."jelasnya.

Taehyung mendengus mendengar perkataan lelaki itu,menarik kursi yang disamping Kanan Jungkook lalu duduk. Dan yang memanggil Jungkook sebelum nya juga ikutan duduk disamping kiri Jungkook. Meskipun telah di pisahkan oleh meja,namun tatapan mereka masih saling mengunci satu sama lain,apalagi Taehyung lelaki itu menatap tajam seolah ingin membunuh lelaki di hadapannya itu. Merasa bahwa tindakannya tidak akan berhenti, Taehyung akhirnya membuka suara.

Perfect Husband ||Taekook||©Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang