Chapter 81

4.5K 435 40
                                    




Enjoy Readers!



"Tidak." Sekali lagi Taehyung mengeluarkan satu kata itu selama belasan menit lalu.

Wajah lelaki itu sangat dingin. Tapi di depannya ada seseorang tak kalah dingin yang ngotot padanya.

"Dasar gila! Bersikaplah profesional! Ini sudah tertanda tangan di kontrak. Ini hanya kurang adegan terakhir yang tertunda. Siapa yang menunda? Kamu!"

Taehyung tidak terima. "Hallo, tuan Choi Minki yang terhormat, luar biasa sekali ucapanmu. Aku kecelakaan dan kau mengatakan aku menunda?" Jawab Taehyung.

"Iya! Kenyataan memang begitu!" balas Minki.

Random sekali memang jika dilihat. Keduanya sedari lima belas menit lalu bertengkar dengan bahasa campuran. Satu meledak-ledak antara bahasa Inggris dan Korea. Kadang tersempil bahasa Jepang. Tapi yang diajak bicara akan selalu menjawab dalam bahasa Belanda.

Keajaiban sekali, keduanya bisa langsung menanggapi tanpa Ngelag di tengah percakapan mereka.

"Itu suamimu sama temanmu, aman?" Soo Hwa meletakkan cemilan di atas meja, di depan Jungkook dan Genk nya.

"Aman, eomma. Udah. Biarin aja, teman lama suka gitu," jawab Jungkook kalem.

Aman? Soo Hwa  malah mengira kalau dia tidak menyingkirkan pisau kebun, mereka akan mulai saling lempar pisau. Tapi karena anaknya bilang begitu, Soo Hwa hanya mengedikkan bahunya.

"Ya sudah, eomma ngga ngerti gaya berteman anak zaman sekarang."

"Tenang imo! Saya anak jaman sekarang, tapi saya juga ngga ngerti! Mau mereka atau ucapannya imo!" Sergah Melva jujur, yang membuat Soo Hwa tertawa.

"Ada-ada aja kamu, Mel. Oh ya, mau dibikinin cookies? Kalau mau, imo sekalian buatin."

"Nggak usah repot-repot, imo. Ini aja cukup. Kalau ditambah, ya sukur. Puji Tuhan..." kali ini Dahlia lah yang menjawab.

Asli! Dari tadi mulutnya tidak berhenti mengunyah sejak di kediaman Jungkook.

"Ya udah, tunggu ya. Jangan pergi kantor dulu. Pokoknya nunggu sarapan kedua dulu dari imo."

"Nikmatnya..."

"Rezeki anak baik!"

Melva dan Sea bersorak bersama. Suaranya menyaingi perdebatan Taehyung dan Minki.

Jungkook langsung tertawa terbahak-bahak. Asli, dia kangen sekali tingkah random mereka. Tapi Jungkook juga mengelus-elus perutnya sambil bilang amit-amit. Ya gimana ya...memang asyik sih. Tapi jangan sampai anaknya sesomplak sahabat-sahabatnya itu, deh! Bisa kesal bukan main nanti Jungkook.

Jinju ikut membantu mengelus perut Jungkook dan berkata, "Amit... amit...jabang bayi. Jangan ampe kelakuan mirip mereka berdua."

"Ye...temen, lo kalau itu, mah. Males gue," sahut Dahlia.

Melva dan Sea malu sendiri jadinya. Yang oleng dua anak, malunya tanggung berempat. Untung saja ibu Jungkook sudah ke dapur.

"Laper ajhumma...? Kagak jadi diet ?" Sindir Jinju pada Melva

"Apa itu diet? Kata Jungkookie kalau ada makanan jangan ditolak. Sayang!" Balas Melva.

"Dih...itu sih, akal-akalan, Lo aja! Nanti abis ini lihat timbangan ke kanan, pasti nangis-nangis sok teraniaya."

"Halah, ngga!" Melva membantah.

Jinju dan Dahlia hanya memutar matanya. Lagu lama kalau nanti Melva menangis melihat timbangan. Lalu mempertanyakan kenapa berat badannya naik padahal makannya sedikit. Sok amnesia kalau sering kalap makan seperti saat ini.

Perfect Husband ||Taekook||©Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang