Hari ini, seluruh siswa masuk sekolah seperti biasa. Saat Haidar berjalan, ia melihat gadis yang namanya ada di hatinya dan langsung berjalan di samping gadis itu. Ia mengikuti langkah kaki gadis itu sampai di depan kelas sang gadis.
“Ngapain lo?” tanya Rania.
“Cuma mau jaga punya gue.” Ucapnya sambil tersenyum dan langsung pergi.
Begitu Rania berbalik, semua pasang mata yang ada di dalam kelas langsung menatap tajam ke arahnya. Terlebih lagi para perempuan. Mereka langsung saling berbisik setelah melihat Haidar mengantar Rania sampai depan kelas.
Itu si Rania sebenernya ada hubungan apa sih sama Haidar?
Tau nih, sejak kecelakaan dia jadi deket ama Haidar!
Yoi, mana si Haidar selalu bilang kalo Rania punya dia lagi!
Btw, Haidar juga sering ke kelas kita buat nemenin si Rania doang ngga sih?
Bagus sih, kita jadi bisa konsumsi vitamin pagi.
Ya tapi cewek yang dia datengin ngga perlu Rania dong!
Iya sih, sok alim doang. Padahal mainnya ama cowok terooos…
Kira-kira, itulah yang mereka gosipkan. Rania langsung berjalan menuju mejanya. Eva dan Icha langsung membalikkan badan ke arah Rania.
“Lo ngga sebel apa digosipin?” tanya Eva.
“Iya, mana yang sebenernya deketin lo si bocah tengil lagi!” timpal Icha.
“Ya sebel lah! Tapi gue males nanggepinnya. Buang-buang energi.” Jawab Rania.
Haidar pergi ke kelasnya sambil tersenyum lebar. Seluruh siswi yang melihat senyuman Haidar itu langsung berteriak heboh ada juga yang keheranan. Siapakah perempuan yang membuat Haidar sampai tersenyum lebar seperti itu? Semenarik apapun perempuan yang lewat di depannya, Haidar tidak berniat menatap mereka.
Itu cewek siapa sih?
Kegatelan banget ngga sih?
Padahal kita duluan yang deketin Haidar.
Rill, usaha udah mati-matian juga!
Melet tuh dia!Kira-kira, itulah perkataan yang Haidar dengar saat ia menyusuri koridor untuk masuk ke dalam kelasnya. Perkataan para perempuan tadi benar-benar mengganggu Haidar. Tentu saja, siapa yang terima jika gadis yang disukai terlebih akan menjadi istrinya itu dikatai oleh orang-orang tidak berotak?
Haidar langsung menghampiri 3 perempuan yang sejak tadi membicarakan Rania. Ia berjalan mendekati salah satu perempuan hingga membuat perempuan itu terus mundur ke belekang dan punggungnya menabrak dinding ang bernotaben sebagai bos di antara 3 perempuan tadi. Namanya adalah Belva.
Tentu Haidar tahu siapa Belva. Karena gadis itu selalu menyatakan perasaannya kepada Haidar setiap saat. Bahkan sampai sekarang pun ia masih melakukannya. Ia semakin sering menyatakan perasaannya kepada Haidar semenjak ada gosip bahwa Haidar sedang dekat dengan Rania.
“Lo punya otak, kan?” tanya Haidar sinis pada Belva.
“What?” tanya balik perempuan itu tidak mengerti.
“Lo kalo mau ngomong, ngotak, lihat dulu, siapa yang lagi lo omongin!” ucap Haidar sinis.
Setelah mengatakan itu, Haidar langsung pergi meninggalkan perempuan tadi dengan perasaan yang penuh emosi. Belva menatap kepergian Haidar dengan tatapan penuh emosi. Ia mengepalkan kedua tangannya dengan kuat.
“Va, lo ngga pa pa?” tanya 2 teman Belva khawatir.
“Gue ngga akan kalah dari cewek sok alim itu!”
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Menurut kalian, apa alasan si Belva ini benci sama Rania?
Ada yang bisa nebak ga?
Btw, kalian suka tipe cerita ini ga?
Kalian boleh banget kasih komentar, kritik, atau saran kalian supaya cerita aku kedepannya bisa lebih bagus lagi.
Jangan lupa masukin ke reading list,
share, dan vote terus ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
MUST END (REPUBLISH)
Romance13+ Rania Adiningrum, seorang gadis remaja berusia 17 tahun yang memiliki kehidupan tidak seperti remaja pada umumnya. Ia tidak pernah pergi ke mall bersama teman, ke tempat disco, ataupun bermain dan bersendagurau dengan sahabat. Semua itu terjadi...